Suara Karya

Berkat Program JKN, Turyati Jalani Perawatan Saluran Akar Gigi Tanpa Iur Biaya!

JAKARTA (Suara Karya): Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk kesehatan gigi, ternyata mencakup tindakan yang lebih luas, tak sekadar cabut, tambal dan scaling (pembersihan karang gigi), tetapi juga perawatan saluran akar gigi (endodontik).

Hal itu dialami Turyati (64) yang akhirnya sembuh dari sakit giginya, setelah 2 bulan menjalani perawatan endodontik secara intensif di Rumah Sakit Bhakti Mulia, Jakarta Barat.

“Awalnya, gigi saya terasa sakit setiap makan. Sudah minum obat beli di apotik, tapi tidak kunjung sembuh. Akhirnya saya pergi berobat ke Puskesmas Kebon Jeruk, lalu dirujuk ke rumah sakit Bhakti Mulia,” ujarnya.

Turyati mengaku sempat deg-deg berobat ke rumah sakit, takut harus bayar biaya tambahan. Karena informasi dari kerabat maupun tetangganya, perawatan saluran akar di beberapa klinik gigi swasta terbilang mahal.

“Alhamdulillah, gigi geraham yang awalnya sakit lalu merembet ke gigi lainnya, sudah tidak sakit lagi. Selama berobat, saya tidak dipungut tambahan biaya lagi. Semuanya gratis,” tuturnya.

Ia kembali mengucap syukur dan mengaku terbantu dengan adanya program perawatan gigi gratis, berkat Program JKN.

Sekadar informasi, perawatan endodontik merupakan salah satu penanganan infeksi, yang jika tidak dilakukan cepat dan tepat dapat mengancam kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan.

Perawatan endodontik atau saluran akar gigi membutuhkan beberapa tindakan yang cukup rumit, sehingga biayanya menjadi cukup mahal.

Sebagai peserta JKN, Turyati mengaku lega karena penyakitnya bisa diatasi dengan cepat. Apalagi tidak ada biaya tambahan selama pengobatan yang berlangsung selama 2 bulan tersebut.

“Proses administrasi selama berobat pun tidak ribet. Maklum, saya sering berobat sendiri tidak didampingi kerabat. Semoga Program JKN berumur panjang, sehingga orang-orang seperti saya terus mendapat manfaat dari Program JKN,” katanya.

Sama seperti masyarakat umumnya, lanjut Turyati, masalah gigi sering diabaikan lantaran tidak tahu jika perawatan saluran akar gigi masuk dalam program JKN. “Orang tahunya ke dokter gigi untuk urusan cabut dan tambal. Selebihnya tangani sendiri kalau sakit,” ungkapkan.

Termasuk Turyati yang mengabaikan rasa nyeri giginya hingga berlarut-larut, sehingga timbul perasaan tidak nyaman. “Mau berobat ke klinik gigi sudah takut biayanya,” ungkapya.

Ia mengaku senang karena dirujuk BPJS Kesehatan ke rumah sakit untuk pengobatan giginya. Bahkan, selama perawatan gigi, Turyati mengaku kagum karena ia dilayani secara serius, bukan yang asal-asalan. Dicari penyebabnya, lalu diobati secara tuntas.

“Kita semua tahu kalau perawatan gigi seperti ini tak hanya bersifat preventif, tetapi juga sangat kompleks. Apalagi kita tidak perlu pusing dengan masalah biaya,” ucapnya.

Menurut Turyati, manfaat Program JKN tak hanya dirasakan dari sisi finansial, tetapi juga kualitas perawatan yang diterimanya. “Dokter dan perawatnya juga ramah. Setiap perawatan dijelaskan secara detail. Saya jadi paham atas setiap tindakan yang berlangsunh selama dua bulan ini,” tuturnya.

Turyati berharap pengalamannya berobat gigi menggunakan fasilitas Program JKN dapat membuka wawasan masyarakat tentang pentingnya melakukan perawatan gigi agar mencapai kesehatan maksimal.

“Bagi peserta JKN, jangan ragu ke dokter gigi. Pelayanannya bagus dan tidak ada iur biaya,” kata Turyati menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts