Suara Karya

Bank DKI Catat Kinerja Positif di 2024, Kredit Tumbuh 2,26% Capai Rp53,18 Triliun

JAKARTA (Suara Karya):  Bank DKI menutup tahun 2024 dengan kinerja yang kuat dan pertumbuhan bisnis yang solid. Sejalan dengan strategi perseroan dalam mendorong akselerasi pembiayaan segmen UKM serta penguatan fundamental keuangan, total kredit dan pembiayaan Bank DKI tumbuh 2,26% menjadi Rp53,18 triliun per Desember 2024, dibandingkan Rp52,00 triliun pada tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank DKI, Agus H. Widodo, menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung perekonomian Jakarta dan sekitarnya melalui pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan.

Segmen UKM Jadi Motor Pertumbuhan

Pertumbuhan terbesar tercatat di segmen usaha kecil dan menengah (UKM), yang meningkat signifikan sebesar 15,47% YoY menjadi Rp2,22 triliun dibandingkan Rp1,93 triliun di tahun sebelumnya. Agus menegaskan bahwa pencapaian ini didorong oleh strategi mitigasi risiko yang lebih baik serta inovasi layanan digital untuk mendorong pertumbuhan UMKM.

“Tahun 2024 menjadi momentum penting bagi Bank DKI dalam membangun fondasi bisnis yang lebih tangguh. Dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian, kami terus mengakselerasi pertumbuhan kredit dan pembiayaan, terutama di sektor UKM yang memiliki potensi besar dalam menopang perekonomian daerah,” ujarnya.

Selain itu, segmen kredit dan pembiayaan konsumer juga mencatat pertumbuhan 5,85%, mencapai Rp23,39 triliun dibandingkan Rp22,10 triliun pada 2023. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) Gross sebesar 2,54% dan NPL Net sebesar 1,06%, menunjukkan manajemen risiko yang disiplin.

Sebagai bagian dari strategi keberlanjutan, Bank DKI juga memperkuat cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) dengan rasio 173,20%, mencerminkan ketahanan permodalan yang solid dan kesiapan menghadapi potensi risiko di masa depan.

Penghimpunan Dana dan Likuiditas Tetap Kuat

Di tengah persaingan ketat dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank DKI berhasil mencatatkan pertumbuhan dengan total DPK meningkat menjadi Rp64,08 triliun dari Rp63,63 triliun pada tahun sebelumnya. Rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) tetap solid di level 43,70%, mendukung efisiensi biaya dana (Cost of Fund).

Likuiditas perseroan tetap dalam kondisi sehat dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 82,99%, memastikan fleksibilitas ekspansi kredit tanpa mengorbankan stabilitas likuiditas.

Prospek 2025: Digitalisasi dan Efisiensi Operasional

Memasuki tahun 2025, Bank DKI menegaskan fokusnya pada pertumbuhan berkelanjutan dengan strategi berbasis digitalisasi, efisiensi operasional, dan pengembangan produk inovatif.

“Kami telah mengambil langkah strategis sepanjang 2024 untuk memperkuat fundamental bisnis, dan ini akan menjadi landasan bagi pertumbuhan lebih agresif di 2025,” ujar Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto.

Bank DKI menutup 2024 dengan laba bersih sebesar Rp779 miliar, mencerminkan kinerja keuangan yang solid dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan di tahun-tahun mendatang. Dengan fundamental yang semakin kuat dan strategi yang terarah, Bank DKI optimistis dapat terus berkembang sebagai bank yang sehat, inovatif, dan berdaya saing tinggi. (Boy)

 

 

Related posts