JAKARTA (Suara Karya): Institut Pariwisata (IP) Trisakti terus memperkuat kolaborasi dengan sejumlah kampus asing yang selama ini menjadi mitra dan alumni.
Diharapkan, kolaborasi akan menempatkan posisi IP Trisakti sebagai perguruan tinggi bidang pariwisata terbaik di Indonesia.
“Alumni juga perlu dilibatkan untuk memperlihatkan ke masyarakat betapa bagusnya pendidikan di IP Trisakti untuk meraih karir terbaik,” kata Rektor IP Trisakti, Fetty Asmaniati dalam acara ‘Trisakti Tourism International Gathering’ di Jakarta, Sabtu (3/6/23).
Sejumlah perguruan tinggi asing yang menjadi mitra IP Trisakti, antara lain International Management Institute (IMI) Switzerland, Burapha University of Thailand, Guilin Touris University of China, Wuxi Institute of Technology China dan UCSI University of Malaysia serta James Cook University asal Australia.
Hadir sebagai narasumber, yaitu Asistant Dean for Student Affairs and Cooperative Education, Lecturer International Hospitality Tourism and MICE Management, Burapha University International College, Thailand, Vorrapob Vivatvanit; dan CEO Pigijo/PT Tourindo Guide Indonesia, Tbk, Adi Putera Widjaja.
Fetty dalam kesempatan itu juga didampingi para wakil rektor dan Pjs Kepala Departemen Bisnis Digital, Ariawan Aryapranata; serta Pjs Kepala Departemen Kewirausahaan, Michael Khrisna Aditya.
Kegiatan tersebut juga membahas dua program studi (prodi) baru IP Trisakti, yaitu kewirausahaan (entrepreunership) dan bisnis digital. Dua prodi tersebut dikembangkan dengan kualitas global dan keahliannya sesuai dengan kebutuhan industri.
“Kami ingin dua prodi baru ini memperkuat posisi IP Trisakti sebagai perguruan tinggi terbaik bidang pariwisata di Indonesia,” kata Fetty menegaskan.
Hal senada dikemukakan Wakil Rektor IP Trisakti, Ismet Emier Oesman. Penguatan dengan perguruan tinggi internasional yang selama ini menjadi mitra dilakukan untuk menarik minat mahasiswa asing kuliah di IP Trisakti.
“Kami ingin IP Trisakti menjadi salah satu perguruan tinggi tujuan bagi mahasiswa asing yang ingin kuliah pariwisata di Indonesia,” ujarnya.
Keinginan itu, menurut Ismeth, bukan tanpa dasar. Karena, saat ini ada beberapa mahasiswa asing dari China dan Malaysia yang mengambil program pascasarjana pariwisata di IP Trisakti.
“Semoga kedepan, jumlahnya terus bertambah. Karena, upaya ini meningkatkan citra pendidikan tinggi Indonesia di luar negeri,” tuturnya.
Wakil dari Burapha University Thailand, Vorrapob Vivatvanit menuturkan kehadirannya di Indonesia untuk membahas dua prodi baru yang akan dibuka IP Trisakti dan kolaborasi apa yang akan dibangun di masa depan.
“Sebagai kampus negeri, Burapha memiliki sumber daya untuk membantu dua prodi baru yang akan diluncurkan IP Trisakti. Selain pengembangan program dual degree yang sudah dijalankan sejak masih bernama STP Trisakti,” ujarnya.
Rencana pembukaan dua prodi baru di IP Trisakti mendapat sambutan dari alumni yang kini menjadi CEO pigijo, Adi Putera Widjaja. Katanya dua prodi tersebut sangat esensial untuk kebutuhan di masa depan.
“Kewirausahaan penting agar sumber daya manusia kita bisa terserap di dunia kerja. Sedangkan bisnis digital sangat dibutuhkan di era digital saat ini,” katanya.
Ia bercerita Pigijo adalah marketplace, tempat berkumpulnya individu atau perusahaan yang bergerak di bisnis pariwisata. Lewat aplikasi tersebut, seseorang bisa memilih traveling sesuai kebutuhan.
“Kami mengumpulkan jago-jago di daerah untuk mengembangkan paket wisata yang menonjolkan daerah atau kulinernya. Jadi orang tidak melulu ke Bali kalau mau healing, tapi bisa mencari di Pigijo paket perjalanan yang dinilai menarik,” ujarnya.
Adi melihat bisnis pariwisata yang sempat mati suri selama pandemi covid-19 sudah kembali ke sedia kala. Bahkan, traffic pilihan orang yang akan berpergian lewat aplikasi Pigijo menunjukkan trend peningkatan.
“Karena itu pilihan kuliah pariwisata di IP Trisakti menjadi pilihan yang bagus. Karena dunia pariwisata itu berkembang sangat dinamis di masa depan,” ucap Adi menandaskan. (Tri Wahyuni)

