JAKARTA (Suara Karya): Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita mendapat dana hibah Rp1 triliun dari Tokushukai Medical Corporation, Jepang.
Dana tersebut diharapkan dapat mewujudkan cita-cita RSJPD Harapan Kita menjadi pusat layanan kardiovaskular terbaik di Indonesia, dan Asia Pasifik.
“Semoga dana hibah ini dapat meningkatkan kapasitas layanan kardiovaskular di RSJPD Harapan Kita dari sebelumnya 5 ribu kasus menjadi 7 ribu kasus per tahun,” kata Dirjen Pelayanan Kesehatan (Yankes) Kementerian Kesehatan, Azhar Jaya.
Pernyataan itu disampaikan dalam acara penandatangan naskah kerja sama (MoU) antara RDJPD Harapan Kita dengan Tokushukai Medical Group Jepang, di Jakarta, Selasa (25/6/24).
Hadir dalam kesempatan itu, Chairman Tokushukai General Incoporated Association, Higashiue Sinichi; Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, Iwan Dakota; dan Dewan Pengawas RSJPD Harapan Kita, Oscar Primadi.
Iwan Dakota menjelaskan, hibah hingga Rp1 triliun itu bukan hasil dari hubungan 1-2 tahun, tetapi kerja sama yang berlangsung sejak 20 tahun lalu. Kerja sama berpusat pada pendidikan dan pelatihan bagi dokter dan tenaga kesehatan.
“Kita belajar teknologi kedokteran terkini dari Tokushukai, sedangkan para mereka belajar teknik operasi penyakit jantung yang kasusnya khas ditemukan di Indonesia. Kita bisa saling belajar,” ujarnya.
Azhar Jaya menambahkan, perluasan kapasitas di RSJPD Harapan Kita nantinya akan menampung lebih banyak pasien. Dari semula 400 tempat tidur menjadi 750 tempat tidur.
“Peningkatan kapasitas di RSJPD Harapan Kita ini penting karena jantung merupakan satu dari tiga penyakit tertinggi di Indonesia, selain kanker dan stroke. Penanganan jantung itu serba cepat, karena itu pentingnya kesiapan teknologinya,” ucapnya.
Disinggung soal kesiapan dokter dan tenaga medisnya, Azhar Jaya mengatakan, pihaknya akan membuat pendidikan khusus untuk memenuhi kebutuhan tenaga medisnya. “Begitu gedung baru selesainya dibangun, tenaga medisnya sudah siap,” ucapnya.
Gedung baru setinggi 22 lantai itu akan dibangun di lokasi RSJPD Harapan Kita yang ada saat ini di wilayah Slipi, Jakarta Barat. Gedung lama setinggi 4 lantai akan dirobohkan untuk mengisi pembangunan gedung baru tersebut.
“Dari 22 lantai yang ada, 20 lantai untuk layanan kesehatan, lantai 21 untuk ruang kontrol MEP (Mekanikal Elektrikal Plumbing) dan lantai 22 untuk helipad. Dan 3 lantai basemen untuk parkir kendaraan,” ujarnya.
Gedung Harapan Kita-Tokushukai direncanakan memiliki berbagai fasilitas canggih, termasuk ruang operasi, laboratorium vaskular, ruang perawatan intensif, dan ruang rawat inap yang nyaman.
Proyek tersebut diharapkan selesai dalam 2 tahun. Gedung langsung digunakan oleh masyarakat secara luas pada 2027. “Karena ini dana hibah, Tokushukai tidak ikut terlibat dalam pengelolaan. Dananya untuk rumah sakit sepenuhnya,” kata Azhar.
Keberadaan gedung baru itu, lanjut Azhar, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kardiovaskular kelas dunia. Sehingga tak perlu jauh-jauh lagi pergi berobat keluar negeri.
“Buat apa berobat keluar negeri, kalau teknologi kedokteran yang kita miliki terbaik di Asia Pasifik,” ucap Azhar menegaskan.
Chairman Tokushukai General Incoporated Association, Higashiue Sinichi mengungkapkan rasa senangnya bisa bekerja dengan RSJPD Harapan Kita. Apalagi kerja sama itu sudah terjalin lama.
“Bekerja sama dengan RSJPD Harapan Kita seperti jodoh, yang saling suka tanpa pamrih,” katanya.
Pernyataan itu menjawab pertanyaan apakah ada benefit yang ingin diperoleh Tokushukai dari kerja sama itu, mengingat dana hibah yang diberikan ke RDJPD Harapan Kita jumlahnya tak sedikit.
Higashiue menegaskan, dana yang diberikan tersebut hanya sebagian kecil dari laba yang diperoleh Tokushai Medical Group, yang memiliki jaringan rumah sakit terbesar di Jepang.
“Ini bagian dari CSR perusahaan. Tak niat yang tersembunyi. Kami percaya proyek ini akan membawa banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia,” kata Higashiue menandaskan. (Tri Wahyuni)