JAKARTA (Suara Karya): Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Dharma Jaya kembali membuktikan komitmennya dalam menjaga ketahanan dan stabilitas pangan di DKI Jakarta. Sebanyak 750 ekor sapi impor asal Australia tiba di kandang penggemukan Dharma Jaya di Serang, Banten, sebagai bagian dari tahap kedua program pengadaan 5.000 ekor sapi impor sepanjang 2025.
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman, menjelaskan bahwa kedatangan ratusan sapi ini melengkapi 500 ekor sapi yang lebih dahulu tiba pada awal Mei lalu sebagai tahap pertama. “Kedatangan 750 ekor sapi ini merupakan pengiriman tahap kedua. Prosesnya sama seperti sebelumnya, yakni melalui masa penggemukan tiga hingga empat bulan di Serang, sebelum dijual sebagai sapi hidup,” ujar Raditya.
Sapi yang didatangkan kali ini terdiri dari 711 ekor jenis feeder steer dan bull, serta 39 ekor productive heifer. Raditya menyebut, sapi feeder diperuntukkan sebagai sapi potong, sementara productive heifer akan dikembangkan dalam program budi daya sapi untuk mendukung peningkatan populasi sapi lokal.
“Sapi jenis feeder steer dan bull kami rawat agar beratnya bertambah secara optimal, sehingga nilai jualnya lebih tinggi. Sedangkan productive heifer akan kami kembangkan hingga empat kali masa produktifnya. Ini bagian dari strategi jangka panjang kami untuk memperkuat ekosistem peternakan,” jelas Raditya.
Raditya menambahkan, seluruh 500 ekor sapi impor tahap pertama telah laku terjual, menunjukkan tingginya permintaan dari para pelanggan. Dharma Jaya saat ini melayani sekitar 10 pelanggan tetap, termasuk rumah potong hewan (RPH) di Cakung, Serang, Bogor, dan Sukabumi. Masing-masing pelanggan rutin memesan hingga 50 ekor per bulan.
“Semua sapi tahap pertama sudah habis terjual dan untuk tahap kedua pun sudah mulai dipesan, walaupun masih dalam masa penggemukan. Begitu siap jual, langsung kami distribusikan ke pelanggan,” ungkapnya.
Dengan total 1.250 ekor sapi yang kini berada di kandang penggemukan, Dharma Jaya terus melangkah konsisten dalam program swasembada daging dan ketahanan pangan. Realisasi tahap kedua ini sekaligus menunjukkan bahwa target pengadaan 5.000 ekor sapi pada 2025 bukan sekadar wacana, melainkan agenda kerja nyata. (Boy)