
JAKARTA (Suara Karya); Perusahaan Umum Daerah (Perumda Dharma Jaya) memastikan ketersediaan stok daging di Jakarta dalam kondisi aman menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Bahkan, BUMD pangan tersebut siap menambah pasokan apabila terjadi lonjakan permintaan dari masyarakat selama periode libur akhir tahun.
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman, menyampaikan bahwa setiap momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) selalu diantisipasi dengan perencanaan stok yang matang. Tidak hanya daging sapi, perusahaan juga menyiapkan pasokan daging ayam dan ikan sesuai dengan pola konsumsi warga Jakarta.
Berdasarkan data terkini, Dharma Jaya telah mengamankan sekitar 1.000 ton daging sapi, 500 ton daging ayam, serta lebih dari 300 ton ikan. Raditya menegaskan jumlah tersebut tidak hanya cukup untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru, tetapi juga telah diproyeksikan hingga periode Ramadan dan Idulfitri mendatang.
Menurutnya, pengalaman menghadapi HBKN pada tahun-tahun sebelumnya menjadi modal penting dalam menyusun strategi pengamanan stok. Mulai dari pengelolaan persediaan eksisting, cadangan pasokan, hingga penguatan distribusi agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi tanpa gangguan.
Raditya memperkirakan konsumsi daging di DKI Jakarta saat HBKN, termasuk Nataru, relatif tidak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu. Rata-rata kebutuhan mencapai sekitar 6.000 ton per bulan atau meningkat sekitar 10–15 persen dibandingkan hari normal. Meski tren kenaikan permintaan sudah mulai terlihat, ia memastikan masyarakat tidak perlu khawatir.
“Peningkatan kebutuhan memang sudah terasa, tetapi kami pastikan stok daging aman. Masyarakat tidak perlu cemas menghadapi Nataru,” kata Raditya dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu (13/12/1025).
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati, menilai kinerja Dharma Jaya semakin solid. Perluasan jaringan kerja sama hingga kawasan Indonesia timur dinilai menjadi bukti kesiapan BUMD tersebut dalam menjaga stabilitas pangan Jakarta.
Ia menyampaikan apresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov DKI Jakarta) atas langkah proaktif Dharma Jaya, terutama dalam menghadapi tantangan cuaca dan dinamika produksi pangan nasional menjelang libur akhir tahun.
Suharini juga menjelaskan bahwa pasokan daging Jakarta masih bergantung pada impor, termasuk dari Australia. Karena itu, strategi kerja sama business to business (B2B) serta skema kontrak beli putus dinilai krusial untuk menjaga kesinambungan suplai dan menekan potensi gejolak harga.
Dengan kesiapan stok dan penguatan rantai pasok tersebut, Pemprov DKI Jakarta optimistis kebutuhan protein hewani masyarakat dapat terpenuhi dengan baik. Stabilitas harga pangan pun diharapkan tetap terjaga sepanjang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025.
Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian berlebihan atau panic buying. Menurutnya, kondisi pangan strategis Jakarta saat ini relatif aman, mencakup beras, telur, cabai, bawang merah dan bawang putih, gula, minyak goreng, serta daging ayam dan sapi.
“Lonjakan kebutuhan saat Nataru itu hal yang wajar. Namun stok kita aman, sehingga masyarakat tidak perlu panik. Ketahanan pangan Jakarta tetap terjaga memasuki akhir tahun,” tutup Suharini. (Boy)

