JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) kembali menggelar Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), di GOR Laga Tangkas, Cibinong, Kabupaten Bogor, pada 10-24 September 2023.
Perhelatan tersebut diikuti 1.557 siswa, yang terdiri dari 373 siswa SD, 312 siswa SMP, 332 siswa SMA, 309 siswa SMK, dan 231 peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kemdikbudristek, Hendarman menjelaskan, O2SN 2023 merupakan wadah kompetisi bidang olahraga atau kinestetik bagi peserta didik. Diharapkan, kompetisi meningkatkan budaya belajar, memotivasi siswa berprestasi, kreativitas dan sportivitas.
“Kompetisi O2SN berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan pembentukan peserta didik guna memiliki kepribadian dengan karakter unggul,” ucapnya.
Hendarman meminta para siswa untuk menjadi penantang sejati, generasi emas kebanggaan orang tua, sekolah dan daerah. “Teruslah berjuang untuk menjadi Jawara dan menginspirasi anak bangsa lainnya,” katanya menegaskan.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf dalam kesempatan yang sama, menyambut baik pelaksanaan O2SN secara luring pascapandemi covid-19.
“Tunjukkan bahwa kalian adalah anak-anak hebat Indonesia, terus berlatih dan bertanding hingga mencapai prestasi tertinggi,” kata Dede Yusuf saat membuka secara resmi O2SN, di Cibinong, Senin (12/9/23).
Dede Yusuf menambahkan, pemerintah harus terus menanamkan semangat pantang menyerah, semangat berolahraga, dan kesadaran akan kebugaran pada peserta didik, sekaligus semangat kebangsaan.
“Mencapai prestasi di olahraga itu membutuhkan waktu yang lama dan jalan yang panjang. Untuk itu, perlu strategi pengembangan bakat dan prestasi olahraga, salah satunya melalui O2SN,” tuturnya.
Dede Yusuf juga mengapresiasi Kemdikbduristek yang memberi perhatian khusus kepada peserta didik berkebutuhan khusus, sehingga lahir bibit talenta terbaik untuk paralympic.
“O2SN sangat strategis untuk mengidentifikasi dan pembibitan calon-calon atlet sejak dini. Untuk itu, kita harus terus memonitor dan membina calon atlet agar dapat meraih prestasi terbaiknya,” ucap Dede.
Hal senada dikemukakan Asisten Deputi Sentra Pembinaan Olahraga Prestasi, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahgara (Kemenpora), Bayu Rahadian.
Katanya, O2SN merupakan bentuk implementasi dari pengembangan pembinaan olahraga jangka panjang yang sesuai dengan desain DBON.
“Ini merupakan langkah konkret, kolaborasi, dan kontribusi dari Kemdikbudristek dalam mendukung DBON sesuai dengan amanat Presiden untuk ekosistem pembinaan olahraga di Indonesia,” tutur Bayu.
Bayu mengingatkan peserta, hal terpenting dari ajang kompetisi adalah prosesnya. Tidak hanya prestasi, tetapi proses dimana peserta didik terus berkembang agar bisa berkontribusi di kancah internasional.
“Tanpa adanya kompetisi, tidak bisa mengetahui sejauh mana kemajuan dan prestasi olahragawan. Manfaatkanlah kesempatan ini untuk unjuk gigi di level nasional,” ucapnya.
O2SN menampilkan 9 cabang olahraga. Untuk jenjang SD, ada cabang olahraga senam, atletik, bulutangkis, renang, karate, dan pencak silat. Untuk SMP, SMA dan SMK, asa cabang olahraga atletik, bulutangkis, renang, karate, dan pencak silat. Untuk PDBK, ada catur, tenis meja, bocce, atletik, dan bulutangkis.
Untuk pelaksanaannya, O2SN PDBK pada 10-15 September 2023, pendidikan menengah pada 10-16 September 2023, dan pendidikan dasar pada 18-24 September 2023.
Salah satu peserta O2SN, Maria Makaria Mindipko, siswi SMA Negeri 3 Merauke yang ikut cabang olahraga renang merasa bangga dan senang akhirnya bisa mengikuti O2SN.
Proses latihan menjelang O2SN, Maria menuturkan, latihan dilaksanakan satu minggu tiga kali, namun menambah jarak tempuh yang biasanya renang 100 meter menjadi 200 meter atau 300 meter dengan berbagai gaya.
“Mudah-mudahan pengalaman ini, bisa menginspirasi adik-adik di Provinsi Papua Selatan untuk mempersiapkan diri sejak dini. Sehingga peluang ikut O2SN semakin tinggi, sehingga bisa ikut kompetisi lainnya di tingkat nasional,” kata Maria.
Perasaan senang dan bangga juga disampaikan atlet berkebutuhan khusus, Muhammad Bintang Ramadhan dari SLB YPAC Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Kompetisi ini menjadi peluang bagi dirinya untuk unjuk prestasi. (Tri Wahyuni)
