Suara Karya

Dukung Siswanya Berkompetisi, SMA Al Kautsar Layak Disebut ‘Sekolah Para Juara’

JAKARTA (Suara Karya): Setelah dua tahun berturut-turut siswanya berhasil merebut medali emas di Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat nasional, SMA Al Kautsar Bandar Lampung akhirnya berani mengukuhkan dirinya sebagai ‘Sekolahnya Para Juara’.

Sebutan itu memang layak disandang SMA Al Kautsar, jika melihat kerja keras yang dilakukan mereka dalam mendorong siswanya untuk berprestasi dalam setiap kompetisi tingkat nasional.

Tak hanya mengorbankan waktu dan tenaga para guru, Yayasan Al Kautsar selaku pengelola SMA Al Kautsar juga mengalokasikan dana yang cukup untuk pembinaan siswa berprestasi. Jumlahnya mencapai Rp300 juta per tahun.

“Keikutsertaan siswa Al Kautsar di OSN sebenarnya sudah lama, tapi belum pernah dapat medali emas. Baru pada OSN 2020 dan 2022, dapat total 4 emas. Karena itu, kami percaya diri menyebut Al Kautsar sebagai ‘sekolahnya para juara’,” kata Kepala SMA Al Kautsar, Eko Anzair.

Rasa bangga Eko itu diungkapkan kepada tim Press Tour Kemdikbudristek di sekolahnya yang luas di Kota Bandar Lampung, Jumat (18/3/23).

Dua siswa peraih medali emas pada OSN 2020, disebutkan Arkan Faruqi Narawangsa untuk bidang kimia dan Muhammad Sultan Hafiz untuk astronomi.

Pada OSN 2022, prestasi itu diraih Fahmi Aziz Firmansyah untuk astronomi dan Dimas Dwi Rachmad Susilo untuk geografi. Tambahan dua medali perunggu dari M. Ab’du Al Hafiz untuk geografi dan M Nabhan Dzaki Aufar untuk kebumian.

“Berkat 4 medali yang didapat siswa SMA Al Kautsar, Provinsi Lampung bisa masuk 10 besar dalam OSN 2022 dengan total 14 medali,” ujarnya.

Sebagai informasi, Yayasan Al Kautsar memiliki 4 jenjang sekolah mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Sekolah Al Kautsar sebelumnya bernama Sekolah Nurul Ulum. Nama itu hanya bertahan 7 bulan. Nama sekolah diubah mengikuti nama yayasannya, Al Kautsar.

Meski berada dalam satu wilayah, setiap jenjang memiliki gedung sendiri lengkap dengan fasilitasnya seperti ruang kelas, laboratorium, lapangan olahraga, dan tempat parkir. Ada satu masjid besar yang bisa diakses siswa dari semua jenjang.

SMA Al Kautsar memiliki tiga program kelas yakni kelas unggulan, kepala plus, dan kelas reguler. Untuk kelas unggulan dan plus berisikan 32 siswa dan kelas reguler 36 siswa.

Ketiga jenis kelas tersebut memiliki fasilitas yang berbeda. Kelas unggulan mendapat potongan SPP untuk peringkat tertentu. Peringkat 1-4 itu bebas SPP 100 persen, peringkat 5-10 dapat potongan 50 persen, dan peringkat 10-20 sebesar 25 persen.

Berkat potongan SPP itu, siswa saling berkompetisi. Tak heran jika peringkat siswa berubah-ubah. Dan fasilitas bebas SPP bisa diperoleh siapa saja yang berprestasi di peringkat teratas.

Kelas plus termasuk kelas unggulan, tetapi memiliki fasilitas tambahan berupa penajaman kelas olimpiade, kegiatan untuk kompetensi kelas seperti pembelajaran bahasa inggris selama 3 jam. Sedangkan kelas reguler adalah kelas biasa.

Peraih medali emas OSN bidang astronomi, Fahmi Aziz Firmansyah mengaku senang bisa sekolah di SMA Al Kautsar. Karena ia mendapat bimbingan dari sekolah atas prestasinya tersebut.

“Sebenarnya impian bisa ikut OSN sejak saya duduk di bangku SMP. Karena tidak ada pembinaan, maka semangat itu lama-lama surut. Impian itu lalu muncul lagi saat masuk SMA Al Kautsar, karena ada kelas Plus bagi mereka yang ingin ikut kompetisi,” ujarnya.

Berkat bimbingan guru dan alumni peraih medali emas OSN 2020, Fahmi giat berlatih. Ia bertekad dalam seleksi awal OSN mulai dari kota dan provinsi harus menjadi juara pertama.

“Alhamdulillah impian saya menjadi juara di OSN tercapai. Saya jadi tahu, pintar saja tidak cukup untuk menjadi juara. Harus ada ‘support system’ yang bagus, seperti dilakukan Al Kautsar. Sehingga apa yang saya lakukan itu mengarah kesana,” ucap Fahmi yang ingin lanjut kuliah di ITB bidang astronomi. (Tri Wahyuni)

Related posts