Suara Karya

Garudafood Fasilitasi Karang Taruna di Pati Bisnis Maggot dari Sampah

JAKARTA (Suara Karya): Garudafood mendukung Gerakan ‘Zero Waste Zero Emission’ dengan cara melibatkan pemuda Karang Taruna Desa Sukobubuk Pati dan lebih dari 20 bank sampah di Pati, Jawa Tengah.

“Kegiatan fokus pada pengelolaan limbah sampah organik maupun an-organik,” kata Business Unit Head Garudafood Pati, Augustinus Winardi disela kegiatan bertajuk
“Program Pembinaan Kampung Wirausaha Maggot Garudafood, di Pati, Jawa Tengah.

Penanganan sampah menjadi sangat penting, karena data di laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, dari 35 juta ton sampah pada 2022, sekitar 40,6 persen sampah didominasi sisa makanan. Sisanya 17,9 persen merupakan sampah plastik.

“Kami mendukung semangat masyarakat desa yang kini mulai menerapkan gaya hidup berkelanjutan dengan cara mengolah limbah sampah baik organik maupun an-organik,” ujar Augustinus Winardi.

Kolaborasi yang kuat antara masyarakat, pemerintah daerah, pelaku usaha dan komunitas diyakini dapat membentuk rantai nilai pengelolaan sampah, yang pada akhirnya berkontribusi pada pengurangan sampah nasional.

“Upaya itu sekaligus untuk mengejar target penurunan emisi Gas Rumah Kaca yang dicanangkan pemerintah pusat,” katanya.

Ditambahkan, limbah organik seperti sisa makanan rumah tangga, pasar, maupun kantin pabrik diolah para pemuda karang taruna dengan metode bio-konversi maggot.

Maggot atau belatung dari sampah organik itu umumnya digunakan untuk pakan ikan. Karena itu permintaan maggot sangat tinggi di masyarakat.

Program Pembinaan Kampung Wirausaha Maggot Garudafood yang berlokasi di Desa Sukobubuk, Pati Jawa Tengah itu berbudidaya maggot sejak 2021.

Namun, program tersebut terpaksa ditutup sebagai dampak atas kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masa pandemi covid-19.

Program budidaya maggot telah aktif kembali sejak tahun lalu. Bahkan pengolahan sampah organik mencapai lebih dari 11 ton.

Program Kampung Wirausaha Maggot Garudafood berawal dari kesadaran para pemuda Karang Taruna dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan untuk mendukung program pemerintah yakni ‘Zero Waste Zero Emission’.

Niat baik itu disambut industri makanan minuman terbesar di Indonesia, yakni PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk yang memiliki 2 unit pabrik pengolahan kacang di Pati. Selain visi yang sama untuk ikut aktif dalam program pengurangan jejak emisi karbon.

“Ini merupakan bagian dari upaya kami dalam mengelola timbunan sampah rumah tangga sehingga lingkungan desa menjadi lebih asri dan sehat,” katanya.

Ketua Karang Taruna Desa Sukobubuk, Rifqi Suweno memberi apresiasi kepada Garudafood yang menjadi supporting system dalam mendirikan rumah Maggot, memberi pelatihan budidaya maggot dan terus mendampingi mereka hingga menghasilkan produksi yang tinggi.

Kampung Wirausaha Maggot Garudafood saat ini telah memproduksi lebih dari 4-ton maggot fresh/maggot hidup, lebih dari 6-kg telur maggot, pupuk kasgot, dan lebih dari 120 ekor ayam kampung sebagai salah satu komoditi turunan.

“Seluruh omset dari penjualan maggot dikelola sepenuhnya oleh Karang Taruna Desa Sukobubuk,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Garudafood juga menggandeng penggiat lingkungan untuk mengaktifkan kembali lebih dari 20 komunitas Bank Sampah di Pati untuk mengatasi masalah sampah an-organik, terutama plastik kemasan atau Multi-Layer Packaging (MLP).

Hasil kolaborasi itu berhasil mengumpulkan lebih dari 6 ton sampah MLP. Selain pembinaan dan pendampingan, puluhan komunitas juga diberikan workshop kreasi daur ulang sampah plastik untuk diolah menjadi papan press.

Dari papan press itu, kemudian dijadikan berbagai kerajinan komersial seperti kotak tissue, drop-box, gantungan kunci, kursi, meja dan lain sebagainya.

Garudafood berharap, program yang dikembangkan itu dapat menyadarkan masyarakat soal lingkungan serta konsisten menerapkan gaya hidup zero waste di kehidupan sehari-hari.

Penerapan praktik strategi keberlanjutan, Garudafood saat ini mengembangkan ‘green innitiatives’ yang fokus pada pengurangan penggunaan energi dan emisi serta menjalankan program energi baru terbarukan (renewable energy) dan bio massa serta mulai menginisiasi penggunaan kendaraan listrik di unit operasional bisnis Perusahaan.

Garudafood juga melakukan pengurangan penggunaan kertas dan air dalam seluruh kegiatan operasionalnya. Inisiatif strategis tersebut dilakukan untuk memberi nilai tambah bagi para pemangku kepentingan dengan mengurangi emisi karbon sebagai dampak dari operasional bisnis.

Di samping itu, penggunaan material ramah lingkungan dengan menerapkan prinsip 4R (reduce, reuse, recycle dan return to earth) juga diterapkan oleh Garudafood sebagai bagian dari upaya dalam mengurangi limbah plastik dari produk yang dihasilkan. (Tri Wahyuni)

Related posts