Suara Karya

Inovasi Baru, Tempo Scan Luncurkan bodrexin Flu & Batuk Sirup Kering

JAKARTA (Suara Karya): Tempo Scan Pasific meluncurkan inovasi baru dalam sediaan obat flu dan batuk untuk anak berbentuk ‘dry syrup’ atau sirup kering. Format tersebut dinilai lebih sehat, karena obat baru dicairkan saat akan digunakan.

“Karena bentuknya kering, bodrexin Flu & Batuk PE Dry Syrup bebas dari pelarut Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol atau Gliserin Gliseroldan,” kata General Manager Brand Communication & Content Health Care PT Tempo Scan Pacific, Diana Theodora.

Pernyataan Diana Theodora disampaikan dalam peluncuran bodrexin Flu & Batuk PE Dry Syrup yang dihadiri Brand Ambassador bodrexin, Tasya Kamila, di Jakarta, Senin (22/4/24).

Acara dilanjut dengan talkshow bersama narasumber lainnya, yaitu dokter spesialis anak dari RS Eka Hospital Cibubur, Melia Yunita.

Diana menjelaskan, inovasi obat pilek dan batuk untuk anak dalam bentuk sirup kering awalnya dibuat untuk menyiasati bahan-bahan yang tidak stabil terhadap air dalam jangka waktu lama, namun perlu dibuat dalam bentuk cair (sirup), agar obat lebih mudah diberikan pada anak.

Obat batuk anak berbentuk sirup memang riskan. Obat dicairkan dengan pelarut Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol atau Gliserin Gliseroldan yang tidak stabil terhadap air dalam jangka waktu lama. Untuk itu dibutuhkan bahan penstabil, yang jika lebih dari takaran dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada anak,” tuturnya.

Belajar dari pengalaman yang terjadi pada Agustus 2022, dimana lebih dari 200 anak Indonesia didiagnosa terkena penyakit gagal ginjal setelah mengkonsumsi obat batuk sirup yang ternyata mengandung zat beracun etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Karena itu, Diana menilai, sediaan obat dalam bentuk sirup kering saat ini menjadi salah satu alternatif bagi Ibu untuk diberikan anak ketika sakit. Selain mudah dilarutkan, sirup kering tersebut bebas dari bahan pelarut tersebut.

Proses pelarutan sirup kering pun, lanjut Diana, terbilang mudah. Cukup menggunakan air matang yang ada di rumah, lalu tuang ke botol obatnya, sesuai dengan instruksi yang tersedia.

“Caranya hanya 3T, yaitu Tambahkan air matang hingga tanda batas; Tutup botol rapat-rapat dan kocok hingga tercampur dengan sempurna (homogen); lalu Tunggu dan diamkan sejenak. Setelah didiamkan permukaan sirup turun, tambahkan air hingga tanda batas (60 ml) dan kocok kembali hingga merata. Obatnya siap diminum,” tuturnya.

Berkat inovasi tersebut, Diana menyebut, bodrexin Flu & Batuk PE Dry Syrup merupakan pertama dan satu-satunya di Indonesia yang dijual bebas untuk meredakan Flu & Batuk pada anak.

Sementara itu dr Melia Yunita mengungkapkan, salah satu kekhawatiran para ibu saat ini adalah tingginya tren kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Indonesia. Bahkan, selama Januari hingga September 2023 lalu mencapai 1,5-1,8 juta kasus secara nasional.

“Sistem imunitas anak pada usia tumbuh kembang belum terbentuk sempurna seperti orang dewasa. Akibatnya, virus dan kuman penyebab penyakit menjadi lebih mudah menyerang dan membuat anak menjadi sakit,” katanya.

Untuk itu, lanjut dr Melia, ibu perlu sedia obat terbaik, terpercaya dan terjamin keamanannya serta diyakini dapat meredakan flu dan batuk pada anak secara efektif.

Brand Ambassador bodrexin, Tasya Kamila memberi apresiasi kepada PT Tempo Scan Pacific atas inovasinya pada bodrexin Flu & Batuk PE Dry Syrup untuk anak.

“Hadirnya inovasi baru ini membantu saya dan Ibu-ibu lainnya di Indonesia dalam meredakan flu dan batuk pada anak.Terlebih, bodrexin telah dipercaya sebagai pilihan Ibu Indonesia dari generasi ke generasi,” ucap Tasya.

Sebagai informasi, bodrexin Flu & Batuk Dry Syrup PE merupakan golongan Obat Bebas Terbatas (dot biru), yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Produk tersebut aman digunakan untuk pengobatan sendiri tanpa pengawasan dokter selama dikonsumsi sesuai aturan pakai.

Produk tersedia dengan rasa jeruk dan dapat digunakan dalam waktu tiga bulan setelah obat dilarutkan dengan menyimpannya pada suhu ruang di bawah 30°C.

Takaran dosis yang dianjurkan untuk anak usia 6-12 tahun sebanyak 3 kali sehari 2 sendok takar, sementara untuk anak usia 2-6 tahun harus sesuai dengan takaran dan petunjuk dokter. (Tri Wahyuni) 

Related posts