Suara Karya

Jadi Aruna Picker, Ibu Tunggal ini Kerja Giat Hidupi 4 Anak dari Hasil Laut

JAKARTA (Suara Karya): Herliana, ibu tunggal dengan 4 anak di Kendari, Sulawesi Tenggara ini kehidupannya berubah setelah bergabung dengan Aruna, yang selama ini dikenal pionir dalam integrated fisheries commerce di Indonesia.

Pekerjaannya sebagai picker, seperti mengupas, menyortir, dan mengelompokkan grade komoditas tangkapan Nelayan Aruna berupa kepiting rajungan, Herliana mampu menghidupi 4 orang anaknya.

“Ketika mendadak jadi orangtua single dengan 4 orang anak, awalnya bingung. Saya tidak punya keahlian, dan umur saya juga sudah tidak muda,” tuturnya.

Karena itu, saat ditawari Aruna Hub Kendari sebagai picker, Herliana langsung mengiyakan. Padahal ia belum tahu pekerjaan apa itu picker. “Asalkan mau belajar, tak ada pekerjaan yang sulit,” ujarnya.

Herliana mengaku senang sebelum bergelut dengan pekerjaan, ia mendapat pelatihan sebagai picker. Selain itu ada pelatihan lain yang diberikan Aruna terkait pengembangan diri yang membuatnya yakin dengan kemampuannya.

“Aruna telah mengubah hidup saya, yang tadinya terasa berat jadi lebih ringan. Saya ingin anak-anak bisa masuk perguruan tinggi dan bisa hidup mandiri,” ucap Herliana disela pelatihan yang digelar Aruna Hub Kendari belum lama ini.

Herliana merupakan salah satu perempuan yang dilibatkan Aruna dalam industri kelautan dan perikanan di Tanah Air. Diharapkan perempuan bisa mandiri, sehingga memiliki kehidupan yang lebih baik.

“Aruna percaya, perempuan bisa mengambil bagian penting dalam industri kelautan dan perikanan,” kata Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Utari Octavianty dalam kesempatan yang sama

Ia menyebut, perempuan saat ini mewakili 42 persen angkatan kerja di sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.

“Karena itu, Aruna berkomitmen untuk memberdayakan perempuan pesisir dengan mengajak mereka sebagai Aruna Picker,” katanya.

Aruna secara reguler melakukan banyak program pelatihan bagi para Aruna Picker yang diisi oleh tim Quality Control (QC) Aruna dan beberapa picker profesional yang telah ditunjuk oleh Aruna.

Berbagai informasi disampaikan seputar teknis dalam pengolahan hasil laut menjadi produk seafood siap olah. Ada ketentuan yang harus ditaati para picker agar tidak menurunkan kualitas produk.

“Seperti cara mengupas rajungan, para picker diminta menggunakan make-up dan perhiasan, guna menghindari kontaminasi pada komoditas yang diolah. Karena produk tersebut untuk memenuhi pasar baik dalam maupun luar negeri,” ujarnya.

Ditambahkan, pelatihan tersebut juga termasuk quality control (QC). Hal itu harus dijaga ketat guna menjaga kualitas dari komoditas yang sedang ditangani,” ucapnya.

Utari menegaskan, produk seafood olahan harus memenuhi standar yang ditetapkan Aruna. “Tim QC kami juga ikut mengawasi proses. Bahkan kami mengundang tim QC dari luar untuk memberi pelatihan serupa ke Aruna picker,” ucapnya. (Tri Wahyuni)

Related posts