JAKARTA (Suara Karya): Guna mengejar target 1 juta mahasiswa pada 2028, Universitas Terbuka (UT) terus membangun kemitraan strategis di berbagai sektor. Target itu hampir tercapai, mengingat jumlah mahasiswa UT sudah mendekati angka 700 ribu orang.
“Mengejar target 1 juta mahasiswa ini tidak bisa kita lakukan sendirian. Perlu banyak kerja sama dibangun,” kata Rektor UT, Dr Mohamad Yunus, SS, MA, di kampus UT Pondok Cabe Jakarta, Senin (28/7/25).
Pernyataan tersebut disampaikan Mohammad Yunus usai membuka Seminar Wisuda Tahun Akademik 2024/2025 Genap Wilayah 3, dan menyaksikan penandatanganan kerja sama dengan 2 kepala daerah dan 3 institusi.
Seminar wisuda merupakan bagian dari tradisi akademik UT yang bertujuan untuk memberi bekal dan inspirasi menjelang prosesi wisuda, sekaligus mempererat hubungan UT dengan mitra strategis di berbagai sektor.
Melalui kegiatan seminar, UT kembali menegaskan posisinya sebagai perguruan tinggi negeri berbasis digital yang tidak hanya berfokus pada proses akademik, tetapi juga pada pembangunan jejaring dan karakter.
“Di tengah dinamika transformasi digital, UT terus berupaya menjadi ruang kolaborasi yang inklusif, terbuka, dan mampu merespons tantangan zaman dengan solusi nyata,” kata Mohammad Yunus.
Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 500 dari 1500 calon wisudawan/wisudawati yang akan dilantik pada Selasa (29/7/25). Mereka datang dari 14 Kantor UT Daerah di wilayah barat, tengah, sampai dengan timur Indonesia.
Untuk penandatanganan Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dilakukan antara UT dengan 2 pemerintah daerah dan 3 institusi, yaitu Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali; Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN); Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI); PT Bank Muamalat Indonesia; dan Dinas Pendidikan Kota Batu, Malang.
Kerja sama itu menjadi bentuk konkret sinergi UT dalam penguatan tata kelola pendidikan jarak jauh berbasis digital, keamanan informasi, dan perluasan akses pendidikan tinggi di berbagai daerah
Hadir dalam penandatanganan Sekretaris Utama BSSN, YB Soesilo Wibowo; Direktur Penempatan Nonpemerintah Pada Pemberi Kerja Berbadan Hukum BP2MI, Nurhayati;
Direktur Utama PT Bank Muamalat Indonesia, Imam Teguh Saptono; Wakil Bupati Klungkung, Tjokorda Gde Surya Putra; dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, M Chori.
Dalam kesempatan itu, Bupati Klungklung, Tjokorda Gde Surya Putra menjelaskan, pihaknya tertarik kerja sama dengan UT terkait peningkatan SDM di lingkungannya. Tidak hanya pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klungkung, tetapi juga para guru yang belum meraih gelar S1.
“Banyak anak muda di Klungkung yang langsung bekerja setelah lulus SMA. Mereka akan kami tawarkan untuk melanjutlan kuliah di UT, karena proses perkuliahannya yang fleksibel. Tahap awal ini, kami siapkan 300 beasiswa belajar di UT,” tuturnya.
Hal senada dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, M Chori. Kerja sama dilakukan dengan UT untuk peningkatan kualitas pendidikan SDM di Kota Batu. Pihaknya menyediakan beasiswa untuk guru dan pegawai di lingkungan Pemkot Batu yang ingin kuliah di UT.
Sementara itu, Sekretaris Utama BSSN, YB Soesilo Wibowo menjelaskan, kerja sama dengan UT untuk pengamanan bahan ajar dan ijazah yang dikeluarkan UT agar tidak dipalsukan oleh pihak yang tidak berwenang.
Dari PT Bank Muamalat Indonesia, kerja sama yang dilakukan dengan UT terkait pembayaran uang kuliah. Pihaknya juga akan mengalokasikan dana untuk program beasiswa belajar di UT.
Terkait pembayaran uang kuliah, Rektor UT Mohammad Yunus mengungkapkan, pihaknya akan memberi stimulus kepada mahasiswa yang membayar uang kuliah lebih awal (early bird). Stimulus itu bisa berupa potongan biaya kuliah.
“Selama ini, hampir sebagian besar mahasiswa membayar uang kuliah di batas akhir. Sehingga menimbulkan kerepotan di bagian administrasi, karena jumlah mahasiswa kan sangat besar, hampir 700 ribu orang. Lewat stimulus, kami harap pembayaran uang kuliah bisa di awal,” katanya.
Kerja sama dengan BP2MI kembali dilakukan karena jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang kuliah di UT terus bertambah. Pada awal 2025, tercatat ada 7.135 PMI aktif kuliah di UT melalui program ‘bekerja sambil kuliah’. Jumlah mereka tersebar di 54 negara.
Peningkatan akses pendidikan bagi PMI ini merupakan bagian dari kerja sama strategis antara UT dan BP2MI, yang dimulai sejak 2018 dan berlanjut melalui perjanjian kerja sama dengan fokus pada Orientasi Pra‑Pemberangkatan (OPP) serta Training of Trainers (ToT) bagi instruktur BP2MI.
Dengan gelar sarjana, sebagian alumni PMI berkontribusi di Tanah Air sebagai pengusaha, kepala desa, PNS, atau petani milenial. Beberapa bahkan berhasil memperoleh visa profesional di negara penempatan seperti Korea Selatan, sehingga bisa bekerja dengan status profesional dan penghasilan setara warga negara setempat.
Pada bagian akhir, seminar menghadirkan narasumber, yaitu
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Prof Ojat Darojat, MBus, PhD.
Dalam pemaparannya, mantan Rektor UT tersebut membahas pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran di era digital. Ia berharap teknologi dipergunakan dengan benar, sehingga tidak ada berita-berita hoax yang dapat memecah belah bangsa.
“Teknologi seperti AI atau kecerdasan buatan ini seperti mata pisau, di satu sisi mempermudah pekerjaan, tetapi di sisi lain dipergunakan untuk tujuan yang tidak benar,” ucapnya.
Soal pemberian mata pelajaran koding di jenjang sekolah dasar (SD), Prof Ojat mengatakan, hal itu masih dibahas terkait payung hukumnya. “Masalah itu masih dibahas Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terkait payung hukum dan kurikulumnya,” katanya menandaskan. (Tri Wahyuni)