Suara Karya

KKN Mahasiswa STP Trisakti Perkuat Destinasi Wisata Susur Sungai di Bogor!

JAKARTA (Suara Karya): Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat melakukan sejumlah kegiatan yang akan memperkuat pengembangan destinasi wisata susur sungai di daerah tersebut.

“Pengembangan dari wisata susur sungai itu diharapkan memberi kesejahteraan bagi masyarakat sekitar,” kata Kepala Departemen Sarjana Pariwisata, yang juga Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) STP Trisakti di Desa Bojongkulur, Amrullah disela kegiatan, Senin (27/2/23).

Hadir dalam kesempatan yang sama, Kepala Departemen Usaha Perjalaman Wisata STP Trisakti, Rianto, Kepala Desa Bojongkulur Firmansyah, dan Ketua Desa Wisata Bojongkulur, Puarman.

Amrullah menjelaskan, pelaksanaan KKN merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bisa dipilih mahasiswa jelang kelulusannya. Kegiatan berlangsung pada 13-27 Februari 2023.

“Kegiatan KKN tak saja menempa mahasiswa menjadi lebih dewasa, karena harus membaur dengan masyarakat, tetapi juga memiliki misi yaitu pemajuan pariwisata agar berdampak ekonomi, sosial dan budaya bagi masyarakat setempat,” tuturnya.

Program kerja yang diusung mahasiswa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Desa Bojongkulur yang ingin berkontribusi dalam lomba Anugerah Desa Wisata 2023.

Amrullah menyebut, masyarakat desa Bojongkulur meminta mahasiswa STP Trisakti untuk mengembangkan wisata susur sungai Cikeas menjadi lebih bagus lagi. Sehingga wisata tersebut menjadi destinasi pilihan masyarakat di luar desa.

Karena itu, lanjut Amrullah, saat tujuh mahasiswa datang langsung
diajak berkeliling sekaligus observasi dermaga 6 sampai dermaga 2 yang menjadi titik point kegiatan susur sungai Cikeas bersama Ketua Desa Wisata Bojongkulur, Puarman.

“Selain melihat keindahan sungai Cikeas, mahasiswa juga diajak ikut bebersih sampah di sekitaran bantaran sungai Cikeas,” ucapnya.

Mahasiswa memiliki program untuk peningkatan kapasitas pengelola wisata, yaitu pembelajaran bahasa Inggris (English Learning). Hal itu sebagai langkah antisipatif untuk menghadapi wisatawan asing yang akan tur susur sungai.

“Bagi masyarakat desa, mahasiswa membekali dengan usaha kuliner agar wisatawan bisa menikmati makanan lokal dan tentu saja tersedia cemilan yang bisa dijadikan oleh-oleh,” kata Amrullah menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts