Suara Karya

Komitmen Ratu Sampah Wilda Yanti Lahirkan Ratusan Wirausaha Sosial dari Sampah

JAKARTA (Suara Karya): Masalah sampah di Indonesia hingga kini masih menjadi bom waktu. Pola kumpul-angkut-buang yang belum tuntas menjadikan banyak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bermasalah.

Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup mencatat ada 343 kabupaten/kota yang mendapat sanksi karena masih melakukan open dumping tanpa pengelolaan yang benar.

Melihat persoalan ini, PT Xaviera Global Synergy hadir sebagai perusahaan social enterprise yang lebih dari satu dekade konsisten mengedukasi masyarakat, dunia usaha, hingga pemerintah daerah untuk mengatasi masalah sampah sejak dari sumbernya.

Salah satu program unggulan yang terus berjalan adalah pelatihan kewirausahaan sosial pengelolaan sampah ‘Be a Social Entrepreneur Base of Waste Management’.

Program itu rutin digelar di Sentul City Recycle Center, pusat pengelolaan sampah terpadu hasil kolaborasi tiga pihak, yaitu Pemerintah Kabupaten Bogor, Kawasan Sentul City, dan PT Xaviera Global Synergy.

“Edukasi ini sudah berjalan tujuh tahun, dan kini memasuki angkatan ke-7. Sudah ratusan ‘next generation social entrepreneur’ lahir dari program ini. Mereka tersebar di seluruh Indonesia,” kata Founder & CEO PT Xaviera Global Synergy, Wilda Yanti, di Sentul, Minggu (31/8/25).

Karena tingginya antusiasme, Wilda memastikan angkatan ke-8 akan digelar kembali pada Oktober 2025 mendatang.

Wilda Yanti, yang dijuluki ‘Ratu Sampah’ berkat kiprahnya di tingkat nasional hingga internasional, telah membina ribuan titik pengelolaan sampah di Indonesia.

Ia menegaskan, di balik solusi sampah, ada misi besar berupa penciptaan lapangan kerja baru, usaha baru berbasis sampah, serta mendukung kedaulatan pangan.

Melalui program EF-FOUR (F4) atau Effort, sampah dikelola menjadi Fertilizer, Feed, Fuel, dan Food sebagai bagian dari sistem ekonomi sirkular.

Tak berhenti di situ, Xaviera Global Synergy juga meluncurkan program Cyber Waste, yang menargetkan pembangunan pusat-pusat pengelolaan sampah baru hingga ke desa-desa dengan menggandeng pemerintah daerah.

“Bagi kami, sampah bukan akhir dari segalanya. Justru dari sampah kita bisa menciptakan solusi berkelanjutan, kewirausahaan sosial, dan kemandirian bangsa,” ucap Wilda. (Tri Wahyuni)

Related posts