Suara Karya

Konsisten di Bidang Teknologi Pendidikan, CEO Sevima Dapat Penghargaan dari ITS

JAKARTA (Suara Karya): Konsisten dalam pengembangan teknologi bidang pendidikan, CEO PT Sentra Vidya Utama (Sevima), Sugianto Halim dapat penghargaan dari Rektor Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), Bambang Pramujati.

Penghargaan tersebut diberikan dalam gelaran Puncak Dies Natalis ITS dan peringatan Hari Pahlawan di kampus ITS Surabaya, pada Senin (13/11/24).

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS yang juga Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Periode 2009-2014, Mohammad Nuh dan jajaran pimpinan ITS.

Rektor ITS Bambang Pramujati dalam sambutannya menjelaskan, ITS memberi penghargaan kepada mitra wirausaha sebagai bentuk apresiasi, karena kontribusinya dalam dunia pendidikan dan kemaslahatan bagi ITS.

Pendiri dan CEO Sevima, Sugianto Halim dalam kesempatan yang sama menuturkan perjalanan hidupnya hingga sukses membesarkan nama Sevima.

“Jika banyak mahasiswa di awal tahun 2000-an fokus pada tugas-tugas kuliah atau aktif di organisasi kampus, saya malah sibuk belajar coding. Kalau di depan laptop, saya suka lupa waktu,” ujarnya.

Hasil dari belajar coding, Halim berhasil mengembangkan aplikasi yang di masa itu belum populer. Berkat kecintaannya pada dunia internet, ia mulai menyusun konsep untuk mendirikan sebuah startup yang bergerak di bidang teknologi pendidikan.

Satu tahun setelah lulus dari kuliahnya, Halim bersama rekannya mendirikan Sevima. Bermula dari kamar kos, Sevima yang kini berusia 21 tahun telah menjadi perusahaan teknologi ternama.

Sevima telah membantu ribuan kampus, lembaga pemerintah dan perusahaan dalam urusan digitalisasi pendidikan dan beragam pekerjaan. Lebih dari 3,5 juta mahasiswa, dosen, hingga operator kampus saat ini menggunakan platform Sevima setiap harinya.

Sevima dengan tagline #revolutionizeEducation telah menjadi pionir dalam solusi sistem informasi akademik yang terintegrasi untuk menjawab kebutuhan perguruan tinggi lewat teknologi digital, mulai dari penerimaan mahasiswa baru, pembayaran kuliah, pembelajaran online, administrasi dan akreditasi kampus, hingga portal lowongan kerja dan berbagai fitur lainnya.

Komitmen Sevima untuk merevolusi pendidikan dengan teknologi digital sejalan dengan keberagaman Indonesia. Karena tak sedikit kampus yang menjadi mitra Sevima berada di perbatasan Indonesia.

Halim menyebut lembaga pendidikan itu, antara lain Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) di wilayah Aceh Besar; Politeknik Negeri Nusa Utara di Sangihe, Maluku Utara; Sekolah Tinggi Katolik Santo Yakobus Merauke di Papua; dan Universitas Nusa Cendana di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Penghargaan yang diberikan ITS, menurut Halim, bukan sekadar apresiasi untuk Sevima, tetapi juga bentuk penghormatan atas dampak besar bagi dunia pendidikan di Indonesia.

“Penghargaan ini sangat berarti bagi saya dan seluruh tim Sevima. Penghargaan ini sekaligus menjadi penyemangat bagi kami untuk terus berinovasi dan mengembangkan layanan, yang semakin relevan bagi pendidikan tinggi di Indonesia,” kata Halim.

Ditambahkan, digitalisasi dalam pendidikan kini sudah menjadi kebutuhan. Sevima memiliki misi menjadi mitra utama dalam membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih maju.

“Teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk mendemokratisasi akses, kualitas pendidikan, sekaligus kunci agar pendidikan tinggi di Indonesia dapat bersaing secara global,” ucapnya.

Ia juga berharap Sevima bisa terus menjadi mitra terbaik bagi kampus-kampus di Indonesia. (Tri Wahyuni)

Related posts