Suara Karya

Lahirkan 10 Ribu Bayi Tabung, Morula IVF Indonesia Terdepan di Asia Tenggara

JAKARTA (Suara Karya): Sepanjang tahun 2022, Morula IVF melakukan hampir 6.000 siklus program bayi tabung, yang mana tingkat keberhasilan mencapai 75 persen untuk pasien usia dibawah 35 tahun.

Berkat prestasi itu, Morula kini menjadi pusat layanan fertilitas terdepan di Asia Tenggara, mengalahkan Malaysia, Singapura dan Thailand. Bahkan tak sedikit pasien dari luar negeri datang ke Morula untuk ikut program bayi tabung.

“Selama 25 tahun melayani program bayi tabung, Morula IVF Indonesia berhasil melahirkan lebih dari 10.000 bayi yang sehat,” kata CEO Morula Indonesia, Ivan R Sini disela perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Morula IVF di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (15/7/23).

Perayaan bertajuk ’25 Years of Nurturing Love, Hope & Miracle for Wonderful Families’ itu juga dihadiri Direktur Medis, Perawatan dan Pelayanan PT Morula Indonesia, Arie Polim, Direktur Keuangan dan IT PT Morula Indonesia, Rinaldi Buchari dan Direktur Pelaksana PT Morula Indonesia, Sonny Adi Nugroho.

Ivan menyebut pasien yang datang ke Morula tak hanya dari kota-kota besar, tetapi juga dari pelosok Indonesia. Sedangkan pasien dari luar negeri berasal dari China, Perancis, Belanda, Rusia, Amerika, Jepang dan Australia.

“Kepercayaan para ‘pejuang dua garis’ kepada Morula IVF, karena kami menjamin kualitas layanan diberikan setara atau lebih baik dari klinik-klinik di luar negeri,” ucap Ivan.

Hal itu dibenarkan pasien Morula IVF asal Rusia, Ekaterina aleshina. Hadir secara virtual, Ekaterina yang saat tinggal di Bali mengaku senang dengan pelayanan yang diberikan Morula IVF selama proses bayi tabung.

“Para dokter sangat komunikatif sehingga proses yang saya jalani terasa nyaman,” kata Ekaterina sambil menggendong sang buah hati hasil program bayi tabung di Morula.

Hal serupa juga disampaikan Monike (45). Ia mengaku jatuh cinta dengan pelayanan Morula, karena dokter saat konsultasi selalu melakukan ‘eye contact’, tidak sibuk menulis catatan sepanjang waktu.

“Lewat eye contact, saya jadi merasa dihargai,” ujarnya.

Monike menunggu lebih dari 12 tahun untuk mendapat buah hati. “Saya nikah muda, usia 19 tahun. Saat usia diatas 30 mulai gelisah. Lalu saya tertarik ikut program bayi tabung di Morula.

“Saya sempat hamil saat pertama kali treatment, tapi keguguran. Treatment kedua dan ketiga masih gagal. Baru pada treatment ke-4, saya dapat bayi kembar laki-laki dan perempuan,” tutur Monike seraya memperlihatkan dua anak kembarnya yang terlihat sehat berusia 12 tahun.

Ditambahkan, treatment yang dijalani pun beragam, bukan itu-itu saja. Sehingga peluang kehamilan menjadi lebih besar. “Karena itu saya jalani berbagai treatment itu dengan sabar,” ucapnya.

Menerima pujian dari pasiennya menjadi salah satu bukti keunggulan Morula IVF Indonesia dalam memberi layanan berkualitas dan dukungan emosional kepada pasangan yang membutuhkan.

Menurut Ivan, Morula IVF memiliki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dalam proses perawatan. Dokter-dokter dengan pengalaman nasional dan internasional, sehingga tingkat keberhasilan tinggi.

“Faktor usia juga menentukan keberhasilan. Kami harap pasien datang saat usia masih dibawah 35 tahun. Jika diatas itu, bahkan banyak usia diatas 40 tahun akan sulit dan berbiaya mahal,” kata Ivan menegaskan.

Salah satu keberhasilan besar Morula adalah meningkatkan tingkat keberhasilan kehamilan dan melahirkan bayi sehat melalui program bayi tabung dengan teknologi PGT-A atau Pre-Implantation Genetic Testing for Aneuploidy.

Teknologi itu mampu mendeteksi masalah kromosom pada embrio untuk mencegah terjadinya keguguran pada pasien ibu dan calon bayi tabung.

Teknologi PGT-A ini memberi manfaat bagi pasangan yang sudah ikut program bayi tabung berulang kali dan belum berhasil untuk hamil, pasangan dengan riwayat keguguran berulang, pasangan dengan riwayat kelainan bawaan pada kehamilan sebelumnya, dan pasangan yang berusia di atas 38 tahun.

Pasangan dengan perempuan berusia diatas 38 tahun mempunyai keberhasilan 64 persen menggunakan teknologi PGTA di Morula IVF. Selain PGT-A, ada pemeriksaan kromosom lanjutan lainnya yaitu PGT-M (Pre Implantation Genetic Testing for Monogenic/single-gene defect).

Beberapa kelainan dapat dicegah dengan teknologi PGT-M, seperti Thalassemia, Spinal Muscular Atropy, Cystic Fibrosis dan penyakit genetik lain yang bersifat menurun. (Tri Wahyuni)

Related posts