JAKARTA (Suara Karya): Berbagai cara mengenalkan ilmu fisika yang dilakukan Mahasiswa Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Salah satunya mengenalkan Implementasi pendekatan STEAM melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di SMA PKP Jakarta Islamic School, Ciracas, Jakarta Timur.
PKM yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilakukan tim mahasiswa dari Program Studi Fisika, yang terdiri dari Rizky, Selsa, Aisyah, Puspa, dan Chairunnisa di SMA PKP Jakarta Islamic School, Ciracas, Jakarta Timur 1–4 Oktober 2024.
Implementasi pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) dalam pembelajaran fisika bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu guna meningkatkan keterampilan proses sains dan kreativitas siswa.
Melalui STEAM, siswa diajak memahami konsep fisika tidak hanya dari sisi teori tetapi juga melalui praktik yang melibatkan teknologi, rekayasa, seni, dan matematika. Misalnya, dalam pembelajaran konsep energi dan gerak, siswa dapat menggunakan pendekatan STEAM dengan merancang dan membangun model sederhana, seperti katrol atau mobil balon, yang memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi prinsip-prinsip fisika secara langsung. Teknologi dan seni dapat digunakan dalam proses desain, sementara matematika berperan dalam perhitungan yang mendukung proyek.
Metode pembelajaran ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap proses ilmiah, seperti observasi, hipotesis, eksperimen, dan analisis data, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kreatif dan kritis dalam memecahkan masalah nyata. Dengan demikian, STEAM mampu membuat pembelajaran fisika lebih menarik dan relevan, serta memfasilitasi pengembangan keterampilan yang esensial bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Melalui bimbingan langsung dari Prof. Dr. Iwan Sugihartono, tim ini merancang kegiatan yang berfokus pada pengembangan keterampilan proses sains dan kreativitas siswa dalam pembelajaran fisika. Selama kegiatan berlangsung, tim mahasiswa didukung oleh mitra dari CV Jyotis Cemerlang melalui peralatan berbasis sensor. Sehingga, diharapkan melalui program ini dapat membantu siswa mengatasi tantangan pembelajaran fisika yang sering dianggap sulit dan abstrak.
Menarik dan Inovatif
Selama kegiatan, siswa kelas XI dan XII berkesempatan mempelajari empat modul utama, yaitu Gerak Lurus Beraturan (GLB), Gerak Melingkar Beraturan (GMB), Medan Magnet, dan Induksi Elektromagnetik. Modul-modul ini disampaikan melalui metode interaktif yang melibatkan diskusi, demonstrasi alat peraga berbasis sensor, serta kompetisi kelompok.
Salah satu aktivitas unggulan adalah penggunaan alat Photogate Sensor dan Magnetic Field Sensor, yang memungkinkan siswa mengamati fenomena fisika secara langsung. Dalam modul Induksi Elektromagnetik, misalnya, siswa dapat melihat bagaimana perubahan medan magnet menghasilkan arus listrik, sesuai prinsip Faraday.
“Pembelajarn fisika biasanya cuma teori, sekarang jadi menarik karena bisa langsung praktek. Dengan alat bahan dan sensor yang ada, kami malah bisa berkompetisi, jadi lebih paham gimana rumus itu bekerja dalam kejadian sehari-hari,” ujar Pratama, salah satu siswa SMA PKP Jakarta Islamic School dengan antusias.
Setiap sesi pembelajaran diakhiri dengan kompetisi yang menantang siswa untuk menerapkan konsep yang telah mereka pelajari dalam menyelesaikan studi kasus. Kelompok terbaik dari setiap kelas mendapatkan penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas kreativitas dan kerja sama tim mereka.
Dukungan Penuh dari Mitra dan Pihak Sekolah
Kepala Sekolah SMA PKP Jakarta Islamic School, Hj. Ummi Atiyah, S.H., mengapresiasi program ini sebagai langkah maju dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Tidak hanya beliau, Pak Heriyanto, S. Si., serta Ibu Widya Nurhayati, S. Pd., selaku guru Fisika, “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim Universitas Negeri Jakarta atas implementasi pendekatan STEAM dalam pembelajaran fisika. Program ini sangat membantu peserta didik kami memahami konsep sains dengan lebih menarik dan aplikatif. Semoga kritik saran dan masukan yang sudah disampaikan dapat menjadi katalisator untuk perubahan yang lebih baik, ditahun depan diadakan kembali kegiatan P2M KKN ini,” ungkapnya.
Selaku dosen pembimbing Program Pengabdian kepada Masyarakat terintegrasi KKN, Prof. Dr. Iwan Sugihartono, M. Si. menekankan pentingnya integrasi antara teori dan praktik dalam pembelajaran. “Pendekatan STEAM tidak hanya menghubungkan teori dan praktik, tetapi juga mengembangkan keterampilan kritis, kreatif, dan kolaboratif yang esensial di era digital. Program seperti ini mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan nyata dengan ketahanan, kecerdasan emosional, dan kemampuan untuk terus belajar,” jelasnya.
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Meskipun kegiatan ini berjalan dengan lancar, beberapa tantangan seperti keterbatasan waktu dan ketersediaan alat peraga menjadi perhatian. Namun, hal ini tidak mengurangi semangat siswa dan pengajar dalam berpartisipasi. Untuk selanjutnya, pihak sekolah berharap dapat terus mengembangkan program berbasis STEAM, termasuk memperluas modul pembelajaran dan meningkatkan fasilitas pendukung.
Salah satu mahasiswa, Puspa Zuhrotul Kamilah, mengungkapkan bahwa program ini memberikan pengalaman berharga dalam mengajar dan berinteraksi dengan siswa. “Kami sangat bersyukur dapat berperan dalam program ini. Sebagai mahasiswa fisika, kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang kami pelajari di kelas ke dalam kegiatan langsung bersama siswa sekolah adalah pengalaman yang luar biasa. Program ini juga memberi kami wawasan baru tentang pentingnya pendekatan interaktif seperti STEAM untuk meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap fisika. Melihat semangat mereka menjadi kebahagiaan sekaligus motivasi terbesar kami untuk terus berkarya,” ungkapnya.
Langkah Menuju Pendidikan yang Lebih Baik
Dengan keberhasilan program ini, SMA PKP Jakarta Islamic School berharap pendekatan STEAM dapat diadopsi oleh lebih banyak sekolah di Indonesia. Pendekatan ini tidak hanya mempermudah pemahaman konsep fisika, tetapi juga membentuk siswa menjadi individu yang siap menghadapi tantangan global dengan kemampuan berpikir analitis dan kreatif.
Kegiatan ini diakhiri dengan presentasi hasil kerja siswa dan foto bersama sebagai kenang-kenangan. Sebuah langkah kecil untuk pendidikan, namun berdampak besar bagi masa depan siswa.