Suara Karya

Perdana, Kemdikdasmen Gelar Pelatihan Al-Qur’an Bahasa Isyarat bagi Disabilitas Rungu

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) untuk pertama kalinya menggelar pelatihan atau ‘Training of Trainer’ (ToT) membaca Al-Qur’an dengan bahasa isyarat, khusus bagi penyandang disabilitas rungu dan wicara.

Program tersebut diselenggarakan bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kemdikdasmen, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baitut Tholibin, dan beberapa mitra lainnya.

Kegiatan berlangsung pada 23-24 September 2025 di Aula Masjid Baitut Tholibin, Kompleks Kemendikdasmen, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti dalam sambutannya mengatakan, pelatihan tersebut merupakan terobosan nyata dalam memberi layanan pendidikan yang merata.

“Al-Qur’an adalah kitab suci untuk semua manusia, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan dalam mendengar maupun berbicara. Dengan bahasa isyarat, mereka tetap dapat mengakses, membaca, dan menghafalkan Al-Qur’an,” kata Mu’ti menutup pelatihan, pada Rabu (24/9/25).

Acara yang juga dihadiri pejabat BAZNAS, pengurus UPZ Kemdikdasmen, dan tokoh masyarakat lainnya itu menandai langkah baru dalam gerakan literasi Al-Qur’an. Tak hanya masyarakat umum, tetapi juga kelompok berkebutuhan khusus yang selama ini masih terbatas aksesnya pada pembelajaran agama.

Selain pelatihan, Kemdikdasmen bersama UPZ juga menerima penghargaan dari BAZNAS atas kepeduliannya dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Tiga kategori diraih sekaligus, yakni UPZ dengan pelaporan terbaik, UPZ penyaluran terbaik, dan Rising Star.

“Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan pelayanan, sekaligus memastikan zakat dapat memberi manfaat nyata bagi pendidikan,” ungkap Mu’ti.

Ke depan, pelatihan Al-Qur’an bahasa isyarat diharapkan bisa dilaksanakan secara reguler, bahkan dikembangkan sebagai sertifikasi keterampilan khusus. Pasalnya, kebutuhan akan tutor bahasa isyarat Al-Qur’an semakin meningkat, baik di sekolah luar biasa (SLB) maupun sekolah inklusi.

“Bahasa isyarat Al-Qur’an adalah bidang keahlian baru. Semakin banyak tutor yang menguasainya, semakin besar pula kesempatan saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus untuk meraih hak pendidikan agama yang setara,” katanya.

Program itu juga menjadi bukti, zakat tak hanya berfungsi sosial, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan umat. Dengan sinergi pendidikan dan zakat, Mendikdasmen berharap semakin banyak generasi muda bangsa yang dapat tumbuh cerdas, beriman, dan berkarakter, tanpa terkecuali.

Ketua DKM Baitut Tholibin, Mariman Darto dalam pemaparannya menjelaskan, pelatihan Training of Trainers (ToT) Pengajar Al-Qur’an Isyarat selama 2 hari diikuti 40 guru Sekolah Luar Biasa (SLB).

Program tersebut digagas, sekaligus memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional yang jatuh setiap 23 September.

“Selain bahasa isyarat, kami juga mengembangkan Al-Qur’an Braille. Namun dukungan fasilitas masih terbatas. Kami berinisiatif untuk mengembangkan sendiri bersama mitra dan para guru,” ujarnya.

Kegiatan ToT ini juga mendapat dukungan dari sejumlah pihak, termasuk perusahaan melalui program tanggung jawab sosial (CSR).

“Beberapa perusahaan sudah mendukung, seperti Sinarmas. Ke depan, kami ingin mengembangkan TPA berbasis bahasa isyarat karena ini sangat penting,” kata Mariman menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts