Suara Karya

Periset BRIN Kembangkan Katalis MOFs, Ubah Minyak Kelapa jadi Bio-Jet Fuel!

JAKARTA (Suara Karya): Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan riset katalis berbasis Metal-Organic Frameworks (MOFs), yang dapat mengubah minyak kelapa menjadi bio-jet fuel atau bahan bakar pesawat hayati.

“Bio-jet fuel merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang memanfaatkan minyak nabati sebagai bahan baku,” kata Peneliti Ahli Madya pada Pusat Riset Kimia BRIN, Deliana Dahnum dalam acara Media Lounge Discussion (MELODI), di Jakarta, Kamis (21/11/24).

Dahnum menjelaskan, riset MOF’s menjadi penting saat ini karena kebutuhan energi terus meningkat, sementara bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam akan semakin habis.

Karena itu, pengembangan riset bahan bakar alternatif berbasis energi terbarukan, yaitu bio-jet fuel menjadi pilihan tepat. Apalagi Indonesia memiliki sumber daya alam berupa minyak kelapa yang berlimpah.

Lewat inovasi itu, perempuan yang akrab dipanggil Dahnum itu meyakini Indonesia tak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga mendukung pemanfaatan sumber daya lokal yang ramah lingkungan.

“Dalam riset ini, saya menggunakan kelapa yang tidak layak konsumsi, seperti kelapa tua, kecil, atau yang sudah berjamur untuk diolah menjadi bahan bakar pesawat alternatif,” kata alumnus KIST School, University of Science and Technology, South Korea.

Ia menjelaskan, untuk mengubah minyak kelapa menjadi bio-jet fuel, dibutuhkan proses katalisis dengan bantuan katalis yang efisien.

“BRIN mengembangkan katalis berbasis Metal-Organic Frameworks (MOFs), sebuah material inovatif yang diharapkan mampu mengubah minyak kelapa menjadi bio-jet fuel secara produktif dan efektif,” tuturnya.

Pengembangan telah mencapai tahap uji coba laboratorium dan menunjukkan potensi untuk dikembangkan pada skala lebih besar, termasuk pada kelapa yang tidak layak konsumsi, guna memaksimalkan keberlanjutan energi.

Dahnum berharap riset bio-jet fuel dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga mempercepat realisasi penelitian itu ke tahap yang lebih maju.

“Semoga riset ini dapat berkontribusi langsung pada salah satu upaya memenuhi kebutuhan energi Indonesia yang berkelanjutan,” katanya.

Berkat penelitian itu, Dahnum mendapat Penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2024 bersama 4 peneliti perempuan lainnya.

Riset ini merupakan salah satu inovasi dengan memanfaatkan sumber daya lokal, untuk mendukung produksi bahan bakar ramah lingkungan yang dapat mengurangi emisi karbon. (Tri Wahyuni)

Related posts