Suara Karya

Praktisi Hukum Perangi Gratifikasi dan Kawal Keadilan Lewat Media

JAKARTA (Suara Karya): Praktisi hukum dan advokat Natalia Rusli mengambil langkah besar di dunia informasi dan keadilan dengan mendirikan media online berbasis hukum. Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat transparansi, memperjuangkan hak masyarakat kecil, dan mengurangi praktik pemberitaan tanpa dasar hukum yang kerap merugikan pihak tertentu.

“Tujuan utama dari pendirian media ini adalah menegakkan keadilan yang berbasis pada fakta hukum, bukan opini atau sensasi,” ujar Natalia di Jakarta, Jumat (8/8/2025).

Natalia menegaskan, media ini hadir untuk memberi ruang bagi masyarakat kurang mampu yang kerap tak punya suara dalam sengketa hukum. Ia ingin menciptakan ruang pemberitaan yang bisa dipertanggungjawabkan dan menjadi mitra strategis bagi penegak hukum.

“Banyak masyarakat yang lemah secara ekonomi akhirnya dikalahkan oleh sistem. Saya ingin media ini menjadi penyambung suara mereka,” tambahnya.

Langkah ini lahir dari pengalaman pribadinya yang pernah menjadi sasaran pemberitaan tanpa fakta. Ia mengaku tahu persis bagaimana dampak dari media yang tidak menjunjung etika jurnalistik dan tidak berpegang pada data serta bukti hukum.

“Saya pernah jadi korban media yang hanya mengandalkan narasi, bukan fakta. Ini menyakitkan. Karena itu saya mengajak seluruh wartawan untuk lebih mengedepankan hati nurani,” kata Natalia.

Menurutnya, wartawan memiliki peran penting dalam sistem hukum. Pemberitaan yang akurat dan berimbang bisa menjadi pengawas eksternal sekaligus pelindung masyarakat dari ketidakadilan.

Ia menekankan bahwa media ini tidak akan mempublikasikan perkara secara serampangan. Semua konten akan melalui verifikasi ketat dan mengedepankan nilai-nilai integritas, kejujuran, serta empati terhadap korban.

Selain menjadi media informasi hukum, platform ini juga menyediakan jalur pengaduan bagi masyarakat yang ingin melaporkan kasus atau merasa diperlakukan tidak adil. “Silakan hubungi hotline kami di nomor 0881 0119 15272,” jelasnya.

Natalia berharap, media hukum yang ia rintis ini bisa menjadi garda terdepan dalam mengawal transparansi dan keadilan di Indonesia. Ia juga mengajak seluruh insan pers untuk bersatu demi membangun budaya jurnalistik yang bersih, adil, dan humanis.

“Jika kita semua bekerja dengan integritas, maka media berbasis hukum dapat menjadi tembok terakhir dalam menghadapi ketidakadilan,” kata Natalia. (Boy)

 

Related posts