Suara Karya

Sekolah Pascasarjana UT Gelar FUSION, Bahas Peran Perguruan Tinggi di Era VUCA

JAKARTA (Suara Karya): Kondisi dunia yang sulit diprediksi saat ini atau dikenal dengan istilah VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) menarik perhatian Sekolah Pascasarjana Universitas Terbuka (UT) untuk menggelar diskusi melalui Forum for University Scholars in Interdisciplinary Opportunities and Networking (FUSION).

Forum perdana tersebut menghadirkan pembicara dari dalam maupun luar negeri, antara lain Prof Amanda Reichelt-Brushett dari Faculty of Science and Engineering Southern Cross University, Australia; dan Prof Dr Mohd Na’eim Bin Ajis dari College of Law, Government & International Student Universiti Utara Malaysia.

Selain itu ada Prof Oscar Odena dari School of Education University of Glasgow, United Kingdom, dan Prof Dr Harjum Muharam dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Hal itu dikemukakan Direktur Sekolah Pascasarjana UT,
Prof Dr Maman Rumanta di sela kegiatan yang berlangsung di Kantor Pusat UT Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Kamis (5/12/24).

Prof Maman berharap, FUSION 2024 dapat menjadi wadah bagi sarjana, peneliti, dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu dan profesional untuk saling bertukar ide, berdiskusi tentang tantangan terkini, serta merancang pendekatan inovatif demi tercapainya pendidikan yang inklusif dan berkualitas.

Tahun ini, tema yang diangkat adalah ‘Research Methodology in VUCA: Navigating Complexity and Diversity’ yang menyoroti bagaimana peran metodologi penelitian dalam membantu menghadapi tantangan dalam dunia yang penuh dinamika dan ketidakpastian.

“Tema VUCA ini lagi trend di kalangan peneliti. Lewat forum ini kita bahas agar kita semua bisa mendapat pencerahan. Ada 156 pemakalah dari 18 perguruan tinggi yang bergabung baik secara luring maupun daring,” tuturnya.

FUSION juga membahas solusi untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs4 tentang pendidikan berkualitas untuk semua dan SDGs17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan global.

Hal senada dikemukakan Prof Harjum Muharam dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas
Universitas Diponegoro. Perguruan tinggi harus mampu beradaptasi atas perubahan yang bergerak cepat, lalu mencari jawabannya lewat riset.

“Bagaimana nasib perguruan tinggi jika tiba-tiba tidak ada mahasiswa yang mendaftar. Ini sama seperti kondisi politik di Korea yang tiba-tiba mengumumkan darurat militer. Semua itu kita cari jawabannya lewat riset,” katanya mencontohkan.

Kondisi VUCA yang berubah cepat dan penuh ketidakpastian, menurut Prof Harjum, bisa menjadi bahan penelitian bagi perguruan tinggi, sebagai bentuk kontribusinya terhadap negara.

Sementara itu, Ketua Panitia FUSION 2024, Astri Dwi Jayanti Suhandoko PhD mengatakan, kesempatan yang sama digunakan UT untuk penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UT dengan Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI.

Kerja sama tersebut terkait pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mencakup bidang pendidikan, penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan bidang lainnya.

Serta penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara UT dengan tiga perguruan tinggi, yaitu Universitas Batanghari Jambi, Universitas Bale Bandung, dan Universitas Putra Bangsa.

Sebagai apresiasi terhadap kontribusi akademik terbaik, lanjut Astri, FUSION 2024 memberi penghargaan kepada 6 best paper dan 7 best presenter. Makalah terbaik akan ditampilkan dalam portal yang terindikasi SINTA (Science and Technology Index) milik Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisainstek).

Kegiatan yang disponsori Bank Mandiri, BRI, Bank Syariah Indonesia dan BTN itu juga menekankan pentingnya pembahasan SDG’s dalam kerangka pendidikan jarak jauh, yang merupakan ciri khas UT.

FUSION 2024 diharapkan menjadi katalisator dalam memperkuat kemitraan akademik, mendorong penelitian interdisipliner, serta memberikan dampak nyata bagi pembangunan berkelanjutan.

Adapun 18 perguruan tinggi yang tergabung dalam FUSION, yaitu Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Universitas Batanghari Jambi, Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI, Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA), IBI Kosgoro 1957, Politeknik Bisnis Kaltara, dan Universitas Bale Bandung.

Selain itu ada Universitas Widyatama Bandung, STIE AMKOP Makassar, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Suryakancana, Universitas Putra Bangsa, Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, Universitas Utpadaka Swastika, STKIP Kusuma Negara, Institut Bisnis dan Keuangan Nitro, dan Universitas Muhammadiyah Makassar. (Tri Wahyuni)

Related posts