JAKARTA (Suara Karya): PT Pegadaian (Persero) memiliki sejumlah strategi yang mendorong UMKM dan Ultra Mikro agar bisa ‘naik kelas’. Tak hanya bertumbuh, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan digital di masa depan.
Salah satu strateginya adalah pembentukan 100 ribu agen Pegadaian yang akan menjangkau nasabah hingga akar rumput. Agen tersebut akan melakukan bimbingan pada nasabah, yang kebanyakan UMKM dan Ultra Mikro agar bisa bersaing di era digital.
Hal itu dikemukakan Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian (Persero), Yudi Sadono dalam diskusi media bertema ‘Mendorong Penguatan UMKM dan Ultra Mikro’ yang digelar Forum Pimpinan Redaksi Multimedia Indonesia (FPRMI), di Jakarta, Rabu (30/8/23)
Yudi mengaku optimistis dapat mewujudkan UMKM dan Ultra Mikro menjadi ‘naik kelas’. Apalagi jika didukung oleh semangat pelaku UMKM dan Ultra Mikro dalam berusaha.
“Semangat berjuang masyarakat tetap ada. UMKM yang berjualan pun semakin ramai, ada pelaku UMKM yang klimis, cantik-cantik, UMKM yang dadakan,” ucapnya.
Yudi Optimis karena selain memberi pinjaman, Pegadaian kerap memberi pelatihan kepada para nasabahnya. Terutama pada produk pemerintah melalui KUR. “Tentunya sesuai kemampuan dan kapabilitas nasabah,” katanya.
Pegadaian juga meningkatkan performanya dengan digitalisasi, membuka akses pasar media digitalisasi bekerjasama dengan e-commerce.
Diharapkan, program UMKM dapat terus didengungkan secara luas di masyarakat, sehingga terjadi peningkatan dan kemajuan. “Kemampuan jiwa entrepreneur masyarakat dapat tumbuh dan berkembang,” ucap Yudi menandaskan.
Pernyataan senada dikemukakan narasumber lain, yaitu Regional Manajer PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Ahmad Satria. Upaya yang dilakukan anak usaha BRI bidang pembiayaan itu melalui Program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera).
“Waktu Mekaar dikenalkan pada 2017, langsung menarik perhatian masyarakat. Di akhir tahun 2017, nasabah mencapai 2,3 juta orang. Pada 2020 menjadi 7,7 juta orang. Terus naik menjadi 11 juta pada 2021. Ditargetkan, pada akhir 2023 menjadi 14,7 juta nasabah,” tuturnya.
Ditambahkan, PNM dalam waktu dekat akan melakukan modernisasi terhadap nasabah Mekaar PNM. Hal itu untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi, baik dalam pembayaran atau menerima pinjaman.
Terkait pengawalan terhadap para nasabah Mekaar PNM, Ahmad Satria mengungkapkan, pihaknya sangat mengedepankan kerjasama tim. Apalagi, ada istilah tanggung renteng bagi para nasabah yang tidak bisa memenuhi kewajibannya.
“Dengan pola seperti itu, Program PNM bisa berjalan secara maksimal dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan,” ucap Ahmad Satria menegaskan. (Tri Wahyuni)