JAKARTA (Suara Karya): Sebanyak 18,6 juta pelajar di Indonesia mulai dari jenjang SD hingga SMA mendapat bantuan dana Program Indonesia Pintar (PIP) 2024. Bantuan diserahkan secara simbolik oleh Presiden Joko Widodo, di Magelang, Jawa Tengah, Senin (21/1/24).
Presiden berpesan kepada para pelajar penerima PIP untuk memanfaatkan bantuan tersebut dengan baik. Berangkat ke sekolah dengan penuh semangat, guna meraih cita-cita yang tinggi,” katanya.
Pemerintah tahun ini memberi bantuan PIP untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) senilai Rp450.000 per tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Rp750.000 per tahun. Khusus pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menerima Rp1,8 juta per tahun.
Presiden menegaskan, bantuan PIP bertujuan untuk mencukupi kebutuhan pelajar dalam menuntut ilmu di sekolah. Mereka diminta mengatur dana bantuan tersebut dengan baik. “Untuk penerima PIP yang lanjut ke perguruan tinggi akan mendapat bantuan Kartu Indonesia Pintar,” ucapnya.
Penyaluran bantuan PIP dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Pusat Layanan Pembiayaan (Puslapdik).
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim melaporkan, penyaluran PIP hingga 23 November 2023 telah mencapai 100 persen target yaitu 18.109.119 orang penerima.
“Kami menargetkan setiap tahun penyaluran PIP kepada 17,9 juta pelajar dengan anggaran sebesar Rp9,7 triliun,” ujar Nadiem.
Kemdikbudristek tahun ini menambah sasaran untuk jenjang SMA sebanyak 567.531 pelajar dan jenjang SMK sebanyak 99.104 pelajar. Penambahan itu bersamaan dengan peningkatan bantuan yang semula Rp1 juta menjadi Rp1,8 juta.
“Kemdikbudristek akan terus menguatkan kolaborasi dan gotong royong dengan pemerintah daerah dan satuan pendidikan,” kata Nadiem.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah Jawa Tengah dan Kota Magelang atas kerja samanya yang berjalan dengan baik dalam penyaluran bantuan PIP dan implementasi terobosan Merdeka Belajar.
Mendikbudristek menegaskan, pihaknya akan terus meningkatkan kualitas pelaksanaan program PIP sebagai bagian dari upaya pemerataan hak dan kualitas pendidikan, sehingga semua anak Indonesia dapat merasakan manfaat dari program tersebut.
Soal ketepatan sasaran bantuan PIP, Kepala Puslapdik, Abdul Kahar, mengatakan, sasaran penerima PIP bersumber dari tiga data, yaitu Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang telah terverifikasi Kementerian Sosial (Kemensos).
Data DTKS selanjutnya dipadankan dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk mengecek keberadaaan pelajar tersebut di sekolah.
Selain itu, sejak 2023 Puslapdik juga telah melakukan pemadanan data ke Pensasaran Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang didapat dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
“Dengan data P3KE diharapkan ketepatan sasaran bantuan PIP menjadi jauh lebih baik karena pada dasarnya data hasil dari BKKBN tersebut basisnya adalah keluarga,” ujar Kahar.
Hadir dalam acara itu, sekitar 1.000 pelajar yang terdiri dari 400 pelajar SD, 300 pelajar SMP, 150 pelajar SMK, dan 150 pelajar SMA.
Salah satu penerima PIP jenjang SMK, Neisya Cantika Putri mendapat kesempatan berdialog dengan Presiden Jokowi. Ia mengatakan, bantuan PIP telah ia terima sejak dari SD.
“Bantuan PIP untuk memenuhi kebutuhan sekolah, seperti buku, sepatu, tas, dan lainnya,” kata siswi kelas XII SMK Citra Medika itu.
Manfaat bantuan PIP juga dirasakan Benedictus Fergie Eleazar Andika Putra. Katanya, bantuan PIP membantunya untuk memenuhi kebutuhan dan kegiatan sekolah.
“Di sekolah saya suka pelajaran Bahasa Indonesia, karena saya mampu membuat dan melantunkan puisi. aya juga aktif bermain gamelan di sekolah. Bantuan PIP memudahkan saya untuk memenuhi semua kegiatan tersebut,” kata Fergie, siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Magelang. (Tri Wahyuni)
