Suara Karya

200 Siswa ADEM dari Daerah Khusus Jalani Pembekalan Bela Negara

JAKARTA (Suara Karya): Sebanyak 200 pelajar penerima beasiswa ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) dari daerah khusus di 6 provinsi mengikuti pembekalan wawasan kebangsaan dan bela negara, pada 13-16 Juli 2023.

Mereka akan menjalani pendidikan menengah, baik itu SMA atau SMK tahun ajaran 2023/2024 di ibu kota masing-masing provinsi, yakni Banda Aceh, Pekanbaru, Padang, Kupang, Manado dan Pontianak

Sebelumnya ada 500 pelajar penerima beasiswa ADEM asal Papua yang juga menjalani pembekalan wawasan kebangsaan dan bela Negara di beberapa kota yaitu Jakarta, Yogyakarta, Magelang, Surabaya dan Denpasar, pada 9-12 Juli 2023.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, penerima beasiswa ADEM adalah siswa terpilih untuk program beasiswa melalui pendidikan berkualitas.

“Kesempatan berharga ini tidak didapat oleh semua pelajar di Indonesia. Manfaatkan semaksimal mungkin, karena pembelajaran di sekolah sudah lebih menyenangkan dengan Kurikulum Merdeka,” katanya.

Pernyataan itu disampaikan Mendikbudristek saat menutup pembekalan bagi penerima Beasiswa ADEM, secara daring yang digelar di BPMP Provinsi Aceh, pada Minggu (16/7/23).

Nadiem menambahkan, kurikulum dengan pembelajaran berbasis projek dirasakan lebih menyenangkan. Karena siswa tak hanya belajar teori di dalam kelas, tapi juga diajak menerapkan dalam praktik yang bisa dilakukan di manapun.

Untuk siswa SMK, proses pembelajaran dibuat lebih relevan dengan dunia industri dan dunia kerja. Pembelajaran tidak hanya fokus pada praktik, tapi juga pengetahuan softskill yang dibutuhkan dunia kerja.

“Semua itu akan menjadi bekal berharga bagi adik-adik penerima beasiswa ADEM, untuk membangun karir di masa depan sesuai minat dan bakat dari masing-masing siswa,” ucapnya.

Mendikbudristek menyampaikan, perjalanan tiga tahun di SMA/SMK adalah saatnya bagi para pelajar penerima beasiswa ADEM untuk menorehkan prestasi sebanyak-banyaknya.

“Karena tersedia banyak beasiswa untuk jenjang S-1 yang bisa diikuti, seperti Beasiswa Indonesia Maju, Beasiswa LPDP, dan Kartu Indonesia pintar (KIP),” ucap Menteri.

Peluang beasiswa itu bisa diperoleh, salah satunya melalui jalur prestasi. Gunakan kesempatan yang ada untuk belajar dengan optimal, berkarya sebanyak mungkin, dan meraih prestasi setinggi-tingginya.

Kepala Pusat Layanan Pendidikan (Puslapdik), Abdul Kahar menyampaikan, beasiswa ADEM merupakan komitmen Kemdikbudristek untuk memberi kesempatan dan keberpihakan kepada siswa dari Papua, daerah khusus, dan anak-anak repatriasi.

“Selain untuk memberi layanan pendidikan menengah yang berkualitas, diharapkan terjadi akulturasi keragaman budaya di Indonesia,” ucap Kahar.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BPMP Provinsi Aceh, Muhammad Anis berpesan kepada siswa ADEM untuk menentukan target dalam pendidikan dan bermimpi untuk meraih cita-cita.

“Bersiaplah untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Jangan patah semangat, karena keadaan dan fasilitas. Pemerintah tidak akan membiarkan anak-anak Indonesia tertinggal, meski dari daerah khusus,” tutur Anis.

Sebelum mendapat pembelajaran di satuan pendidikan (SMA/SMK), para pelajar dari daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) lebih sahulu mengikuti pembekalan dan pelatihan wawasan kebangsaan dan bela negara.

Hari pertama pembekalan, para pelajar ADEM mendapat materi Mengenal Diri dan Kepribadian. Hari kedua, Rencana Hidup dan Cita-citaku, Perilaku Hidup Bersih Sehat dan Anti Pergaulan Bebas, serta Pengenalan Literasi Keuangan dan Digital.

Hari ketiga, para peserta mengikuti materi Organisasi dan Kerelawanan, Wawasan Kebangsaan, serta Menyusun Projek Sosial. Di akhir acara, para pelajar menggelar pentas seni dan upacara penutupan.

Pada 2023, Puslapdik Kemdikbudristek mengalokasikan beasiswa untuk 1.000 siswa baru Program Beasiswa ADEM. Sebanyak 500 beasiswa untuk wilayah Papua, 200 beasiswa bagi pelajar di daerah khusus, dan 300 beasiswa bagi pelajar repatriasi.

Pelajar repatriasi adalah para pelajar Indonesia yang berada di Serawak dan Sabah, Malaysia mengikuti orang tuanya yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Pembekalan wawasan kebangsaan dan bela negara bagi 300 pelajar repatriasi akan dilaksanakan pada September 2023 mendatang. (Tri Wahyuni)

Related posts