Suara Karya

Gandeng 2 Kampus Eropa, UBL Siap Buka Prodi Data Science

JAKARTA (Suara Karya): Universitas Budi Luhur (UBL) akan membuka program studi baru tentang data science. Penyusunan materi kuliahnya melibatkan dua kampus ternama di Eropa, yaitu dari Belanda dan Belgia.

“Tak mudah bekerja dengan kampus dari Eropa, jika kita bisa menunjukkan komitmen dan kemauan yang kuat. Hal itu sudah kita buktikan saat ingin membuka prodi data science,” kata Rektor UBL, Wendy Usino di Jakarta, Kamis (23/11/23).

Pernyataan itu disampaikan disela acara peluncuran logo baru 45 tahun UBL. Logo tersebut akan digunakan di semua kegiatan kampus, jelang peringatan HUT ke-45 UBL pada 1 April 2024.

Dipilihkan prodi data science, lanjut Wendy, karena ilmu tersebut kini sedang trend di negara-negara maju. Ilmu tersebut masuk semua bidang sesuai kebutuhan.

“Di era digital, data menjadi esensial yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan dari kedokteran hingga marketing. Data juga diperlukan saat membuat kebijakan, agar tidak salah sasaran,” ujarnya.

Melihat begitu pentingnya data, UBL terdorong untuk membuka prodi baru data science, yang diharapkan anak bangsa memiliki kompetensi keahlian di bidang tersebut. “Nantinya, kita tidak perlu rekrut ahli data science dari luar, tetapi anak bangsa sendiri,” ujarnya.

Kerja sama dengan dua kampus asing telah dilakukan UBL sejak 2010 lalu. Sehingga rencana pembukaan prodi baru cepat direspon dengan menyiapkan tenaga ahlinya. “Perkuliahan prodi data science dibuat dalam bahasa Inggris. Kualitas lulusannya setara dengan kampus luar negeri,” ucap Wendy menegaskan.

Ditanyakan apakah prodi tersebut menerapkan dual degree, Wendy menyatakan, bentuknya hanya joint degree. Sehingga lulusan hanya mendapat satu ijazah dari UBL.

Prodi baru lainnya adalah kebencanaan. Prodi tersebut telah menerima mahasiswa baru sebanyak 20 orang. “Prodi kebencanaan kita buat karena Indonesia ada dalam ‘ring of fire’ sehingga rawan terjadi bencana alam,” katanya.

Untuk itu, lanjut Wendy, Indonesia perlu anak bangsa yang memiliki kompetensi di bidang kebencanaan agar penanganan bencana berjalan optimal.

“Penanganan bencana itu bukan cuma urusan korban dan bantuan saja, tetapi banyak hal harus diperhatikan. Mulai dari mitigasi, saat kejadian hingga pascakejadian. Sehingga penanganan bencana bisa berjalan optimal,” ujarnya.

Untuk prodi kebencanaan, Wendy menyebut kerja sama dilakukan dengan Universitas Chiba dari Jepang dan satu kampus lainnya dari Filipina. Kerja sama tersebut penting untuk melengkapi ilmu yang sudah ada.

Soal logo baru HUT ke-45 UBL, Wendy menjelaskan, logo tersebut mengandung pesan tentang pentingnya masyarakat peduli atas perubahan iklim agar bumi berkelanjutan.

“Dalam logo baru itu ada simbol matahari, pohon, laut dan gunung sebagai pengingat pentingnya menjaga lingkungan demi hidup berkelanjutan,” kata Wendy menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts