IKPI, Jakarta: Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar, menyampaikan bahwa inflasi Jakarta pada Maret 2025 tercatat sebesar 2,00% (mtm), meningkat setelah sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,29% (mtm) pada Februari. Kenaikan inflasi ini terutama dipengaruhi oleh kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga, Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya.
“Meski terjadi peningkatan secara bulanan, inflasi tahunan Jakarta tetap terjaga di angka 1,02% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan nasional yang berada pada level 1,03% (yoy),” ujar Arlyana, melalu keterangan tertulisnya, Selasa (8/4/2025).
Inflasi tertinggi tercatat pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 8,22% (mtm), didorong oleh normalisasi tarif listrik setelah berakhirnya kebijakan diskon tarif untuk pelanggan prabayar. Namun, penurunan harga bahan bakar rumah tangga turut menahan laju inflasi lebih lanjut di kelompok ini.
Sementara itu, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau mencatat inflasi sebesar 1,70% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya harga bawang merah, daging ayam ras, dan cabai merah yang disebabkan oleh tingginya permintaan selama Ramadan dan Idulfitri serta gangguan produksi akibat cuaca buruk.
Meski demikian, komoditas alpukat mengalami deflasi dalam kelompok ini. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya juga memberikan andil terhadap inflasi Maret 2025 dengan kenaikan sebesar 0,87% (mtm), yang dipicu oleh peningkatan harga emas perhiasan sejalan dengan tren global sebagai dampak dari tingginya ketidakpastian ekonomi dunia.
Arlyana menegaskan bahwa terkendalinya inflasi Jakarta selama periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) merupakan hasil dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta. Berbagai langkah strategis telah dilakukan, seperti penyelenggaraan Pasar Murah, distribusi pangan oleh BUMD, hingga kampanye edukatif “Bijak Belanja, Berkah Ramadan Terjaga”.
Ke depan, TPID DKI Jakarta bersama seluruh pemangku kepentingan berkomitmen memperkuat pengendalian inflasi yang terintegrasi, masif, dan berdampak luas. Strategi 4K—Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif—terus dioptimalkan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menjaga inflasi Jakarta dalam kisaran sasaran 2,5±1% di tahun 2025. (Boy)