Suara Karya

Tingkatkan Kualitas Pendidikan, 116 Guru Asal Timor Leste Kuliah di UT

JAKARTA (Suara Karya): Universitas Terbuka (UT) dilibatkan dalam peningkatan kualitas guru di Timor Leste. Ada sekitar 600 ribu guru yang akan ditingkatkan pendidikannya dari D3 menjadi S1 dalam 4-5 tahun kedepan.

Pernyataan tersebut dikemukakan Rektor UT, Mohamad Yunus usai membuka Seminar Wisuda UT Tahun Akademik 2024/2025 Genap Wilayah 2 di Kampus UT, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Senin (14/7/25).

Hadir dalam kesempatan yang sama, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk Timor Leste, Prof Dr Ikhfan Haris, MPhil; dan Atase Pendidikan Timor Leste untuk Indonesia, HE Mr Jaime Andre Simoes.

Selain itu hadir Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Umum UT, Prof Ali Muktiyanto; dan Ketua Panitia yang juga Direktur Administrasi Akademik dan Kelulusan (DAAK), Firmansyah.

Atase Pendidikan Timor Leste untuk Indonesia, HE Mr Jaime Andre Simoes menjelaskan, UT terpilih untuk kuliah para guru karena sistem pembelajaran yang fleksibel, dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sehingga guru bisa kuliah, tanpa meninggalkan tugas mengajar di sekolah.

“Jika guru harus kuliah secara konvensional, maka banyak sekolah yang tidak ada gurunya. Hal itu tidak boleh terjadi. Kuliah di UT merupakan pilihan yang tepat,” ujarnya.

Mohamad Yunus menambahkan, ketertarikan guru dari Timor Leste kuliah di UT merupakan buah dari upaya promosi yang dilakukan jajarannya dalam 2 tahun terakhir. Pada tahap awal, sudah ada 116 guru yang mendaftar.

“Sebagai stimulan, kami juga memberi beasiswa kepada 10 mahasiswa Timor Leste yang akan kuliah semester ini. Jumlah beasiswa akan ditingkatkan setiap tahun,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur UT Kupang, Ajat Sudrajat memaparkan, dari 116 mahasiswa yang mendaftar, sebagian besar mengambil program studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dan beberapa yang memilih prodi ekonomi, bahasa Inggris, kimia, matematika, dan MIPA .

“Tidak semua peserta program kuliah S1, ada 6 orang yang mengambil S2,” kata Ajat Sudrajat.

Guna mendukung pembelajaran di Timor Leste, UT melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan 2 mitra, yaitu
General Manajer BRI Timor Leste, Roby Firmansyah Sastraatmadja; dan VP Finance and Business Partner Telkomcel Timor Leste, Dedy Edward.

Ruang lingkup PKS dengan BRI Timor Leste, antara lain penyediaan layanan pembayaran; integrasi sistem informasi; sosialisasi dan edukasi, dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Kerja sama dengan Telkomcel meliputi, antara lain, peningkatan jaringan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) melalui SIM Telkomcel untuk mahasiswa; dan sosialisasi dan promosi bersama mengenai pendidikan tinggi jarak jauh.

Ditanya pembelajaran menggunakan bahasa apa, Rektor UT Mohamad Yunus mengatakan, bahasa Indonesia. Banyak guru di Timor yang mengerti bahasa Indonesia, meski sehari-hari menggunakan bahasa Tetun dan Portugis.

“Urusan bahasa tidak ada masalah. Jika kita bicara bahasa Indonesia di Timor Leste, mereka masih bisa menjawab balik dalam bahasa Indonesia,” ucapnya.

Terkait seminar yang dihadiri lebih dari 1.300 calon wisudawan merupakan bagian dari rangkaian Wisuda UT Tahun Akademik 2024/2025 Genap Wilayah 2. Kegiatan tersebut dimeriahkan olen penampilan mahasiswa UT Lampung yang juga Juara 1 Kontes Ambyar Indonesia 2024, Jingga Vannessa.

Penampilannya memberi warna tersendiri, menyatukan semangat akademik dan seni dalam harmoni. Kegiatan seminar semakin bermakna lewat sesi temu wicara antara calon wisudawan peserta seminar dengan jajaran pimpinan UT.

Acara semakin menginspirasi lewat paparan Prof Gorky M Sembiring, tokoh pendidikan yang menutup seminar dengan sesi motivasi untuk membakar semangat wisudawan agar terus berkembang.

UT memperkenalkan sejumlah wisudawan inspiratif, yaitu wisudawan terbaik, wisudawan tertua, dan wisudawan termuda.

Untuk wisudawan terbaik diraih Muhammad Wahyu Ihsan, lulusan UT Bogor dengan Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Ia meraih IPK 4,00 Predikat dengan Pujian. Untuk wisudawan berdedikasi diraih Sonya Sovitje Pattipeilohy, asal UT Yogyakarta yang berusia 63 tahun

Sedangkan wisudawan Termuda diberikan kepada Mechy Viora Cahya Rini asal UT Palembang dan berusia 21 tahun.

Sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia yang mengusung sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), UT telah menjadi ‘rumah’ bagi lebih dari 676.000 mahasiswa aktif dari seluruh pelosok nusantara dan luar negeri.

UT menawarkan 4 Fakultas, (FEB. FHISIP, FST, FKIP), dan Sekolah Pascasarjana (SPs) dengan sistem belajar fleksibel berbasis teknologi.

UT telah menghasilkan hampir 3 juta alumni yang berkiprah di berbagai sektoe, mulai dari pendidikan, kesehatan, birokrasi, hingga kewirausahaan. (Tri Wahyuni)

Related posts