JAKARTA (Suara Karya): Ibu Kota mencatat deflasi tipis sebesar -0,05% (mtm) pada Agustus 2025, setelah sebulan sebelumnya mengalami inflasi 0,11% (mtm). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan harga terutama datang dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, sementara kenaikan biaya Pendidikan serta Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran menahan pelemahan harga lebih dalam.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Iwan Setiawan, menjelaskan inflasi tahunan Jakarta kini berada di level 2,16% (yoy), lebih rendah dari angka nasional 2,31% (yoy), serta tetap berada dalam kisaran target 2,5±1% (yoy).
“Stabilitas harga yang terjaga di Jakarta tidak lepas dari peran aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama BUMD pangan. Sinergi ini mampu menjaga pasokan, menekan gejolak harga, dan memastikan keterjangkauan bagi masyarakat,” ujar Iwan dalam keterangan resmi, Senin (1/9/2025).
Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau mencatat deflasi cukup dalam, yakni -0,69% (mtm). Penurunan dipicu oleh melimpahnya pasokan hortikultura, seperti tomat, cabai rawit, dan cabai merah berkat cuaca yang kondusif. Harga bawang putih juga turun mengikuti tren global sejak April, sementara ketersediaan daging ayam ras tetap terjaga dari sentra produksi.
Meski begitu, penurunan harga tertahan oleh kenaikan bawang merah akibat keterlambatan masa tanam, serta meningkatnya harga eceran Sigaret Putih Mesin (SPM). Selain pangan, harga bensin juga ikut menyumbang deflasi seiring penurunan tarif BBM non-subsidi per 1 Agustus 2025.
Di sisi lain, kelompok Pendidikan mengalami inflasi 0,96% (mtm), naik dari bulan sebelumnya 0,31%, karena penyesuaian biaya sekolah di awal tahun ajaran. Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran juga naik 0,20% (mtm), didorong meningkatnya harga menu olahan seperti soto dan sop.
Iwan menambahkan, koordinasi berlapis terus dilakukan untuk menjaga inflasi tetap terkendali. TPID DKI Jakarta menggelar pasar murah, program pangan bersubsidi, serta distribusi rutin melalui BUMD pangan. Kerja sama lintas daerah juga diperkuat, termasuk melalui penandatanganan nota kesepahaman Perumda Dharma Jaya dengan PT Karminah Sejahtera Abadi di Blitar.
“Ke depan, kami akan memperkuat sinergi dengan Pemprov DKI Jakarta dan seluruh pemangku kepentingan dalam kerangka strategi 4K: Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Harapannya, inflasi Jakarta sepanjang 2025 tetap berada dalam sasaran,” tegas Iwan. (Boy)

