JAKARTA (Suara Karya) : Berbagai cara mengenalkan ilmu atau pelajaran Fisika di SMA PKP Jakarta Islamic School. Diantaranya melalui kegiatan belajar yang diajarkan Mahasiswa Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM).
Kegiatan belajar di SMA PKP Jakarta Islamic School pada pekan ke-3 hingga ke-4 Agustus 2025 berlangsung lebih hidup dibanding biasanya. Mahasiswa Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta (UNJ) datang untuk menghadirkan pengalaman belajar fisika yang menyenangkan dan interaktif melalui eksperimen berbasis sensor smartphone.
Program ini merupakan bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) UNJ, yang bertujuan membuat pembelajaran fisika lebih praktis dan mudah dipahami. Siswa dapat langsung mengamati fenomena fisika dengan menggunakan sensor di smartphone mereka. Dengan harapan materi yang selama ini hanya dipelajari secara teori kini terlihat nyata.
Selain pembelajaran, kegiatan ini memberi kesempatan bagi siswa untuk bereksperimen sendiri, mencoba berbagai percobaan, dan mengembangkan rasa ingin tahu mereka. Sedang mahasiswa UNJ bertindak sebagai fasilitator, mendorong siswa berpikir kreatif, berdiskusi, dan menemukan jawaban secara mandiri.
Dosen pembimbing UNJ, Prof. Iwan Sugihartono, M.Si, menyampaikan: “Kreativitas dan semangat berinovasi tidak dibatasi oleh keterbatasan. Keterbatasan adalah tantangan untuk menghasilkan strategi cerdas untuk berkarya. Melalui kegiatan pengabdian terintegrasi kuliah kerja nyata, menjadikan mahasiswa memiliki wadah dalam mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan untuk masyarakat. Kegiatan ini mampu mengenalkan kepada siswa dan guru untuk menggunakan smartphone secara optimal untuk membantu kegiatan belajar mengajar khususnya mengamati fenomena fisika secara faktual.
Smartphone dapat menggantikan kompleksitas dan mahalnya peralatan laboratorium dan peraga sains di sekolah. Semoga hal ini dapat terus dikembangkan dan dapat memberikan dampak peningkatan pemahaman siswa dalam bidang fisika.”
Prof. Iwan menambahkan, bahwa interaksi langsung antara mahasiswa dan siswa memberikan pengalaman belajar yang berbeda, karena siswa belajar sambil mencoba dan bereksperimen, bukan hanya menerima teori.
Sedang Kepala SMA PKP Jakarta Islamic School, Nurdin, S.Pd.I, M.Pd, menyatakan, “Kegiatan ini membuat siswa lebih antusias belajar. Mereka bisa langsung mencoba dan melihat hasil eksperimen sendiri, sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup. Yang tidak kalah penting, kegiatan ini juga memberi nilai tambah bagi siswa.
Mereka tidak hanya mendapatkan pemahaman konsep fisika secara nyata, tetapi juga melatih ketrampilan berpikir kritis, kerja sama, serta keberanian untuk berpendapat. Nilai-nilai seperti keaktifan, kreativitas, dan rasa ingin tahu yang muncul selama kegiatan ini sangat sejalan dengan tujuan pendidikan karakter yang kami dorong di sekolah. Dengan demikian, siswa tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga berkembang secara sikap dan ketrampilan.”
Wawasan
Kepala SMA PKP Jakarta Islamic School juga menekankan bahwa kegiatan ini memberi wawasan baru bagi guru tentang cara memanfaatkan teknologi sederhana untuk mendukung pembelajaran di kelas sehari-hari.
Salah satu Guru fisika yang membina pada kelas 11, Heriyanto, menambahkan, “Siswa tampak bersemangat mencoba hal baru. Beberapa siswa bahkan bertanya bagaimana memodifikasi percobaan agar lebih menarik. Dari sini saya bisa melihat bahwa sebenarnya mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar, hanya saja perlu difasilitasi dengan metode yang tepat.
Kegiatan ini bukan hanya memberi manfaat bagi siswa, tetapi juga bagi guru. Saya pribadi mendapatkan ide-ide baru tentang bagaimana menyusun eksperimen sederhana dengan memanfaatkan alat yang mereka miliki sehari-hari, yaitu smartphone. ”
Menurut Bapak Heriyanto, S. Si., aktivitas eksperimen ini membantu guru mengenal minat dan potensi siswa lebih baik, sekaligus menjadi inspirasi untuk merancang metode pengajaran yang lebih kreatif.
Senada dengan itu, Widya, S.Pd., Guru Fisika untuk kelas 12, menyampaikan, “Kegiatan ini
menunjukkan bahwa pembelajaran tidak harus selalu kaku. Dengan memanfaatkan teknologi sederhana seperti smartphone, siswa bisa melihat sendiri konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Saat mereka mengukur percepatan dengan sensor, misalnya, ada wajah-wajah kagum yang
menunjukkan bahwa mereka benar-benar paham apa yang terjadi. Bagi saya, kegiatan ini menjadi
pengingat bahwa kreativitas guru dalam memanfaatkan teknologi sangat penting”.
Widya, S.Pd menekankan bahwa kolaborasi antara guru dan siswa dalam merancang percobaan sederhana dapat menumbuhkan rasa percaya diri sekaligus meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Salah satu siswa peserta kegiatan, Sulthan, kelas XII Fisika, mengatakan, belajar fisika jadi lebih seru. Dengan smartphone bisa melihat gerak benda secara nvata Rasanya seperti bermain
sambil belajar. “Biasanya kalau guru menjelaskan, kami hanya bisa membayangkan, tapi kali ini kami benar-benar bisa mengukur dan melihat datanya langsung di layar. Saya merasa lebih percaya diri, karena ternyata kami bisa melakukan eksperimen sendiri, meski hanya dengan alat sederhana. Teman-teman juga jadi lebih kompak, saling berdiskusi dan saling membantu memahami hasil percobaan.”
Sulthan juga menambahkan bahwa kegiatan ini mendorong teman – temannya untuk lebih berani
bereksperimen, sehingga suasana kelas penuh tawa, antusiasme, dan diskusi. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momen bagi mahasiswa untuk lebih dekat dengan siswa, berbagi tips, dan menunjukkan cara membuat percobaan sederhana di rumah, sehingga
pembelajaran tidak berhenti di kelas. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menegaskan komitmen UNJ untuk menghadirkan pembelajaran inovatif dan menyenangkan, serta memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan
sekolah menengah dalam meningkatkan kualitas pendidikan sains di Indonesia. (Warso)