JAKARTA (Suara Karya): Mahasiswa tak hanya dituntut berprestasi di bidang akademik, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa.
Pesan itu menggema dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun Akademik 2025/2026 di kampus IP Trisakti, Tanah Kusir, Jakarta, Selasa (23/9/25).
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber, yaitu Kepala Pusat Jurnal Ilmiah dan Publikasi, LPPM, Universitas Pertahanan, Kolonel Laut (E) Dr Ir Lukman Yudho Prakoso, SIP, MAP, MTr Opsla, IPU CIQaR; Kepala Tim Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta, Joko Purnomo SKom, MM, MSi.
Selain itu, Ketua Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT), Santi Maudiarti SE, MPd; dan Analis Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Indira Anggraini Zachriyan.
Dalam pemaparannya, keempat narasumber kompak mengingatkan generasi muda agar waspada terhadap berbagai ancaman kebangsaan, mulai dari korupsi, narkoba, kekerasan, intoleransi, hingga degradasi moral yang kian nyata di era digital.
Kepala Pusat Jurnal Ilmiah dan Publikasi LPPM, Unhan, Lukman menegaskan, mahasiswa memiliki peran strategis dalam bela negara. Menurutnya, ancaman terhadap Indonesia hadir dalam berbagai bentuk, baik faktual maupun potensial.
“Jangan berharap semua hanya pada pemerintah. Mahasiswa harus tetap kritis. Kalian adalah calon pemimpin bangsa, jangan sia-siakan hidup kalian,” ucapnya.
Ia menyoroti wabah korupsi yang masih menggerogoti integritas pejabat, serta bahaya narkoba yang masuk lewat jalur perbatasan laut. “Sekali kalian coba-coba pakai narkoba, maka otak akan rusak. Masa depan hilang,” tegasnya.
Lukman juga mengingatkan ancaman lain yang mengintai generasi muda, seperti judi online, intoleransi, hingga degradasi moral. “Bela negara bukan hanya angkat senjata. Bela negara adalah menjaga diri dari narkoba, korupsi, judi online, dan berani menolak intoleransi,” ucapnya.
Isu perlindungan mahasiswa di dalam kampus juga menjadi sorotan dalam acara PKKMB IP Trisakti. Ketua Satgas PPKPT IP Trisakti, Shanty menilai pentingnya membangun lingkungan yang aman, ramah, inklusif, dan bebas kekerasan.
“Kalau kalian melihat ada teman yang dirundung atau menjadi korban kekerasan, jangan diam. Segera laporkan kepada Satgas PPKPT,” katanya.
Ia menyinggung fakta kelam, bagaimana seorang mahasiswi di kampus lain meninggal bersama bayinya akibat pelecehan dan pengucilan. “Kita tidak ingin tragedi seperti ini terjadi lagi di kampus. Satgas hadir untuk melindungi dan memastikan setiap mahasiswa merasa aman,” ujarnya.
IP Trisakti pun mewajibkan mahasiswa menandatangani pakta integritas, membatasi interaksi rawan di luar jam resmi, serta menyediakan kanal pelaporan yang mudah diakses.
Satgas beranggotakan 11 orang dosen dan tenaga kependidikan, dengan mandat pencegahan, penanganan, sekaligus pemulihan korban.
Dari sisi integritas, Indira dari KPK mengingatkan mahasiswa bahwa korupsi adalah musuh bersama yang merambah ke semua sektor, termasuk pariwisata.
“Teman-teman yang kuliahnya di pariwisata bukan berarti bebas dari risiko korupsi. Justru nanti akan sering bersinggungan dengan dunia usaha, pelayanan publik, bahkan proyek yang rawan suap,” jelasnya.
Ia mencontohkan rekannya di industri travel yang sempat diperiksa KPK karena terseret kasus gratifikasi lewat acara perpisahan seorang hakim. “Syukurlah dia tidak jadi tersangka, tapi bolak-balik diperiksa dari pagi sampai sore,” katanya.
Indira mengutip Indeks Persepsi Korupsi (CPI) 2024 yang menempatkan Indonesia di skor 37 dari 100, jauh di bawah Singapura (84) dan Malaysia (50). “Kalau ujian nilainya 37, pasti tidak lulus. Begitu pun dengan industru pariwisata kita, jika terkena travel warning dari negara lain, maka habislah,” tegasnya.
Ia menutup pemaparan dengan ajakan agar mahasiswa untuk tidak hanya mengejar nilai akademik, tetapi juga membekali diri dengan kejujuran dan keberanian menolak korupsi.
Ancaman lain yang tak kalah serius datang dari narkotika. Seperti disampaikan Joko Purnomo dari BNN, narkoba adalah musuh bangsa dengan daya rusak luar biasa.
“Jumlah penyalahgunaan narkoba secara global mencapai angka 296 juta orang. Kalau para pengguna ini pindah semua ke Indonesia, maka tercipta generasi zombie,” ujarnya.
Indonesia, menurut Joko, menjadi target empuk karena dikepung tiga kawasan produksi narkoba dunia, yaitu Golden Triangle, Golden Crescent, dan Golden Peacock. Harga tinggi di Indonesia membuat sindikat internasional menjadikan negeri ini pasar utama.
“Bayangkan, ada dosen yang justru pakai sabu bersama mahasiswinya saat bimbingan skripsi. Kalau sampai terjadi di sini, saya pastikan tidak ada ampun,” tegasnya.
BNN mencatat 3,6 juta pengguna narkoba di Indonesia, dengan kerugian ekonomi mencapai triliunan rupiah. Tren penyalahgunaan di kalangan perempuan pun meningkat drastis.
“Hati-hati dengan ajakan teman atau pacar. Jangan terkecoh. Sekali terjerat, masa depan akan hancur,” pungkasnya.
Keempat narasumber sepakat pembekalan semacam PKKMB menjadi penting agar mahasiswa baru tak hanya memahami pentingnya capaian akademik, tetapi juga membekali diri dengan nilai bela negara, integritas, kepedulian, serta keberanian menolak segala bentuk kejahatan dan kekerasan.
“Dengan komitmen bersama, maka kampus pariwisata ini optimistis mampu melahirkan generasi muda yang cerdas, tangguh, dan siap menjadi motor perubahan positif bagi Indonesia,” kata Indira menandaskan. (Tri Wahyuni)