Suara Karya

Lampaui Target Peserta, Cek Kesehatan Gratis akan Diperluas ke Komunitas dan Instansi

JAKARTA (Suara Karya): Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diinisiasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat capaian luar biasa. Hingga awal November, program tersebut telah diikuti 51 juta peserta, melampaui target awal sebanyak 50 juta peserta, hingga akhir tahun ini.

“Program CKG sudah melampaui target. Alhamdulillah, ini semua berkat dukungan seluruh pihak, mulai dari instansi hingga masyarakat,” kata Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Prof Dante Saksono Harbuwono disela kegiatan CKG di Panti Sosial Tresna Werdha Bumi Mulia 3, Jakarta Selatan, Kamis (6/11/25).

Menurut Dante, program CKG tak hanya fokus pada deteksi dini penyakit, tetapi juga diarahkan pada dua pilar utama, yaitu tata laksana penyakit dan promosi kesehatan.

“Peserta yang terkena hipertensi diobati penyakitnya. Begitupun, peserta yang terkena diabetes atau TBC, mereka langsung ditangani,” kata Prof Dante seraya menambahkan hasil CKG juga menjadi dasar untuk promosi kesehatan, seperti edukasi perawatan gigi dan gizi.

Dari hasil pemeriksaan di berbagai kelompok usia, Prof Dante mengungkapkan, sejumlah tren penting. Bayi baru lahir ternyata banyak yang mengalami bilirubin tinggi dan berat badan lahir rendah.

Di usia prasekolah, ditemukan masalah utama berupa karies gigi dan gizi kurang. Di usia sekolah, kekurangan aktivitas fisik menjadi masalah terbesar.

“Pada orang dewasa, terjadi peningkatan kasus obesitas sekitar 30 persen, akibat aktivitas fisik yang rendah. Kesehatan pada lansia, banyak ditemukan kasus hipertensi, dengan sekitar 37% belum pernah mengetahui kondisinya sebelumnya,” ungkapnya.

Berkat cek kesehatan gratis, lanjut Prof Dante, masyarakat jadi mengetahui lebih awal penyakit-penyakit yang belum pernah dirasakan. Ini akan menghemat biaya pengobatan di masa depan dan meningkatkan harapan hidup masyarakat.

Program CKG ini memberi efek ganda bagi masyarakat. Selain menekan biaya pengobatan penyakit kronis seperti jantung, stroke, dan gagal ginjal, program ini juga berguna untuk meningkatkan kualitas hidup.

“Secara ekonomis, dampaknya besar. Ke depan, pembiayaan kesehatan bisa berkurang karena penyakit berat dicegah sejak dini. Harapan hidup masyarakat pun bisa meningkat,” ujarnya.

Kemenkes juga tengah menyiapkan sistem teknologi informasi baru agar pelayanan CKG bisa diperluas ke berbagai komunitas.

“Pada awal bulan depan, sistem IT akan siap. Setelah itu, kita akan masuk ke komunitas pekerja, kantor, LSM, hingga panti-panti,” tutur Dante.

Dengan demikian, layanan CKG tidak lagi terbatas di Puskesmas, meski banyak puskesmas yang kini membuka layanan hingga sore hari. Nantinya pelayanan akan dibuka di mal dan ruang publik untuk mempermudah akses masyarakat.

Terkait keterlambatan input data di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), Prof Dante memastikan sistem telah ditingkatkan kapasitasnya.

“ebelumnya kapasitas maksimal 4 miliar rekod, sekarang sudah diperluas hingga 9 triliun rekod. Jadi antrean data sudah selesai minggu lalu,” ungkapnya.

Untuk lansia, Kemenkes mendorong agar pemeriksaan dilakukan dengan pendamping keluarga. “Kalau ada pendamping, edukasi akan lebih efektif, terutama untuk cara minum obat dan kontrol rutin,” kata Dante menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts