JAKARTA (Suara Karya): Asosiasi Inventor Indonesia (AII) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP) kembali melanjutkan program Promosi Sawit Baik (PSB) dengan menggelar sosialisasi hasil riset Grant Riset Sawit (GRS) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Acara yang dihadiri 55 petani dan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kelapa sawit serta perwakilan BPDP dan AII itu digelar pada Kamis (28/8/25).
Ketua Umum AII, Prof (Ris) Ir Didiek Hadjar Goenadi, MSc, PhD, IPU, APEC Eng, INV menegaskan, kegiatan tersebut hadir untuk menjawab keluhan petani yang merasa hasil riset sawit masih sulit diakses dan belum banyak dimanfaatkan.
“Dengan dukungan BPDP, AII berupaya menjembatani hasil riset agar benar-benar bisa dipakai petani dan UMKM untuk meningkatkan produktivitas,” katanya.
Pada kesempatan ini, tiga teknologi inovatif dipaparkan langsung oleh inventornya. Pertama, alat pendeteksi kematangan TBS (Tandan Buah Segar) oleh Dr-Eng Muhammad Makky, STP, MS dari Universitas Andalas.
Teknologi itu membantu petani panen sesuai standar pabrik agar terhindar dari potongan harga.
Kedua, integrasi sawit dan ayam untuk ketahanan pangan serta tambahan pendapatan selama masa peremajaan oleh Dr Ermin Widjaja S.Pt, MSi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Ketiga, model peremajaan sawit rakyat dengan sistem paludikultur di lahan gambut oleh Dr Ir Fakhrur Razi, MSi dari Universitas Lambung Mangkurat.
Kepala Divisi Kemitraan Masyarakat BPDP, Ir Hilmy Mugnansyah menambahkan, BPDP tidak hanya membiayai riset, tetapi juga memastikan hasilnya sampai ke pengguna.
“Kerja sama dengan AII penting untuk mempercepat hilirisasi dan komersialisasi teknologi sawit, sehingga UMKM dan petani bisa merasakan manfaatnya secara langsung,” ucapnya.
Para peserta antusias mengikuti paparan, khususnya teknologi aplikasi berbasis android yang memuat standar budidaya sawit serta inovasi integrasi pangan yang membuka peluang usaha baru.
Bagi petani di lahan gambut, model paludikultur dipandang menjanjikan sebagai sumber pendapatan alternatif.
Menutup acara, Ketua Bidang Kerja Sama AII, Dr Ir Muhamad Ibnu Fajar MSi menyampaikan, sosialisasi ini merupakan rangkaian yang sebelumnya telah digelar di Riau pada April 2025 dan Sumatera Utara pada Juni 2025.
“Lewat diseminasi intensif di berbagai daerah, kami berharap teknologi hasil GRS benar-benar bisa diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan UMKM sawit,” ujar Ibnu Fajar menandaskan. (Tri Wahyuni)

