Suara Karya

Aliansi Kebangsaan Luncurkan Dana Darma Pancasila Batch 2 untuk Dukung Penelitian Tiga Ranah Pancasila

(Foto: Suarakarya.co.id/Boy)

JAKARTA (Suara Karya): Aliansi Kebangsaan terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan kajian keilmuan melalui program Dana Darma Pancasila batch 2. Program ini bertujuan untuk memberikan bantuan dana penelitian kepada kalangan intelektual yang mengkaji Pancasila dalam tiga ranah utama: tata nilai, tata kelola, dan tata sejahtera.

Pada batch kedua ini, sebanyak 11 mahasiswa berhasil lolos seleksi dan berhak menerima dana penelitian. Dari jumlah tersebut, 8 orang merupakan mahasiswa program doktoral (S3), dan 3 orang lainnya adalah mahasiswa program magister (S2). Mereka berasal dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia dan luar negeri, seperti Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Malang, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Malaya, IPB University, Universitas Andalas, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), ITB, dan Universitas Hasanuddin.

Tiga orang di antaranya meneliti di ranah tata nilai, satu orang di ranah tata kelola, dan tujuh lainnya di ranah tata sejahtera. Setiap penerima beasiswa penelitian ini juga mengikuti Pelatihan Tiga Ranah Pancasila yang digelar di Jakarta pada Rabu (26/2/2025), untuk memperdalam pemahaman mereka terkait Pancasila. Bantuan dana yang diberikan bervariasi, yakni Rp10 juta untuk program magister dan Rp17,5 juta untuk program doktoral.

Dalam sambutannya, Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo menjelaskan bahwa tujuan dari pemberian beasiswa penelitian ini adalah untuk lebih membumikan Pancasila. Menurutnya, selama ini Pancasila hanya dikenal sebagai mitos, yaitu sesuatu yang dianggap penting, namun tidak dipahami secara mendalam. “Pancasila harus menjadi logos, pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Pontjo, Rabu (26/2/2025).

Pontjo juga menggarisbawahi pentingnya mengaplikasikan Pancasila dalam tiga ranah tersebut, yang harus dilakukan secara bersamaan dan saling terkait. Menurutnya, untuk mengukur keberhasilan pembangunan, kita tidak bisa hanya melihat angka ekonomi seperti pertumbuhan atau inflasi, tetapi juga harus melihat apakah nilai-nilai Pancasila berkembang, apakah tata kelola semakin baik, dan apakah masyarakat benar-benar sejahtera.

Ia berharap pada batch berikutnya, semakin banyak pengusaha yang ikut berpartisipasi dalam program Dana Darma Pancasila. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kandidat yang akan memberikan kontribusi nyata untuk daerah masing-masing dalam mengembangkan Pancasila. “Sejarah membuktikan bahwa partisipasi masyarakat adalah kunci keberhasilan program,” tambahnya.

Senada dengan itu, Wakil Penanggungjawab Program Dana Darma Pancasila, Prasetijono Widjojo, menyatakan bahwa untuk menjadikan Pancasila sebagai ideologi kerja, penelitian-penelitian yang mendalam sangat diperlukan. Pengetahuan ini, menurutnya, akan menghubungkan antara nilai-nilai Pancasila dengan tindakan nyata dalam pembangunan bangsa.

Tahun ini, tim penyelenggara menerima 56 proposal dari 30 perguruan tinggi yang turut berpartisipasi. Dari jumlah tersebut, 11 proposal terpilih untuk menerima hibah dana penelitian, sebuah peningkatan signifikan dibandingkan dengan batch pertama yang hanya memberikan hibah kepada 9 mahasiswa.

Salah satu penerima hibah, Nurhamid, mahasiswa Universitas Negeri Malang, menyampaikan kebanggaannya setelah berhasil lolos dalam program ini. Menurutnya, mendapatkan dana hibah penelitian bukan hanya soal bantuan finansial, tetapi juga membuka wawasan bahwa ada lembaga seperti Aliansi Kebangsaan yang sangat peduli terhadap pengembangan nilai-nilai Pancasila. “Selama ini saya hanya tahu BPIP, tetapi ternyata ada Aliansi Kebangsaan yang beranggotakan akademisi dan pengusaha yang sangat konsen terhadap Pancasila,” ujarnya.

Dengan adanya program ini, diharapkan Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, bukan hanya sebatas teori, dan menjadi ideologi yang membentuk budaya kerja bangsa. (Boy)

Related posts