JAKARTA (Suara Karya): Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) menerima kunjungan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama di Kantor Badan Bahasa, Jakarta, Senin (25/8/25).
Pertemuan itu menjadi langkah awal memperkuat kerja sama antara kedua lembaga dalam penyempurnaan aspek kebahasaan terjemahan dan tafsir Al-Qur’an.
Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin menegaskan pentingnya menjaga standar bahasa Indonesia dalam teks keagamaan. “Jika bahasa Indonesia digunakan dengan tepat, maka pemahaman masyarakat terhadap Al-Qur’an akan lebih utuh,” ujarnya.
Hafidz Muksin berharap sinergi dengan LPMQ tidak berhenti pada diskusi, melainkan berlanjut ke program konkret seperti penyusunan pedoman, lokakarya, dan riset bersama.
Hal senada disampaikan Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Dora Amalia, yang menekankan bahwa penerjemahan teks suci membutuhkan perhatian khusus agar tetap sesuai kaidah bahasa dan mudah dipahami masyarakat.
Dari pihak LPMQ, Kepala Lajnah Abdul Aziz Sidqi juga menekankan pentingnya keterbacaan terjemahan Al-Qur’an bagi masyarakat Indonesia. “Penerjemahan Al-Qur’an adalah amanah besar, karena harus setia pada makna bahasa Arab, tetapi hadir dalam bahasa Indonesia yang jelas dan komunikatif,” tegasnya.
Abdul Aziz juga menyoroti tantangan konsistensi penerjemahan. Karena setiap kata dalam Al-Qur’an membawa makna mendalam. “Jika terjemahan tidak konsisten, makna bisa bergeser. Karena itu kerja sama dengan Badan Bahasa sangat strategis,” ujarnya.
Pertemuan yang juga dihadiri Reflita, Pengembang Tafsir Al-Qur’an Ahli Madya LPMQ, menandai awal sinergi dua lembaga negara yang berbeda mandat namun saling melengkapi. LPMQ berfokus pada keautentikan mushaf dan tafsir, sementara Badan Bahasa menjaga kualitas bahasa Indonesia.
Kolaborasi itu diharapkan melahirkan terjemahan Al-Qur’an yang tidak hanya tepat secara teologis, tetapi juga kuat secara kebahasaan, sehingga pesan suci Al-Qur’an dapat tersampaikan lebih jelas, mudah, dan bermakna bagi seluruh masyarakat. (Tri Wahyuni)

