JAKARTA (Suara Karya) : Pembina PB Percasi, Ir. Eka Putra Wirya berikan “Apresiasi” tim catur Indonesia mengibarkan bendera Merah – Putih saat tampil di SEA Games 33 Thailand yang digelar 9 hingga 20 Desember 2025.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih pada atlet, pelatih, manajer dan semua jajaran PB Percasi yang berjuang membela nama baik bangsa dan negara di multi event dua tahunan ASEAN, ” tegas Ir. Eka Putra Wirya di Jakarta, kemarin.
Melalui perjuangan cukup keras dan terjal akhirnya tim Merah – Putih meraih medali emas di nomor Catur Cepat ASEAN Quadruple Putri. Ini merupakan suatu hasil latihan yang matang, dengan waktu cukup sempit memperdalam ilmu catur di luar FIDE yang biasa dipelajari dan dimiliki pecatur Internasional.
Bahkan Ir. Eka Putra sering mengingatkan, tugas atlet adalah berlatih dan berlatih untuk meraih prestasi puncak. Semua itu bisa dilewati para pecatur nasional, meski bertanding di nomor catur yang biasa dilakukan tuan rumah Thailand.
Mampu menandingi dan bersaing dengan pecatur dari negara lain yang punya nomor catur tersendiri, menunjukkan bahwa pecatur Indonesia mempunyai kemampuan yang matang, cerdas dan bisa diandalkan.
Hal itu pula yang membuat PB Percasi optimis tim catur Indonesia bisa mengibarkan bendera Merah – Putih saat tampil di SEA Games 33 di Thailand tahun 2025.
Bahkan prestasi dengan membawa pulang 1 medali emas, 2 perak dan 4 perunggu dapat dijadikan kado menyambut “Natal dan Tahun Baru 2026”. Sekali lagi Ir. Eka Putra mengucapkan selamat bagi tim catur Indonesia sekembalinya ke Tanah Air.
Persiapan Singkat
Pada kesempatan terpisah Pelatih Kepala Tim Catur Indonesia Kristianus Liem menceritakan, cabang olahraga catur telah menuntaskan seluruh pertandingan, Jumat (19/12/2025). Dari 8 medali emas yang diperebutkan di tiga kategori catur yang dipertandingkan yaitu catur Makruk (catur tradisional Thailand), catur ASEAN dan catur internasional.
Dengan kekuatan 13 atlet, Tim Catur Indonesia mengakhiri kiprahnya dengan meraih 1 medali emas, 2 perak dan 4 perunggu. Medali-medali tersebut diraih dari delapan nomor yang dipertandingkan. Artinya GM Susanto Megaranto dan kawan-kawan hanya gagal merebut medali dari satu nomor yaitu Catur Cepat Makruk Quadruple Putra (Rapid Men’s Quadruple).
Tuan rumah Thailand dengan nomor andalannya Makruk meraih 5 emas dan tampil sebagai juara umum cabor catur. Kemudian 2 medali emas lainnya direbut Vietnam.
Satu-satunya medali emas yang dibawa pulang Tim Catur Indonesia diraih dari nomor Catur Cepat ASEAN Quadruple Putri. Dalam permainan empat lawan empat dengan satu cadangan ini, Tim Putri Indonesia menurunkan Women Grand Master-Internasional Master (WGM-IM) Irene Kharisma Sukandar, WGM-IM Medina Warda Aulia, WGM Dewi Ardhani Anastacia Citra, Women Internasional Master (WIM) Laysa Latifah dan WIM Chelsie Monica Sihite. Mereka sukses mengalahkan Vietnam dengan skor 2,5-1,5 di babak final.
Jika dibandingkan dengan capaian di SEA Games 2022 Vietnam di mana Tim Catur Indonesia berhasil merebut 3 emas, 4 perak dan 4 perunggu. Capaian Susanto Megaranto Cs di SEA Games 2025 Thailand memang mengalami penurunan.
Kristianus mengakui dari hasil evaluasinya terkait performa dan pencapaian Susanto Megaranto Cs di Thailand. Tanpa bermaksud mencari ‘kambing hitam’ Kristianus mengungkap beragam faktor teknis dan non-teknis yang menyebabkan Tim Catur Indonesia kesulitan untuk mencapai target minimal meraih 3 emas di SEA Games 2025.
“Dari 8 nomor, 7 kita meraih medali. Di hari ke-8 tim Makruk Quadrupel Men yang isinya pecatur junior pada babak kualifikasi mengalahkan Vietnam (tapi akhirnya malah Vietnam yang melaju ke final) dengan telak 3-1. Tapi ketika menghadapi Singapura kita kalah 1½-2½. Padahal Singapura dikalahkan Vietnam 2½-1½. Kita mengalahkan Malaysia 4-0. Singapura mengalahkan Malaysia 3½-1½,”jelas Kristianus.
Berdasarkan catatan pertandingan tersebut, kata Kristianus, di atas kertas Tim Indonesia harusnya lebih baik dari Singapura.”Tetapi di papan ternyata kalah,” ujarnya.
Menurut Kristianus para atlet sebenarnya bermain bagus hanya saja belum stabil. Hal itu disebabkan karena masa persiapan yang terbilang singkat dan beberapa faktor non-teknis lainnya.
“Karena Pelatnas kita baru dimulai lagi sejak kena efisiensi pada bulan Oktober. Sementara awal Desember sudah tanding,” tuturnya.
Dengan masa persiapan yang terbilang singkat tersebut, sambung Kristianus, tidak cukup waktu untuk membuat mereka stabil pada best performanya. Apalagi nomor yang dipertandingkan tergolong nomor baru bagi para atlet muda tersebut.
Selain itu katanya, dalam masa persiapan menuju SEA Games 2025 Tim Catur Indonesia juga terkena imbas kebijakan efisiensi yang berujung pada pemangkasan jumlah atlet.
“Sempat dipotong jumlah atletnya cuma 3 putra dan 3 putri. Di mana kebuang para atlet junior. Jadi porsi latihan para junior ini praktis tidak sampai 2 bulan. Tidak cukup untuk membuat mereka berada di topformnya. Hal itu harus menjadi catatan kedepannya saat mempersiapkan pecatur menuju multi event internasional dengan nomor baru milik tuan rumah, “tambah Kristianus. (Warso)
