Suara Karya

BI-Pemprov DKI Kolaborasi Gelar Jakarta Investment Festival Talks 2024

(Foto: Istimewa)

JAKARTA (Suara Karya): Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Jakarta Investment Centre (JIC), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menyelenggarakan Jakarta Investment Festival (JIF) Talks Tahun 2024. Kolaborasi antara instansi pemerintah ini mengambil tema “Akselerasi Investasi Ekonomi dan Keuangan Digital di Jakarta” yang diselenggarakan di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (5/8/2024). 

“Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan JIF yang bertujuan untuk mempromosikan potensi ekonomi, investasi, dan proyek potensial DKI Jakarta,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (6/8/2024).

Sekadar informasi, acara dibuka dengan sambutan Wakil Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta Denny Wahyu Haryanto, serta penyampaian keynote speech oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar, yang dilanjutkan dengan sesi pemaparan dan diskusi yang dipandu moderator Timothy Marbun, bersama narasumber, yaitu Melisa Irene dari Partner di East Ventures, Harry Sofri Putranda Vice President Digital Retail Banking Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan Ivan R Tigana  Direktur PT Jakarta Lingko Indonesia. 

Hadir pada kegiatan ini Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Rizki Handayani Mustafa, serta para pimpinan SKPD, BUMD, perbankan, chamber, penyedia jasa pembayaran, serta akademisi di Jakarta.

Pada sambutan pembukaan, Wakil Kepala DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta Denny Wahyu Haryanto menyampaikan bahwa Jakarta berkomitmen untuk memperkuat perannya sebagai pusat perekonomian bisnis serta Kota Global terutama pasca pemindahan Ibu Kota Negara. Hal ini salah satunya dilakukan dengan memperkuat peran sebagai pusat ekonomi digital di Indonesia. 

Pemprov DKI Jakarta telah menetapkan Peta Jalan Implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi, efektivitas, dan efisiensi pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Dalam implementasinya, Pemprov telah mengembangkan beberapa inovasi yang mendukung antara lain super apps JAKI, JakPenda, Jak-One Pay, dan JakLingko. 

Untuk mendukung sistem pembayaran pajak daerah secara online melalui JakPenda, Pemprov DKI Jakarta juga telah bekerja sama dengan bank, penyedia jasa pembayaran (PJP), PT Pos Indonesia, marketplace/e-commerce, serta retail. Pemprov DKI Jakarta berupaya untuk terus mengoptimalkan digitalisasi ekonomi di Jakarta dalam berbagai sektor layanan, dengan meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk Pemerintah Pusat, Bank Indonesia, perbankan, swasta, investor, dan mitra strategis lainnya untuk mendukung akselerasi ekonomi digital di Jakarta.

Dalam keynote speech, Arlyana Abubakar menyampaikan pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah lanskap ekonomi dan keuangan Jakarta secara signifikan. Pola belanja masyarakat mulai beralih ke platform online seiring dengan munculnya berbagai macam startup, seperti e-commerce dan fintech

“Berdasarkan data Google eConomy SEA 2023, Jakarta menjadi yang terdepan dalam ekonomi digital di Indonesia, baik dari sisi demand maupun supply. Pada sisi ritel, hal ini tercermin dari transaksi e-commerce di Jakarta yang mencapai Rp3,33 Triliun, tren penggunaan transportasi dan logistik online yang meningkat dengan pertumbuhan mencapai 17,41% (yoy) pada triwulan II 2024, serta masifnya penggunaan sistem pembayaran digital (a.l. QRIS dan Uang Elektronik) pada aktivitas perdagangan,” ujarnya. 

Menurut Arlyana, perkembangan ekonomi digital juga didukung oleh pencapaian Pemprov DKI Jakarta yang berhasil meraih status Pemda Digital dengan indeks ETPD sebesar 98,3%. Hal ini turut didukung oleh besarnya porsi penggunaan kanal digital untuk pembayaran pajak dan retribusi yang mencapai 46,19%, dengan tingkat kepuasan masyarakat mencapai skor 94,27.

Lebih lanjut Arlyana Abubakar menyampaikan bahwa di tengah kemajuan tersebut, masih diperlukan berbagai upaya untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital sehingga dapat mendorong investasi dan memberikan dampak bagi penguatan ekonomi Jakarta, utamanya melalui peningkatan IMD Smart City Index,  peningkatan digitalisasi penerimaan dan pajak, dan akselerasi investasi ekonomi dan keuangan digital.

Pada sesi pemaparan dan diskusi, Melisa Irene memaparkan bahwa daya saing digital Indonesia terus membaik, tercermin dari nilai median East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) yang terus naik dari tahun 2020 hingga tahun 2024. Jakarta konsisten menempati posisi pertama nasional selama lima tahun berturut-turut dengan skor indeks EV-DCI yang naik setiap tahunnya. 

Beberapa hal yang menjadi kekuatan Jakarta dalam indeks ini, di antaranya Future City Hub dan Program Satu Juta Warung Melek Digital, serta Super Apps JAKI yang telah mengintegrasikan lebih dari 60 layanan publik dari perangkat daerah (PD) dengan fitur dwibahasa. Ke depan, Jakarta masih memiliki tugas untuk terus meningkatkan kualitas SDM, memperbesar pangsa pasar digital, dan meningkatkan daya beli masyarakat untuk dapat berkompetisi dengan megacity lainnya.

Dari sisi perbankan, Harry Sofri Putranda menyampaikan bahwa transformasi digital berkembang secara masif yang turut mendorong lahirnya layanan perbankan secara seamless kepada masyarakat, seperti yang dihadirkan oleh Bank Mandiri melalui aplikasi digital banking Livin’ by Mandiri. Efisiensi dan simplifikasi proses bisnis menjadi kunci utama dalam transformasi digital perbankan. Seiring dengan perkembangannya, layanan perbankan juga merambah ke pembayaran sektor transportasi hingga lifestyle, serta turut mendorong UMKM untuk “Go Digital”. Lebih lanjut, digitalisasi pembayaran juga turut mentransformasi kebiasaan masyarakat penggunaan transportasi umum di Jakarta.

Ivan R. Tigana mengungkapkan bahwa PT JakLingko Indonesia telah merancang digitalisasi sistem pembayaran terintegrasi sebagai langkah meningkatkan ridership pengguna transportasi umum di Jakarta dengan menghadirkan berbagai kanal pembayaran. Ke depan, JakLingko akan mengembangkan account based ticketing yang semakin memudahkan pengguna transportasi umum dalam melakukan pembayaran yang terkoneksi dengan e-wallet, subsidi golongan khusus secara lebih tepat sasaran, serta tarif berlangganan yang memungkinkan pengguna menyesuaikan kebutuhannya. Dibutuhkan kolaborasi antar stakeholder untuk mewujudkan transformasi digital dan membangun ekosistem transportasi umum yang berkelanjutan dalam rangka mendukung terwujudnya transportasi maju Jakarta sebagai kota global.

Ke depan, KPw BI DKI Jakarta bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Komite Investasi Jakarta akan semakin memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk mendorong akselerasi investasi dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan digital di Jakarta sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Jakarta dan nasional yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan, serta dapat semakin meningkatkan daya saing Jakarta sebagai kota global. (Boy)

 

 

 

 

Related posts