JAKARTA (Suara Karya): Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkenalkan pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam penyusunan prediksi musim hujan 2025/2026.
Inovasi itu resmi diluncurkan pada Rapat Nasional Prediksi Musim Hujan yang digelar di Yogyakarta, pada 25-29 Agustus 2025.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebut, penggunaan AI menjadi terobosan penting dalam meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan detail prediksi curah hujan hingga ke tingkat kabupaten.
Informasi tersebut dinilai vital bagi sektor pertanian, energi, kesehatan, infrastruktur, hingga kebencanaan.
“Di tengah tantangan perubahan iklim global yang makin sulit diproyeksikan, inovasi ini memastikan informasi BMKG tetap andal dan berguna bagi masyarakat,” Dwikorita, pada Rabu (27/8/25).
Forum nasional itu juga membahas dinamika iklim terkini. Tahun ini, fenomena El Niño–Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) berada pada kondisi netral, sehingga arah musim hujan menjadi lebih sulit diprediksi.
Ia mencontohkan kemarau tahun ini, yang justru ditandai banjir di Jabodetabek pada Juli. Sementara di Sumatera dan Kalimantan terjadi karhutla.
“Hal itu membuktikan pengetahuan ENSO dan IOD saja tidak cukup. Kita perlu pendekatan baru, termasuk dengan AI,” tegas Dwikorita.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menambahkan, meski prediksi iklim di wilayah tropis tidak mudah, ada sinyal prediktabilitas dari karakter laut yang bisa dimanfaatkan.
“Yang terpenting, bagaimana mengomunikasikan tingkat kepastian maupun ketidakpastian kepada pengguna. Informasi iklim harus jadi dasar perencanaan, bukan sekadar opsi tambahan,” ujarnya.
Rapat Nasional menghadirkan perwakilan dari 34 provinsi, lima Balai Besar MKG, serta puluhan stasiun klimatologi, meteorologi, dan geofisika.
Selain merumuskan prediksi musim hujan, forum juga menghasilkan rekomendasi adaptasi dan mitigasi untuk berbagai sektor.
BMKG menegaskan, perlunya kolaborasi dengan kementerian dan lembaga agar hasil prediksi benar-benar dimanfaatkan untuk perencanaan pembangunan, pengelolaan pangan dan energi, serta kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.
Prediksi resmi musim hujan 2025/2026 akan diumumkan awal September dan disosialisasikan dalam National Climate User Forum bersama pemangku kepentingan. (Tri Wahyuni)