Suara Karya

Dorong Mahasiswa Berwirausaha, IP Trisakti Kembali Gelar Tourism Expo!

JAKARTA (Suara Karya): Institut Pariwisara (IP) Trisakti kembali menggelar Trisakti Tourism Expo (TTE) guna mendorong mahasiswa belajar wirausaha. Nantinya, mahasiswa tidak hanya mencari kerja setelah lulus, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru.

“Trisakti Tourism Expo 2024 masuk tahun ketiga semakin gebyar. Banyak kreasi baru, selain pameran produk bisnis yang dikembangkan mahasiswa,” kata Rektor IP Trisakti, Fetty Asmaniati saat membuka kegiatan di kampus IP Trisakti di bilangan Tanah Kusir, Jakarta, Jumat (13/12/24).

Hadir dalam kesempatan yang sama, Camat Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Agus Ramdani.

Wakil Rektor I Bidang Akademik & Kemahasiswaan IP Trisakti, Agus Riyadi menjelaskan, TTE tahun ini memiliki beragam acara, mulai dari expo entrepreneur yang menyajikan 56 ‘booth’ penjualan hasil bisnis yang dikembangkan mahasiswa, mulai dari produk makanan dan minum, paket wisata hingga souvenir.

Dalam acara yang berlangsung 2 hari (13-14 Desember) itu juga menampilkan talkshow melalui saluran podcast bertema ‘Tantangan dan Peluang Karir di Industri Pariwisata’ dengan narasumber pemilik Wisata Bukit Kayoe Putih, Mojokerto.

Selain itu masih ada kegiatan demo memasak persembahan dari Kedutaan Tunisia, NCSA, UNOX dan Cimory. Serta lomba memasak bagi siswa SMA/SMK membuat nasi goreng kreasi, platting desert dan minuman kreasi.

“Masih ada lomba lainnya yaitu tanding game online ‘Mobile Legend’ yang diikuti 24 tim dan lomba solo vokal yang diikuti 21 peserta,” tutur Agus Riyadi.

Agus Riyadi menambahkan, TTE diselenggarakan sebagai bagian dari komitmen IP Trisakti untuk memberi pendidikan tinggi berkualitas melalui kurikulum berbasis praktik lapangan. Diharapkan, TTE bisa menjadi wadah inovasi dan kreativitas mahasiswa

“Selain juga mendukung visi IP Trisakti dalam mencetak lulusan yang kompeten, inovatif dan berjiwa wirausaha. Expo sekaligus menjadi jembatan antara akademisi, industri dan masyarakat untuk bersama memajukan sektor pariwisata Indonesia,” katanya.

Didukung tenaga pengajar yang profesional, lanjut Agus Riyadi, fasilitas lengkap dan jaringan industri yang luas, diharapkan lulusan IP Trisakti mampu bersaing di dunia kerja yang bergerak dinamis.

Agus Riyadi mengungkapkan latar belakang TTE yang digagas pada 2021. Ketika pandemi covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia, mahasiswa kesulitan mencari tempat magang sehingga dibuat kegiatan pameran hasil karya mahasiswa sebagai syarat kelulusan.

“Pada 2021, IP Trisakti mengubah syarat kelulusan mahasiswa dari sebelumnya berbentuk skripsi berubah menjadi proyek akhir. Proyek tersebut dimulai saat mahasiswa duduk di semester 5.

“Mahasiswa diberi bekal tentang kewirausahaan, bagaimana membuat produk, menghitung biaya produksi dan harga jual, serta pemasarannya,” ucapnya.

Semester berikutnya, lanjut Agus Riyadi, mahasiswa belajar membuat produk yang bernilai jual sekaligus pemasarannya. Dalam prosesnya, mahasiswa mendapat bimbingan dari dosen hingga satu semester kedepan.

“Di semester ketiga, produk hasil karya mahasiswa akan dievaluasi, kenapa produknya tidak berhasil di pasaran. Jika ada yang berhasil, dibahas pula rencana pengembangannya di masa depan,” tuturnya.

Ketika lulus, mahasiswa bisa mengembangkan proyek tersebut sebagai bisnis utama, atau sebagai bisnis sampingan yang dilakukan disela waktu bekerja di perusahaan.

Di bagian akhir, Agus Riyadi menyampaikan apresiasi kepada para sponsor yang mendukung TTE yaitu Kedutaan Besar Tunisia, Multi Tours, IMI Switzerland, NCSA, PT Anggana Catur Prima, PT Eloda Mitra (Bernardi), UNOX, dan CIMORY.

Selain itu ada The 1O1 Jakarta Sedayu Dharmawangsa, Bens Radio, Ra Premier, ASITA, Pusat Bisnis Kepariwisataan, FIT HUB, ERHA Clinic, PT Gastro Gizi Sarana, PT Ajinomoto, Alumni LJ, serta para dosen dan tenaga kependidikan Institut Pariwisata Trisakti. (Tri Wahyuni)

Related posts