JAKARTA (Suara Karya): Hasrat anak bangsa untuk kuliah di fakultas kedokteran hingga kini masih tinggi. Hal itu terlihat pada pembukaan perdana Fakultas Kedokteran President University (FK Presuniv) yang langsung diserbu 700 pendaftar dari seluruh Indonesia.
“Meski peminat tinggi, kami hanya bisa menerima 50 orang saja,” kata Dekan FK Fresuniv, Prof Dr dr Budi Setiabudiawan, SpA(K), MKes dalam keterangan pers, di Jakarta, Kamis (31/8/23).
Hadir dalam kesempatan yang sama Rektor Presuniv, Prof Dr Chairy, Ketua Yayasan Pendidikan Presuniv, dan Prof Dr Ir Budi Susilo Soepandji, DEA.
Pendiri Presuniv dan Ketua Grup Jababeka, Dr Setyono Djuandi (SD) Darmono dalam sambutannya menjelaskan, persiapan untuk mendirikan fakultas kedokteran dilakukan Presuniv sejak 7 tahun.
Namun, izin baru diperoleh pada 21 Agustus 2023, setelah pemerintah mencabut moratorium fakultas kedokteran pada 2022
Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) itu diserahkan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat-Banten Dr M Samsuri kepada Rektor Presuniv, Prof Dr Chairy pada 28 Agustus 2023 di Bandung.
Kemdikbudristek mengizinkan Presuniv membuka Program Studi Kedokteran (Program Sarjana) dan Program Studi Pendidikan Profesi Dokter (Program Profesi).
SD Darmono yang juga Ketua Dewan Wali Amanat Yayasan Pendidikan Presuniv itu bersyukur atas terbitnya izin tersebut. Karena, memiliki fakultas kedokteran adalah salah satu visi besarnya saat mendirikan Presuniv.
Dengan diterbitkannya SK Kemdikbudristek tersebut, Presuniv bisa ikut berkontribusi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas pada 2045 melalui bidang kesehatan. Kesehatan merupakan isu krusial untuk meningkatkan produktivitas pekerja baik saat ini maupun di masa depan.
Salah satu isu utama dalam bidang kesehatan adalah ketersediaan tenaga dokter. Menurut standar WHO, rasio ideal jumlah dokter umum terhadap jumlah penduduk adalah 1 berbanding 1.000. Artinya, satu dokter akan melayani 1.000 penduduk.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, jumlah penduduk Indonesia mencapai 278,69 juta orang. Dengan jumlah tersebut, maka standar WHO menunjukkan Indonesia butuh 278.690 dokter.
Padahal, data Kementerian Kesehatan per Juni 2023 menyebut, jumlah dokter baru mencapai 159.977 orang. Jadi, Indonesia masih kekurangan 118.713 dokter.
“Kehadiran Fakultas Kedokteran, Presuniv, diharapkan ikut memberi kontribusi untuk mengatasi kurangnya jumlah tenaga dokter di Indonesia,” ucap SD Darmono.
Selain jumlah, masalah lain pada saat ini adalah distribusi dokter di Indonesia yang masih timpang. Di beberapa kota di Indonesia jumlah dokter berlimpah, tetapi di sisi lain masih banyak daerah yang sangat kekurangan tenaga dokter.
FK Presuniv nanti akan fokus pada kesehatan kerja. The International Commission on Occupational Health menyebut, selama tahun 2022, cedera akibat kerja dapat menurunkan angka Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 5,4 persen.
“Cedera kerja secara akumulatif bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam konteks ini, Presuniv memandang strategis aspek kesehatan kerja,” tuturnya.
Apalagi Presuniv berada di kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, yaitu kawasan industri Jababeka, Cikarang, Bekasi. Dengan jumlah penduduk 3,2 juta jiwa, sebanyak 1,7 juta atau hampir 47% di antaranya adalah pekerja.
Bagi para pekerja, isu kesehatan kerja menjadi sangat penting. Saat ini kawasan industri Jababeka menjadi tempat bagi lebih dari 2 ribu perusahaan nasional dan multinasional.
Selain Jababeka, di Cikarang juga ada 6 kawasan industri lainnya, meski tak sebesar Jababeka. Itu sebabnya kehadiran Fakultas Kedokteran di Kabupaten Bekasi menjadi sangat penting, terutama yang memiliki keunggulan dalam bidang kesehatan kerja.
“Berada di kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, dan kawasan industri lainnya akan berdampak positif bagi para lulusan Fakultas Kedokteran, Presuniv,” ucap Bapak Darmono.
Banyaknya perusahaan di kawasan industri, lanjut Darmono, akan membuka kesempatan yang luas bagi lulusan Fakultas Kedokteran Presuniv untuk berkontribusi pada bidang kesehatan kerja.
“Fakultas Kedokteran Presuniv, nantinya akan ikut mengembangkan Academic Health System (AHS) di Kabupaten Bekasi,” ujarnya.
AHS adalah ekosistem kolaborasi yang melibatkan 4 pihak, yakni penyedia layanan kesehatan di Kabupaten Bekasi, seperti klinik, Puskesmas, rumah sakit; kalangan industri; pemerintah, termasuk Pemerintah Kabupaten Bekasi; dan Fakultas Kedokteran, Presuniv.
Fakultas Kedokteran, Presuniv juga ingin unggul di tingkat nasional dan internasional. Salah satunya, menerapkan sistem perkuliahan berbahasa Inggris di Fakultas Kedokteran.
Hal itu sejalan dengan kebijakan Presuniv yang sejak awal berdiri telah menerapkan sistem perkuliahan berbahasa Inggris. Karena banyak publikasi ilmiah, seminar atau kegiatan internasional lain yang berbahasa Inggris.
“Dengan fasih berbahasa Inggris, akses dosen dan mahasiswa ke berbagai publikasi ilmiah atau event internasional akan lebih terbuka,” ujarnya
Penguasaan bahasa Inggris juga mempermudah mahasiswa memperluas jejaring ke lingkungan internasional. Jejaring sangat penting bagi lulusan yang ingin berkarier di luar negeri.
Menyangkut isu kesehatan kerja, Fakultas Kedokteran Presuniv menerapkan konsep early exposure. Artinya, sejak tahun pertama perkuliahan, mahasiswa telah diperkenalkan dengan kondisi kerja dan ekosistem kesehatan.
Kegiatan pembelajaran, selain di kampus, juga dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti klinik dan rumah sakit. Fakultas Kedokteran, Presuniv juga fokus pada upaya pencegahan dan promotif terhadap aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
Ditambahkan, Fakultas Kedokteran Presuniv tak hanya menjalankan fungsi pendidikan, tetapi juga ingin kehadirannya memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. Hal itu akan dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian. (Tri Wahyuni)