JAKARTA (Suara Karya) : Mengatasi limbah yang ada ditengah masyarakat, tim Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (FIP UNJ) melakukan Kegiatan Pengabdian Masyarakat (KPM) dengan jalan edupreneurship (program pelatihan) melalui proses pendidikan, di Jatinegara Kaum, Pulo Gadung, DKI Jakarta.
“Kegiatan yang sebagian besar diikuti Ibu-ibu PKK, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas masyarakat di lingkungan Jatinegara Kaum, Pulo Gadung, ” jelas pimpinan KPM tim Dosen FIP UNJ Prof. Dr. Fahrurrozi, M.Pd di Jakarta, kemarin.
Prof. Dr. Fahrurrozi yang juga Dekan FIP UNJ mengatakan, kegiatan KPM yang dilakukan tim Dosen UNJ memberikan kontribusi pada masyarakat, dengan harapan bisa meningkatkan pendapatan yang akan diperoleh nantinya.
Menurutnya, bicara permasalahan limbah rumah tangga, tentu dialami seluruh masyarakat di Indonesia, khususnya di wilayah Jatinegara Kaum. Hal itu tidak akan pernah ada habisnya jika berdiskusi masalah limbah.
Untuk itu katanya, diperlukan pengolahan limbah yang tepat dan cepat. Dengan harapan, dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari polusi limbah.
Lebih jauh Prof. Dr. Fahrurrozi mengatakan, kegiatan pengabdian masyarat FIP UNJ mengusung program edupreneurship sebagai alternatif solusi dalam pengolahan limbah rumah tangga. Edupreneurship adalah program pelatihan bagaimana mengenalkan konsep enterpreneurship melalui proses pendidikan, menggunakan berbagai strategi bisnis, bergantung pada sifat produk dan segmen pasar yang telah mereka pilih untuk dilayani.
Dalam hal ini program edupreneurship diarahkan pada pengolahan limbah rumah tangga menjadi karya seni yang bernilai. Material industri rumah tangga yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah plastik, kaleng, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik.
Adapun limbah industri rumah tangga dapat diolah menjadi kerajinan yang menarik dan bermanfaat serta bernilai jual tinggi karena memiliki tekstur dan warna yang beragam dan indah. Cara pengolahan dan pembuatannya juga relatif mudah dan siapa saja bisa melakukannya, sebagai contoh (Aminudin & Nurwati, 2019). Pengelolaan limbah menjadi karya seni dapat melindungi lingkungan alam dari kerusakan, sebagai hiasan untuk diri sendiri, dan juga sebagai peluang usaha untuk penggerak sektor ekonomi Masyarakat.
Dikatakannya, saat pelaksanaan kegiatan tersebut, masyarakat terlihat sangat antusias. Dibuktikan dengan kehadiran mereka yang tepat waktu dan semangat merancang karya seni berbahan limbah. Mereka merancang sebuah lampu dari bahan kardus dan kertas bekas bernuansa ciri khas wilayah Jatinegara yang terletak di DKI Jakarta.
Menurutnya, harapan tim pengabdian semoga kegiatan ini terus berlanjut dan menghasilkan karya-karya seni yang bernilai. “Adapun bahan dasarnya berasal dari limbah rumah tangga. Dengan harapan, dapat berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan keluarga, ” tambah Prof. Dr. Fahrurrozi. (Warso)

