Suara Karya

Hadiri Konkernas PGRI 2025, Titiek Soeharto Siap Berjuang Bersama Perbaiki Nasib Guru

JAKARTA (Suara Karya): Penyandang gelar Ibunda Guru Indonesia, Titiek Soeharto berjanji akan membantu meningkatkan kesejahteraan guru di Tanah Air.

“Pemberian gelar Ibunda Guru Indonesia bagi saya, merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab untuk ikut serta dalam membangun pendidikan dan nasib guru indonesia. Semua itu akan kita perjuangkan melalui PGRI,” kata Titiek Soeharto di Jakarta, Selasa (11/2/25) malam.

Pernyataan Titiek disampaikan saat membuka Konferensi Kerja Nasional I Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Tahun 2025, yang dihadiri sekitar 1.200 anggotanya dari 30 provinsi di Indonesia.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Nasional Periode 1993-1998, Wardiman Djojonegoro.

Titiek yang juga Ketua Komisi IV DPR RI itu menambahkan, di era globalisasi, guru harus menjadi garda terdepan dalam menciptakan inovasi dalam memberi solusi nyata bagi tantangan pendidikan.

“Di era pemerintah saat ini, salah satu kebijakan pemerintah yang harus kita dukung adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi para siswa,” ujarnya.

Program tersebut, menurut Titiek, tidak hanya penting dalam mendukung kesehatan fisik anak, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan konsentrasi belajar dan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

“Mari kita dukung program MBG untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Titiek mengaku bangga menyandang gelar Ibunda Guru Indonesia, karena guru merupakan profesi yang terhormat. “Kedua orangtua sangat memperhatikan guru, dengan membangunkan kantor yang kini disebut Gedung Guru tersebut,” ujarnya.

Ia bersedia hadir dalam konferensi kerja nasional PGRI, karena kegiatan itu bukan agenda rutin tetapi meneguhkan PGRI sebagai lokomotif perubahan bagi pendidikan di Indonesia.

“PGRI tempat berhimpunnya para guru dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan cita-cita nasional. PGRI berkontribusi dalam pemikiran dan tenaga dalam membangun dunia pendidikan di Tanah Air,” ucap Titiek menandaskan.

Menanggapi pernyataan Titiek Soeharto, Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi mengaku bangga karena tokoh yang dikaguminya mau berjuang bersama untuk peningkatan kualitas guru. “Siapa pun yang mau memperjuangkan nasib guru kita akan apresiasi,” katanya.

Unifah menyebut 10 isu krusial untuk perbaikan dunia pendidikan di Tanah Air. “Guru seringkali disalahkan, padahal peningkatan mutu pendidikan sangat terkait dengan kebijakan yang semestinya berpihak pada guru. Semakin berkualitas kebijakan terhadap guru, maka semakin baik pula mutu pendidikan,” ujarnya.

Ditambahkan, guru adalah ujung tombak dalam melakukan perubahan dan perbaikan kualitas pendidikan. Karena itu, peran guru harus diperkuat, diberdayakan, dan diberikan otonomi.

“Jangan sampai jika ada persoalan pendidikan, seolah-olah guru menanggung beban itu sendirian,” kata Unifah menegaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts