JAKARTA (Suara Karya): Institut Pariwisata (IP) Trisakti mengajak siswa untuk mengisi liburan akhir tahun lewat kelas memasak di kampus dan berwisata ke ALOHA Pantai Indah Kapuk 2.
Acara bertajuk Holiday Fun Culinary Class & Edu Tourism 2024 itu diikuti sebanyak 202 peserta. Pendaftar membludak, karena kelas tersebut tidak dipungut biaya alias gratis!
“Kegiatan yang semula untuk para siswa mengisi waktu liburan, kami perluas untuk guru dan ibu-ibu anggota PKK se-Kecamatan Pesanggrahan,” kata Rektor IP Trisakti, Fetty Asmaniati usai membuka ‘Holiday Fun Culinary Class 2024’, di kampusnya, Senin (30/12/24).
Acara yang baru pertama kali digelar tersebut mendapat dukungan dari alumni dan sejumlah industri bahan pembuat kue dan makanan seperti Bernardi, Koepoe-Koepoe, Zeelandia, Dua Belibis, Pondan, Esperto, Pondan, serta lembaga kursus memasak NCSA.
“Ide ini tercetus awal Desember, langsung direspon para sponsor lewat penyediaan bahan. Sehingga kelas ini bisa digelar secara gratis,” ujarnya.
Selain itu, tim ahli dari sponsor juga hadir sebagai narasumber. Seluruh kegiatan didampingi mahasiswa IP Trisakti tahun angkatan 2023.
“Semoga acara Holiday Fun Culinary Class ini bisa digelar setiap tahun. Siswa jadi tahu seputar dunia kuliner dan pariwisata,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Wakil Rektor I IP Trisakti, Agus Riyadi. Acara dibagi dalam 4 bidang kegiatan yaitu pastry (70 orang terbagi dalam 2 kelas), cooking (70 orang terbagi dalam 2 kelas), barista (19 orang dalan 1 kelas) dan wisata edukasi ke Pantai Aloha PIK (43 orang).
“Kami senang sekali melihat antusias siswa, guru maupun ibu-ibu PKK yang ikut acara ini. Semoga ilmu yang dipelajari dalam setengah hari ini bisa jadi pengalaman, sekaligus ide untuk mengembangkan bisnis kuliner,” ucapnya.
Di kelas pastry, peserta diajari membuat antara lain bolu gulung, bolu kukus, whipped cream untuk isian, dan kue soes. Dan kelas cooking, peserta diajari membuat lasagna dan hidangan pasta yang lezat tapi mudah dibuat.
Untuk kelas barista, pengajarnya adalah alumni IP Trisakti dari Esperto Barista Course. Kelas yang diikuti siswa terbanyak itu diajari membuat minuman cappucino dan latte art.
Salah satu peserta, Ketua Pusat Ikatan Bimbingan dan Konseling Sekolah (IBKS) se-Indonesia, Tuti Sukarni mengaku senang diundang dalam acara ini. Karena ia mendapat banyak pengetahuan seputar dunia kuliner dan makanan bergizi.
“Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) belum lama ini meluncurkan 7 Kebiasaan Sehat Anak Indonesia Hebat, yang salah satunya tentang kebiasaan makan makanan bergizi. Kegiatan ini selaras dengan program pemerintah tersebut,” ujarnya.
Anggota IBKS yang ikut kegiatan sebanyak 35 orang dari Jabodetabek dan terjauh dari Kabupaten Banyuwangi. “Satu anggota datang jauh dari Banyuwangi, selain tertarik juga karena jabatannya sebagai seksi pendidikan,” kata Tuti.
Ia berharap acara semacam ini bisa dilaksanakan lagi tahun depan. Karena masih banyak anggota IBKS yang berminat, tapi belum bisa ikut saat ini. “Semoga tahun depan acaranya ada lagi, dan anggota IBKS diundang,” ucap Tuti berharap.
Pernyataan serupa disampaikan Aulia Sari dari SMAN 110 Jakarta Utara. Ia mengaku senang sekali bisa ikut kegiatan, karena jadi tahu membuat kue tidak serumit yang dipikirkan. “Tadi kita belajar menggulung bolu atau swiss rol. Seru, karena ini pengalaman baru bagi saya,” ujarnya.
Aulia berharap Holiday Fun Culinary Class kembali digelar tahun depan. Karena ia ingin merasakan pengalaman menjadi barista. “Kalau ada acara seperti ini lagi saya ingin daftar di kelas barista. Mau belajar meracik kopi,” tuturnya.
Sementara itu, Yilzit dari SMAN 34, Pondok Labu, Jakarta Selatan juga mengaku senang bisa ikut kelas barista yang selama ini diimpikan. Penyandang disabilitas tersebut berharap pengalaman belajarnya selama di Trisakti bisa menjadi bekal untuk memantabkan hati sebagai barista.
“Apalagi di sini bisa belajar gratis. Terima kasih kepada IP Trisakti yang telah memberi kesempatan yang luar biasa ini,” kata Yilzit dengan nada suara bahagia.
Pujian juga disampaikan guru anggota IBKS, Aji. Sejak awal masuk kampus, ia mengaku kagum dengan keramahtamaan mahasiswa saat penyambutan.
“Tak hanya saat penyambutan, keramahan juga terlihat waktu pendampingan saat membuat kue di dapur. Kami belajar membuat bolu kukus Tidak menyangka membuat kue bisa semudah itu. Tidak butuh banyak alat,” ucapnya.
Ia berharap kegiatan serupa kembali digelar tahun depan. Sehingga guru yang tergabung dalam IBKS bisa merasakan pengalaman serupa. “Kami jadi punya keahlian baru membuat bolu kukus untuk dimakan bersama saat perayaan tahun baru,” kata Aji menandaskan.
Selain itu, salah satu murid SMKN 9, Jakarta Barat, Sasta Olivia mengaku senang mendapat edukasi terkait perjalanan wisata. Ia merasakan tugas tour leader dalam melayani peserta seperti apa, sehingga wisatawan jadi ikut senang ikut tournya,” ujarnya.
Perasaan serupa dikemukakan guru perjalanan wisata SMKN 9 Jakarta Barat, Ali Akbar Fikri. Ia menjadikan IP Trisakti sebagai tolak ukur pendidikan tinggi bidang pariwisata. Karena sistem pendidikannya membaur dengan kondisi di lapangan.
“Edu tourism yang ditawarkan IP Trisakti kualitasnya luar biasa. Bukan sekadar jalan-jalan, tapi kami juga tercerahkan dengan informasi seputar PIK. Kami berharap, hal serupa dilakukan lagi tahun depan,” katanya.
Ia merekomendasikan lulusan sekolah vokasi bidang pariwisata bisa melanjutkan jenjang pendidikan tingginya di kampus IP Trisakti. Karena ilmu yang diberikan kampus tersebut memang mumpuni. (Tri Wahyuni)