JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menggandeng Universitas Notthingham, Inggris untuk meningkatkan kualitas peneliti Indonesia. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan jumlah publikasi di jurnal internasional.
“Kerja sama dengan kampus asing ini tak lepas dari peran diaspora Indonesia. Mereka menjembatani kami dengan kampus-kampus di luar negeri,” kata Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) Kemristekdikti, Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Minggu (13/5).
Mantan Wakil Menteri Kesehatan itu menjelaskan, kerja sama dengan Universitad Nottingham juga fokus pada manajemen penelitian. Karena masih banyak peneliti Indonedia yang belum dapat menulis proposal yang menjual dan inovasi baru dalam penelitian.
“Di luar negeri, menjadi mahasiswa S-3 malah dapat bayaran karena bisa ikut penelitian dari profesor pembimbingnya. Kalau di Indonesia, biaya mahasiswa S-3 mahal. Karena penelitiannya bayar sendiri,” tuturnya.
Belajar dari pengalaman itu, Ali Ghufron berharap di masa depan para profesor dapat menulis proposal yang menjual. Jika dapat proyek penelitian bisa melibatkan mahasiswa S-3 di dalam negeri. Para mahasiswa tak hanya dapat ilmu, tetapi juga lebih murah biaya pendidikannya.
“Banyak lembaga internasional yang dapat memberi bantuan proyek-proyek penelitian, seperti Newton Fund, Melinda Gates Foundation, Ford, dan sebagainya,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tersebut.
Hasil penelitian tersebut, lanjut Ali Ghufron, juga akan mendongkrak jumlah publikasi peneliti Indonesia di jurnal internasional. Meski peneliti Indonesia menjadi penulis kedua, hal itu tidak jadi masalah.
“Dan yang tak kalah penting adalah para peneliti itu masuk dalam jaringan penelitian internasional. Jadinya nama Indonesia juga banyak disebut-sebut. Ini bagus untuk publikasi,” tuturnya.
Menurut Ali Ghufron, universitas tidak hanya mengandalkan pada banyaknya mahasiswa agar bisa bertahan. Tetapi juga harus melakukan banyak penelitian dan inovasi. Sehingga hal itu berdampak pada kualitas pembelajaran.
“Ini yang perlu kita dorong, agar kampus tidak hanya mengandalkan mahasiswa. Operasional kampus menggunakan dana-dana peningkatan penelitian dan inovasi yang dihasilkan,” ujar Ali Ghufron menandaskan. (Tri Wahyuni)