JAKARTA (Suara Karya): Presiden Joko Widodo menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada almarhum KH Ali Manshur Shiddiq dan almarhum Djauhar Zaharsyah Fahrudin Roesli (Harry Roesli) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/8/24).
Bintang Budaya Parama Dharma adalah tanda kehormatan yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia yang telah menyumbangkan nilai-nilai luhur sebagai darma baktinya dalam bidang kebudayaan.
Kedua, penerima tanda kehormatan itu diusulkan kepada Presiden oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), yaitu Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan melalui Program Anugerah Kebudayaan Indonesia.
“Pemberian tanda kehormatan ini merupakan wujud apresiasi tertinggi pemerintah kepada para budayawan yang memiliki dampak besar bagi ekosistem kebudayaan Indonesia,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.
Hal itu, lanjut Hilmar, sekaligus menjadi bentuk nyata dari pengakuan negara terhadap dedikasi para seniman dalam melestarikan dan memajukan warisan budaya bangsa.
Setiap tahun, Kemdikbudristek melalui program Anugerah Kebudayaan Indonesia memberi penghargaan kepada budayawan dan pelaku budaya yang berjasa dalam memajukan kebudayaan Indonesia.
KH Ali Manshur Shiddiq adalah sosok ulama kharismatik asal Jawa Timur, yang dikenal atas jasanya dalam menciptakan Sholawat Badar.
Sholawat tersebut merupakan alat perjuangan untuk mencegah menguatnya paham komunisme di tengah berkembang luasnya lagu ‘Genjer-Genjer’ yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sholawat Badar juga ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) dari Provinsi Jawa Timur pada 2022. Sholawat Badar menjadi bagian dari ritual muslim Indonesia, terutama organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Sedangkan Harry Roesli, yang mendapat julukan Si Bengal dari Bandung merupakan sosok seniman nyentrik yang melahirkan banyak karya fenomenal dalam jagat musik Indonesia.
Selain kemampuannya dalam meracik lirik yang sarat kritik sosial, ia juga dikenal atas kepeduliannya terhadap kaum marginal seperti anak jalanan dan pengamen.
Harry kemudian membentuk komunitas yang menjadi ruang berekspresi, berdiskusi dan berkarya di bidang seni musik, agar seniman jalanan mendapat pengakuan dan bahkan hidup layak di tengah masyarakat.
Komunitas Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB) didirikan Harry pada1981 di kediamannya, yang selalu ramai dengan aktivitas berkesenian oleh berbagai generasi dan lapisan masyarakat.
Harry juga menginisiasi pendirian jurusan pendidikan seni musik di IKIP Bandung, sekarang bernama UPI Bandung pada1982 dan jurusan seni musik di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan pada 1999.
Ditemui usai menerima tanda kehormatan dari Presiden, Ahmad Syakir Ali (ahli waris dari alm. KH. Ali Manshur Shiddiq) mengungkapkan rasa bangga sekaligus haru atas penghargaan yang diterima ayahnya. “Tidak pernah terpikirkan oleh ayah saya bakal mendapat Tanda Kehormatan dari Presiden,” ujarnya.
“Almarhum adalah sosok yang sederhana. Suka menulis, ulet, gigih dan memberi inspirasi bagi banyak orang,” lanjut Ahmad.
Sedangkan Kania Handiman Roesli yang merupakan istri dari mendiang almarhum Harry Roesli mengungkapkan hal serupa. Ia mengaku bangga, sekaligus terharu atas penghargaan tersebut.
“Saya rasa, ini adalah salah satu pencapaian terbesar dari segala perjuangan seorang Harry Roesli selama 35 tahun berkarya. Pengakuan negara atas karya-karyanya. Ini tidak pernah saya duga sebelumnya,” ujar Kania.
Kania bersama anak-anak sejak 20 tahun kematian Harry Roesli terus, berjuang agar karya almarhum suaminya tetap dihargai dan tidak hilang dimakan waktu.
Para ahli waris bertekad untuk meneruskan ‘peninggalan’ dan amanat dari perjuangan almarhum ke generasi berikutnya.
Sejak 2012, Kemdikbudristek konsisten memberi apresiasi kepada tokoh-tokoh yang dinilai berjasa dan berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan Indonesia, melalui program Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI).
Selain proses pengusulan calon penerima Tanda Kehormatan dari Presiden, terdapat sejumlah kategori penghargaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Dalam program AKI 2024 yaitu kategori Maestro Seni Tradisi, Pelestari, Pelopor dan/atau Pembaru, Anak, Media, serta Lembaga dan Perorangan Asing. Pemberian penghargaan kepada seluruh penerima AKI 2024 akan dilaksanakan pada 17 September 2024 di Jakarta. (Tri Wahyuni)