JAKARTA (Suara Karya): PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) dengan kode saham ‘GOOD’ mengumumkan kinerja positif sepanjang 2023. Terjadi kenaikan pada pendapatan laba bersih hingga 36,5 persen.
Demikian dikemukakan Direktur Utama Garudafood, Hardianto Atmadja dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Selasa (30/4/24).
Hardianto menyebut keberhasilan itu merupakan yang tertinggi di sepanjang sejarah Garudafood. Total dana yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp580,41 miliar.
RUPST dan RUPSLB Garudafood dihadiri Dewan Komisaris, antara lain Hartono Atmadja serta jajaran direksi lainnya, yaitu Paulus Tedjosutikno, Robert Chandrakelana Adjie, Fransiskus Johny Soegiarto, dan Johannes Setiadharma.
Hardianto menjelaskan, pertumbuhan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk ditopang oleh beberapa faktor, antara lain, pengelolaan biaya operasional dengan sangat baik, seperti biaya bahan baku produksi, bahan kemas serta biaya logistik.
Hasil RUPST mengumumkan angka Rp9 per saham atau Rp331,92 miliar atau sekitar 57,19 persen dari laba tahun buku 2023 yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk.
Laba tersebut ditetapkan sebagai dividen tunai tahun buku 2023 dan akan dibagikan secara tunai pada 21 Mei 2024 kepada seluruh pemegang saham yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham pada 15 Mei 2024.
“Pembagian dividen tentunya mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan bisnis Garudafood serta antisipasi risiko yang mungkin terjadi di masa mendatang,” tuturnya.
RUPSLB Garudafood 2024 membahas sejumlah agenda, seperti penambahan kegiatan usaha utama Garudafood yaitu industri makanan bayi, serta penambahan kegiatan usaha utama entitas anak usaha Garudafood.
Disebutkan anak usaha Garudafood, yaitu PT Sinarniaga Sejahtera (SNS) dalam bidang usaha Perdagangan Besar Obat Tradisional (PBOT) untuk Manusia dan Perdagangan Besar Obat Farmasi (PBOF) untuk Manusia, serta pembelian kembali saham Garudafood yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp20 miliar.
“Garudafood telah menghitung dengan saksama atas peluang usaha yang dapat dijalankan secara berkelanjutan dan Garudafood berkeyakinan mampu memanfaatkan peluang yang ada, guna memberi nilai tambah kepada pemegang saham,” ucap Hardianto.
Lewat beragam studi kelayakan yang dilakukan, Garudafood optimis, penambahan kegiatan usaha ke sektor industri makanan bayi dapat meningkatkan peluang usaha serta pendapatan dan laba Garudafood ke depannya.
Selama 2023, Garudafood telah menjalankan rencana kerja dan inisiatif strategis dalam mengembangkan usaha. Hasilnya tercermin dalam kinerja operasional dan keuangan yang terus tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya.
Melalui paparan publik yang disajikan pada hari yang sama, Garudafood siap mencetak kembali milestone di tahun 2024 di tengah tantangan yang ada, seperti volatilitas harga bahan baku dan energi yang dipengaruhi kondisi geopolitik global dan perubahan iklim secara ekstrim.
Selain urusan regulasi yang berpotensi menghambat kelangsungan dunia usaha; perlambatan pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan pelemahan pengeluaran konsumsi masyarakat; persaingan bisnis yang semakin meningkat; perubahan perilaku konsumen serta transisi pemerintahan baru.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno memaparkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi tantangan bisnis tersebut.
“Garudafood berkomitmen untuk menargetkan peningkatan nilai perusahaan, baik dari sisi penjualan maupun peningkatan laba bersih pada penghujung tahun 2024 melalui berbagai strategi dan upaya,” ujar Paulus.
Disebutkan strategi dan upaya itu dilakukan melalui ekspansi saluran distribusi, pengembangan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, digitalisasi logistik, dan peningkatan layanan di sektor jasa makanan.
Sesuai tagline ‘Leading in Innovation’, Garudafood juga menekankan terwujudnya inovasi baik dalam aspek produksi, pemasaran, proses bisnis, prosedur, dan utamanya sumber daya manusia (SDM).
“Semua itu bertujuan untuk memperluas pangsa pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mengelola biaya operasional perusahaan,” kata Paulus menegaskan.
Dan yang tak kalah penting, menurut Paulus, kolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk menghasilkan produk berkualitas dan berinovasi. Hal itu menjadi prioritas Garudafood agar tetap konsisten dalam mengelola risiko bisnis.
Guna memenuhi harapan para pemangku kepentingan yang semakin sadar akan praktik keberlanjutan, maka implementasi program keberlanjutan baik dari aspek lingkungan, sosial dan tata kelola juga tak luput dari strategi bisnis Garudafood sepanjang 2024 kedepan. (Tri Wahyuni)

