JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) menggelar Pra-Kongres Kebudayaan Indonesia 2023 di Jakarta, pada 6-8 Oktober.
Pra-Kongres yang diikuti 132 komunitas yang terdiri dari kelompok, organisasi, asosiasi profesi dan lembaga bidang kebudayaan itu merupakan bagian dari rangkaian Kongres Kebudayaan Nasional (KKI) yang akan digelar pertengahan Oktober mendatang.
“Pra-kongres dengan komunitas hari ini dilakukan untuk membahas pemetaan KKI, agar diperoleh hasil rumusan yang bersumber dari mekanisme bottom-up,” kata Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid usai membuka acara, di Jakarta, Jumat (6/10/23).
Dalam pra-kongres juga dibahas ekosistem kebudayaan secara makro, yang mencerminkan gambaran persebaran masalah dari kondisi faktual dan solusinya yang dapat dilakukan.
Pra-Kongres Kebudayaan akan memformulasi rumusan program aksi yang menjadi turunan dari Peraturan Presiden (PP) Nomor 114 Tahun 2022 tentang Strategi Kebudayaan, berupa program atau aksi konkret.
“Hasil Pra-Kongres akan jadi masukan bagi KKI 2023,” kata Hilmar Farid.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan menjelaskan, kepesertaan pra-kongres bersifat nasional. Para peserta hadir dari berbagai wilayah Indonesia. Tak hanya berbagai asosiasi/lembaga kebudayaan, tetapi juga lintas bidang dan profesi.
“Hadir pula dewan kesenian, wakil dari perguruan tinggi atau institut seni dan satuan pendidikan dari sekolah menengah kejuruan (SMK) bidang seni budaya, multimedia, broadcast dan tata boga,” katanya
Kegiatan Pra-Kongres meliputi Pleno awal yaitu penjelasan umum dan pembagian kerja per komisi. Pembagian komisi dibagi 3, yaitu Pendidikan Seni dan Budaya, Tata Kelola Organisasi Masyarakat Bidang Kebudayaan, dan Tata Kelola Keterlibatan Masyarakat
Ditambahkan, setiap komisi akan didampingi oleh beberapa fasilitator. Pra-Kongres ditutup dengan penyampaian hasil diskusi dari masing-masing komisi di pleno akhir. (Tri Wahyuni)

