Suara Karya

Peduli terhadap Sesama, Cegah Kekerasan Seksual di Kampus!

JAKARTA (Suara Karya): Kepedulian terhadap sesama dapat mencegah kekerasan seksual di dalam kampus. Apalagi perguruan tinggi negeri (PTN) seluruhnya memiliki Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS).

“Ketika menemukan kekerasan seksual yang dialami teman di kampus segera laporkan ke Satgas PPKS, agar penyakit kejiwaan itu tidak semakin meluas,” kata Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam dalam acara yang digelar Dharma Wanita Persatuan (DWP) Ditjen Diktiristek di Jakarta, Selasa (5/12/23).

Dalam webinar bertajuk ‘Teknik Pengasuhan dalam Menghadapi Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan Tinggi’, Nizam menekankan kembali pentingnya pentingnya membangun kesadaran dan kepedulian warga kampus untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual di lingkungannya.

“Tak hanya rektor, wakil rektor, Satgas PPKS, tetapi semua orang harus peduli. Hal itu yang harus kita bangun saat ini,” ujarnya.

Kesadaran untuk saling peduli, menurut Nizam, dapat mencegah penyakit mental yang akan membesar. Dengan bersuara, maka masalah tersebut bisa segera diatasi.

“Saat Satgas PPKS dibentuk tahun lalu, jumlah pelapor kekerasan seksual di kampus sangat tinggi. Saat ini angkanya sudah berkurang. Itu artinya, warga kampus sudah menemukan saluran atas masalah yang dialaminya,” kata Nizam.

Pernyataan senada dikemukakan Penasehat DWP Kemdikbudristek Franka Makarim. Menurutnya, penanganan kekerasan seksual di kampus bukan tanggung jawab Satgas PPKS Kemdikbudristek, tetapi semua warga kampus.

Franka mengajak orang tua, pendidik, dan pendamping dari masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mencegah dan menangani kekerasan seksual di perguruan tinggi.

“Keluarga berperan penting dalam mengedepankan edukasi tentang lekerasan seksual kepada seluruh anggota keluarga. Hal itu merupakan langkah kunci dalam membentuk kesadaran yang dapat mencegah terjadinya kasus kekerasan di kampus,” ujar Franka.

Ketua DWP Ditjen Diktiristek, Sri Saraswati Nizam menegaskan, pihaknya akan terlibat aktif dalam implementasi PPKS di lingkungan perguruan tinggi.

“Kegiatan webinar ini diharapkan dapat menambah wawasan anggota DWP di Kemdikbudristek untuk mengoptimalkan perannya sebagai ibu dalam keluarga. Dampaknya adalah penurunan kasus kekerasan seksual di Indonesia,” ujar Sri Saraswati.

Pada kesempatan yang sama, DWP Ditjen Diktiristek memberi apresiasi kepada 10 pemenang lomba video edukasi tentang pencegahan kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi.

DWP Ditjen Diktiristek juga mengajak mahasiswa dan humas perguruan tinggi mengikuti lomba video, yang menjadi bagian dalam kampanye pencegahan kekerasan seksual.

Kegiatan itu diharapkan memberi inspirasi kepada insan pendidikan tinggi lainnya, agar ikut berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan seksual.

Webinar yang juga memperingati HUT-24 DWP dan Hari Ibu ke-95 menghadirkan pakar psikologi dan pengasuhan (parenting) Elly Risman. Perlu diketahui teknik pengasuhan yang efektif dalam mengatasi dan mencegah kekerasan seksual di lingkungan pendidikan tinggi.

Materi yang disampaikan diharapkan membawa perubahan pola pikir yang positif dan memberi solusi konkrit, yang dimulai dari pembentukan pondasi keluarga lewat perumusan garis besar haluan keluarga (GBHK), kesiapan peran suami istri sebagai ayah dan ibu yang mampu membangun ‘attachment’ dengan buah hati mereka. (Tri Wahyuni)

Related posts