JAKARTA (Suara Karya): Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon menegaskan, pentingnya melestarikan warisan budaya sebagai identitas dan jati diri bangsa.
Hal itu disampaikan pada Malam Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) 2024, di Jakarta, Jumat (16/11/24) malam.
Kegiatan yang dilaksanakan di kawasan Taman Fatahillah, Kawasan Kota Tua itu merupakan bentuk penghargaan dari pemerintah kepada semua pihak yang berjuang melestarikan dalam warisan budaya Indonesia.
“Warisan budaya bukan sekadar peninggalan dari masa lalu, tapi juga aset tak ternilai sebagai identitas dan jati diri bangsa. Jadi, warisan budaya adalah national treasure,” kata Fadli Zon dalam sambutannya.
Ia menyebut pada setiap motif batik, irama gamelan, tarian tradisional, hingga cerita rakyat, terdapat nilai-nilai luhur yang mencerminkan kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap keberagaman.
“Sebagai bangsa yang dianugerahi kekayaan budaya yang luar biasa, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan dan mempromosikan warisan budaya kita kepada dunia,” ucapnya.
Karena itu, kegiatan Apresiasi Warisan Budaya Indonesia 2024 menjadi momentum yang penting untuk mengingatkan masyarakat tentang berharganya kekayaan budaya Indonesia.
Tahun ini Kementerian Kebudayaan menetapkan 272 budaya takbenda sebagai warisan budaya takbenda Indonesia dan menetapkan 17 cagar budaya di Indonesia sebagai cagar budaya peringkat nasional.
Penetapan itu melalui proses panjang dan bertahap melalui sidang-sidang penetapan yang melibatkan tim ahli warisan budaya takbenda Indonesia, tim ahli cagar budaya nasional, pemda tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang membidangi kebudayaan, lembaga, maestro, pemilik dan pengelola cagar budaya, pelaku serta masyarakat.
Data kebudayaan menunjukkan hingga akhir tahun 2023, Indonesia memiliki 1.941 warisan budaya takbenda. Dengan ditetapkannya 272 budaya takbenda sebagai WBTb Indonesia tahun ini, maka jumlah warisan budaya takbenda Indonesia menjadi 2.213.
Sedangkan cagar budaya peringkat nasional yang ditetapkan sejak 2013 hingga saat ini berjumlah 228 cagar budaya. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya pelestarian budaya terus ditingkatkan melalui berbagai program, termasuk pengajuan warisan budaya Indonesia ke UNESCO.
“Desember 2024 nanti, kita akan mengajukan Reog Ponorogo, Kolintang, dan Kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Semoga proses ini berjalan lancar,” Fadli Zon.
Dalam kesempatan yang sama, ia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada budayawan, seniman dan komunitas budaya yang terus berinovasi dalam memperkenalkan warisan budaya dengan cara-cara kreatif.
“Melalui media digital, film, pertunjukan, hingga kolaborasi internasional. Saudara-Saudara semua telah menunjukkan, budaya kita tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di era modern,” katanya.
Lewat kegiatan AWBI 2024, diharapkan upaya itu memberi manfaat besar, sekaligus pengingat betapa berharganya budaya Indonesia, sehingga keberlanjutan adalah hal sangat penting untuk dilakukan di daerah-daerah.
“Perjuangan ini tidak hanya berhenti di tangan pemerintah. Pelibatan aktif masyarakat, akademisi, pelaku seni, dan generasi muda menjadi kunci keberhasilan kita dalam menjaga warisan budaya ini,” kata Fadli Zon menandaskan. (Tri Wahyuni)

