JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pertanian RI melalui kegiatan Webinar Millennial Agriculture Forum [MAF] terus berupaya melakukan regenerasi pertanian, khususnya di kalangan generasi muda agar tertarik dan mau berkecimpung di bidang pertanian.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, mendorong petani muda Indonesia memanfaatkan Program Kredit Usaha Rakyat [KUR] sebagai sumber pendanaan bagi usaha pertanian mereka.
“Saya meyakini bahwa pencapaian KUR oleh petani milenial akan memberikan dukungan penting dalam perngembangan usaha pertanian yang modern dan mandiri,” katanya.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menyatakan Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Kostratani sebagai pusat pembelajaran atau pelatihan pemanfaatan KUR.
“Pelatihan mendorong petani melakukan kegiatan pertanian sebagai agribisnis, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri,” katanya.
Petani perlu mengerti, kata Dedi Nursyamsi, dan memahami apa itu dan bagaimana memanfaatkan KUR untuk peningkatan usahataninya.
Terkait hal itu, Youth Entrepreneruship and Employment Support Services [YESS] program kerjasama Kementan dengan International Fund for Agriculture Development [IFAD] bagi regenerasi pertanian. Program utama, memfasilitasi para petani millennial dari hulu ke hilir.
Program YESS berkomitmen mengupayakan fasilitasi kepada petani millennial, salah satunya adalah dengan dihubungkan dengan para stakeholder termasuk permodalan dan perbankan.
Terkait hal itu, Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Malang selaku pelaksana Program YESS di Jawa Timur menggelar Webinar MAF Edisi Tani Akur. MAF berlangsung di P4S Putra Wicaksono di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan bertajuk ‘Support Lembaga Keuangan Dalam Ekosistem Pertanian.’ di Pasuruan, Rabu [5/6/2024).
MAF menghadirkan beberapa narasumber di antaranya Dian Fatmawati dari Bank Jatim wilayah Pasuruan; Mochammad Syihabbudin, offtaker Koperasi Produsen Petani Milenial Kabupaten Pasuruan; Agus Suwandhono, offtaker komoditas bebek; Koordinator BPP Purwodadi, Isnaini Shadiyah; dan Edi Santoso, local champion komoditas bebek yang juga Penerima Manfaat Program YESS.
Webinar MAF di Pasuruan dihadiri 30 petani muda secara offline dan 60 peserta online, yang dibuka secara online dan dihadiri Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti dan Project Manager PPIU Program YESS Jatim, Acep Hariri.
Acep Hariri menyampaikan harapannya, MAF dapat memberi manfaat bagi para petani muda, yang menyoroti semangat petani muda di Pasuruan, peningkatan atensi terhadap pertanian serta dukungan pemerintah melalui program seperti YESS,
“Wujud nyata dari upaya regenerasi pertanian, dengan dukungan stakeholder sebagai tempat konsultasi dan pendampingan sehingga diharapkan dapat berkolaborasi untuk meningkatkan hasil pertaniannya,” kata Acep Hariri.
Kapusdiktan Idha Widi Arsanti mengemukakan pentingnya kegiatan MAF bagi petani milenial di pasuruan. Dia menekankan perlunya keberlanjutan dan kolaborasi petani milenial dengan koperasi sebagai wadah untuk mendorong kemandirian petani dan untuk sarana kerjasama menunjang penjualan barang dan kontinuitas perdagangan.
“Dukungan dari Bank Jatim berupa KUR diharapkan dapat membantu menyediakan akses permodalan dan dukungan keuangan bagi petani muda untuk mengembangkan usahanya,” kata Kapusdiktan.
Dalam sesi talkshow, Isnaini Shadiyah menyoroti pentingnya layanan BDSP sebagai upaya mengatasi permasalahan petani secara teknis dan nonteknis terutama pada petani milenial.
Dian Fatmawati menjelaskan bahwa Bank Jatim siap mendukung petani muda mengakses modal dari KUR. Bank Jatim bersedia mendampingi untuk konsultasi dan pendampingan literasi untuk menata keuangan usahanya.
Mochammad Syihabbudin selaku offtaker Koperasi Produsen dibentuk sebuah komunitas per klaster komoditas untuk mempermudah pendampingan bagi para petani.
Agus Swandhono berpendapat, permodalan sangat penting bagi keberlangsungan usaha saat ini. kebutuhan daging bebek pasca pandemi meningkat signifikan sehingga permintaan dan ketersediaan barang menjadi kurang.
“Jangan malu berwirausaha ternak bebek, dengan jumlah offtaker yang masih minim, sehingga masih membutuhkan stok bebek untuk mensuplai. Secara teknis, ternak bebek tidak susah dan ketersediaan pakan bisa diberikan pakan campuran sehingga harganya terjangkau,” katanya. (Boy)