JAKARTA (Suara Karya): Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji kursi kereta api eksekutif buatan SMK Pusat Keunggulan (PK) bekerja sama dengan industri. Produk tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing bangsa.
Pujian Presiden disampaikan saat melihat dari dekat pameran hasil karya satuan pendidikan vokasi di acara Vokasifest X Festival Kampus Merdeka, di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, Selasa (12/12/23).
Kursi kereta api eksekutif hasil kolaborasi SMKN 2 Salatiga, Jawa Tengah dan PT INKA itu tersebut telah dioperasikan pada rangkaian kereta api eksekutif hingga luxury produksi PT INKA.
“Kami membuat 2 tipe kursi kereta untuk kelas eksekutif. Tipe terbaru sudah dipasang di gerbong kereta Taksaka saat uji coba beberapa waktu lalu,” kata guru SMKN 2 Salatiga, R Sartono.
Ditambahkan, pembuatan kursi kereta api untuk kelas eksekutif model terbaru dikerjakan oleh anak bangsa hampir 100 persen, mulai dari desain, material yang digunakan, hingga pengerjaannya.
“Hanya tinggal dua komponen saja yang masih impor. Sisanya, buatan dalam negeri,” ucapnya.
Sartono menuturkan, pembuatan kursi kereta api tersebut dilakukan secara kolaborasi dengan melibatkan satu Politeknik, 4 SMK, dan industri D’Tech Engineering yang berperan sebagai supervisi, desain dan penanggung jawab risiko.
“Sedikit berbeda dengan kursi kereta api yang dirancang sebelumnya, kursi kereta kelas eksekutif ini memiliki sandaran kursi yang lebih tinggi, sehingga terasa nyaman,” katanya.
Selain itu, lanjut Sartono, kursi kereta juga dilengkapi dengan soket untuk beberapa keperluan seperti mengisi daya pada ponsel dan sebagainya. “Selalu ada inovasi baru yang ditawarkan SMKN 2 Salatiga,” ucap Sartono.
Kursi kereta api karya SMK PK sudah digunakan PT INKA dengan nilai proyek yang terus bertambah setiap tahun. Hal itu membuktikan kepercayaan dan kepuasan PT INKA atas produk karya SMK tersebut.
Sartono menyebut proyek pembuatan kursi kereta mencapai angka Rp2,5 miliar pada 2022. Tahun ini, PT INKA kembali memesan kursi kereta api hingga 1.400 unit dan 100 unit untuk kereta luxury.
“Ini menjadi kursi luxury revolving pertama buatan Indonesia dengan nilai proyek Rp20 miliar. Kursi tersebut telah digunakan pada kereta New Argo Dwipangga, New Argo Lawu dan Taksaka. Untuk proyek selanjutnya (2024-2025), kolaborasi akan ditingkatkan hingga Rp80 miliar, dengan potensi proyek kenaikan nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri) kereta api.
Pada pembukaan Vokasifest X Festival Kampus Merdeka, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan, transformasi pendidikan tinggi vokasi dibuat lebih terbuka dan inovatif.
“Tidak ada lagi sekat antara industri dan satuan pendidikan vokasi untuk berkolaborasi. Nilai insentif untuk kolaborasi ini mencapai Rp614 miliar dan terus ditingkatkan,” ucapnya.
Transformasi pendidikan vokasi melalui kebijakan Merdeka Belajar episode ke-8: SMK Pusat Keunggulan telah berdampak terhadap lebih dari 1,9 juta siswa SMK di seluruh Indonesia.
Satuan pendidikan vokasi, lanjut Nadiem, tidak lagi melakukan kerja sama sebatas MoU. Industri terlibat langsung dalam teaching factory maupun project based learning di sekolah maupun di perguruan tinggi vokasi.
Selain kolaborasi PT INKA dengan sejumlah SMK dan Politeknik, Mendikbudristek juga melaporkan bukti keberhasilan lainnya yaitu SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember yang berhasil mengembangkan teaching factory tambak udang.
‘Laba bersih dari teaching factory bersama industri ini mencapai Rp1,2 miliar per tahun. Hasil tambak juga untuk memenuhi pasar ekspor,” kata Nadiem menandaskan. (Tri Wahyuni)